Terdapat 9.833 berita hoax pada database kami. LDII Bali ikut berpartisipasi aktif dalam melawan hoax untuk Indonesia yang lebih baik
[SALAH] Video “PENJELASAN AHLI VIRUS BAHWA CORONA TIDAK MEMBUNUH”
09 Agustus 2020, 14:53:02
pernyataan bahwa virus corona baru penyebab covid 19, sars cov 2 tidak membunuh itu bertolak belakang dengan fakta yang ada. hingga 22 mei 2020, jumlah kematian akibat covid 19 di dunia telah mencapai 323.256 orang dan di indonesia 1.326 orang. pasien yang meninggal karena covid 19 bukan saja mereka yang memiliki penyakit penyerta dan berusia tua, melainkan juga kelompok usia muda dan tanpa penyakit penyerta. selengkapnya di bagian penjelasan dan referensikategori konten yang menyesatkan akun ditaleni rafia fb.comslankcooters.jombang mengunggah video dengan narasi sebagai berikut dengarkan dan simak baik baik penjelasan ahli virustentang covid 19bahwa corona tidak membunuh video yang diunggah adalah wawancara jawa pos tv dengan mohammad indro cahyono. wawancara itu membahas seputar virus corona baru penyebab covid 19, sars cov 2. narasi virus corona tidak membunuh memang berasal dari pernyataan indro dalam wawancara tersebut, terutama pada bagian akhir segmen, mulai menit 718. pernyataan itu dilontarkan indro untuk menjawab presenter yang bertanya mengenai prediksi darinya soal kapan pandemi covid 19 akan berakhir. indro menjawab bahwa virus corona sebenarnya tidak tahan lama. apabila masyarakat melakukan gerakan massal untuk hidup bersih, minum vitamin, dan cuci tangan, pandemi akan selesai dalam 2 3 minggu. namun, dia menganggap permasalahan pandemi covid 19 ini bergeser ke persoalan lockdown. sebenarnya, intinya kan di virusnya. kalau kita tahu virusnya tidak berbahaya. ya, virus ini memang akan menimbulkan penyakit, tapi tidak menimbulkan kematian. belum tentu menimbulkan kematian bagi manusia normal. nah, kalau ini terjadi ini, tidak ada kehebohan itu semua, katanya. sumber httpsarchive.fo5kk1z arsip penjelasan berdasarkan hasil penelusuran tim cek fakta tempo, klaim bahwa virus corona baru penyebab covid 19, sars cov 2 tidak membunuh adalah klaim yang menyesatkan. hingga 22 mei 2020, jumlah kematian akibat covid 19 di dunia telah mencapai 323.256 orang dan di indonesia 1.326 orang. pasien yang meninggal karena covid 19 bukan saja mereka yang memiliki penyakit penyerta dan berusia tua, melainkan juga kelompok usia muda dan tanpa penyakit penyerta. berdasarkan penelusuran tim cekfakta tempo, wawancara jawa pos tv dengan mohammad indro cahyono dilakukan pada 7 april 2020. jawa pos tv memberikan keterangan bahwa indro adalah seorang ahli virus atau virolog. namun, dalam video itu, tidak dijelaskan bahwa indro sebenarnya merupakan dokter hewan. indro adalah lulusan universitas gajah mada. sejak 2006, ia bekerja di badan penelitian veteriner balitvet, sebuah unit yang berada di bawah pusat penelitian dan pengembangan peternakan kementerian pertanian. di balitvet, indro bertugas sebagai peneliti di laboratorium virologi. pada 2018, indro keluar dari balitvet dan menjadi peneliti di kantor swasta. dilihat dari latar belakang tersebut, indro sebenarnya adalah ahli kesehatan atau ahli virus pada hewan, bukan ahli virus pada manusia. ia juga tidak terlibat dalam penanganan klinis pasien yang terinfeksi covid 19. dengan alasan ini, tempo perlu memeriksa klaim indro dalam wawancaranya dengan jawa pos tv di atas. untuk memverifikasi klaim indro itu, tempo mewawancarai ahli epidemiologi universitas padjajaran, panji fortuna hadisoemarto, dan dokter spesialis paru sekaligus juru bicara tim penanganan covid 19 rumah sakit umum pusat rsup persahabatan, erlina burhan. tempo juga menggunakan data data dari pemberitaan terkait. saat dihubungi pada 22 mei 2020, panji mengatakan bahwa pernyataan indro itu bertolak belakang dengan fakta yang ada. sars cov 2 telah menyebabkan kematian pasien di sejumlah negara, termasuk indonesia. kasus kematian tidak hanya menimpa pasien di kelompok usia tua, melainkan juga di kelompok usia lainnya. faktanya, sudah banyak kematian di mana mana, tingkat kematian sudah cukup tinggi, kata panji. orang berusia tua dan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas, kata panji, memang menjadi kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi covid 19. akan tetapi, mereka yang berusia lebih muda dan tanpa penyakit penyerta juga punya risiko untuk terinfeksi. kelompok ini, meski tanpa gejala, juga berisiko menularkan kepada sesama. menurut panji, virus corona memang memiliki banyak jenis, yang mana beberapa di antaranya menyebabkan flu biasa. namun, beberapa jenis virus corona juga menyebabkan kematian, seperti severe acute respiratory syndrome sars dan middle east respiratory syndrome coronavirus mers, pun sars cov 2 penyebab covid 19. sars cov 2 ini adalah jenis virus corona baru, bukan virus corona yang menyebabkan flu biasa, katanya. panji juga menyatakan bahwa pandemi covid 19 tidak mungkin selesai dalam waktu 2 3 minggu. merujuk kasus pertama yang dilaporkan di indonesia pada 2 maret 2020 lalu, infeksi covid 19 masih terus terjadi sampai hari ini. itu berarti pandemi covid 19 di indonesia telah berlangsung hampir tiga bulan. erlina menjelaskan hal serupa. pandemi covid 19 telah menyebabkan kematian dengan risiko terbesar pada orang tua dan yang memiliki penyakit penyerta. meskipun begitu, sekitar 15 20 persen pasien yang tidak memiliki penyakit penyerta bisa terinfeksi sars cov 2. menurut erlina, mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta bisa terinfeksi saat imunitasnya turun, sebagai dampak dari stres atau kurang istirahat. saat sars cov 2 menginfeksi dan terjadi replikasi virus yang cukup besar pada organ tubuh, hal ini dapat memicu badai sitokin. ini yang bisa merusak sistem organ lain dan bisa menyebabkan kematian, kata erlina. sitokin adalah protein kecil yang dilepaskan oleh banyak sel berbeda di dalam tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh tempat mereka mengkoordinasikan respons terhadap infeksi. reaksi yang berlebihan memicu peradangan. pada beberapa pasien, tingkat sitokin tidak terkontrol yang kemudian mengaktifkan lebih banyak sel imun menghasilkan hiperinflamasi. pada akhirnya, hal itu dapat membahayakan atau bahkan membunuh pasien. tingkat kematian covid 19 di dunia 6,6 persenberdasarkan data kementerian kesehatan, jumlah kasus covid 19 di seluruh dunia per 22 mei 2020 mencapai 4.893.186 kasus dengan 323.256 orang meninggal. tingkat kematian covid 19 di dunia sebesar 6,6 persen. adapun tingkat kematian covid 19 di indonesia mencapai 6,4 persen, dengan jumlah kematian sebanyak 1.326 orang. gugus tugas percepatan penanganan covid 19 mengumumkan bahwa kasus meninggal akibat covid 19 di indonesia paling banyak dialami oleh kelompok rentang usia 30 59 tahun, yakni sebanyak 351 orang dari total kematian sebesar 773 orang per 28 april 2020. jumlah kasus kematian terbanyak kedua adalah pada kelompok rentang usia 60 79 tahun, yaitu 302 orang. kemudian, pada rentang usia 0 4 tahun dua orang, rentang usia 5 14 tahun tiga orang, dan rentang usia 15 29 tahun 19 orang. mencuplik data kasus covid 19 di new york dalam worldometers, kasus kematian covid 19 di sana juga terjadi pada seluruh rentang usia, yakni usia 0 17 tahun 0,06 persen, 18 44 tahun 3,9 persen, 45 64 tahun 22,4 persen, 65 74 tahun 24,9 persen, dan 75 tahun ke atas 48,7 persen. erlina pun mengingatkan bahwa kasus kematian tidak bisa hanya dilihat sebagai angka statistik. sebab, setiap kematian memiliki dampak sosial, baik terhadap keluarga terdekat ataupun lingkungan sekitarnya. referensihttpscekfakta.tempo.cofakta795fakta atau hoaks benarkah virus corona covid 19 tidak bahaya dan tidak sebabkan kematianhttpswww.youtube.comwatchvb15brkcrqwkhttpscovid19.kemkes.go.idsituasi infeksi emerginginfo corona virussituasi terkini perkembangan coronavirus disease covid 19 22 mei 2020.xsi6pzozahshttpstekno.tempo.coread1327284infeksi virus corona begini badai sitokin bisa bikin fatalhttpscovid19.go.idpberitakasus meninggal akibat covid 19 paling banyak usia 30 59 tahunhttpswww.worldometers.infocoronaviruscoronavirus age sex demographics