Terdapat 9.833 berita hoax pada database kami. LDII Bali ikut berpartisipasi aktif dalam melawan hoax untuk Indonesia yang lebih baik
[SALAH] “New Fatwa ‘Sholat Tanpa Wudhu Tanpa Tayamum’ Dari Mbah Kakung,Yang Akan Di Keluarkan Untuk Rakyat Negeri +62”
09 Agustus 2020, 14:53:09
wakil presiden maruf amin meminta mui menerbitkan fatwa salat tanpa wudu untuk petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri apd saat merawat pasien covid 19 bukan untuk umum. selengkapnya dibagian penjelasan dan referensikategori konten yang menyesatkan akun putra inka fb.comdennissikobo.taww menunggah sebuah gambar tangkapan layar artikel berjudul maruf amin minta mui terbitkan fatwa shalat tanpa wudhu tanpa tayamum yang dimuat di situs swarakyatdotcom dengan narasi sebagai berikut akan keluar new fatwa yang menurut saya tambah nyleneh dan somplak,bagaimana menurut pemirsa tentang new fatwa dari mbah kakung,yang akan di keluarkan untuk rakyat negeri 62. sumber httpsarchive.mdctroc arsip penjelasan berdasarkan hasil penelusuran tim cek fakta medcom, klaim bahwa akan keluar fatwa baru dari wakil presiden maruf amin tentang salat tanpa wudu dan tayamum untuk rakyat indonesia adalah klaim yang salah. faktanya, wakil presiden maruf amin meminta mui menerbitkan fatwa salat tanpa wudu untuk petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri apd saat merawat pasien covid 19 bukan untuk umum. saat ditelusuri, artikel berita yang terdapat di gambar yang diunggah sumber klaim memang terdapat di situs swarakyatdotcom. namun ada ketidaksesuaian antara judul berita dan substansi artikel berita tersebut. artikel berita tersebut menjelaskan, mui diminta mengeluarkan fatwa yang membolehkan petugas medis covid 19 salat tanpa berwudu. dilansir dari artikel medcom.id berjudul wapres minta mui terbitkan fatwa pemulasaraan jenazah covid 19 menjelaskan wakil presiden maruf amin meminta majelis ulama indonesia mui mengeluarkan fatwa terkait pemulasaraan jenazah positif covid 19 atau korona. sekaligus fatwa tata cara berwudu petugas medis yang merawat pasien covid 19.pasalnya, terang maruf petugas medis tidak sembarang bisa melepas pelindung diri apd saat waktu salat tiba ketika hendak berwudu.saya mohon ada fatwa, misalnya tentang kebolehan orang yang salat tanpa wudu atau tayamum. karena ini sudah dihadapi oleh para petugas medis, ujar maruf. permintaan maruf pun diiyakan oleh mui dengan mengeluarkan fatwa petugas medis covid 19 boleh salat tanpa wudu. dilansir dari medcom.id, majelis ulama indonesia mui menerbitkan fatwa nomor 17 tahun 2020. fatwa menyatakan tenaga medis dengan alat pengaman diri apd yang menangani pasien virus korona covid 19 boleh tidak wudu karena dalam keadaan mendesak.dalam kondisi hadas dan tidak mungkin bersuci wudu atau tayamum, maka ia melaksanakan salat boleh dalam kondisi tidak suci dan tidak perlu mengulangi iadah, bunyi fatwa mui yang disahkan ketua komisi fatwa mui hasanuddin af dan sekretaris komisi fatwa mui asrorun niam sholeh di jakarta, kamis, 26 maret 2020.hasanuddin mengatakan salah satu poin penting fatwa itu yakni tenaga kesehatan muslim yang merawat pasien covid 19 dengan apd tetap wajib melaksanakan salat dengan berbagai kondisinya diikuti sejumlah keringanan. fatwa bisa menjadi pedoman salat bagi tenaga kesehatan yang memakai apd saat menangani pasien covid 19. hasanuddin menjelaskan, manakala kondisi tenaga medis berada dalam rentang waktu salat dan memiliki wudu, boleh melaksanakan salat dalam waktu yang ditentukan, meski tetap memakai apd. sementara, dalam kondisi sulit berwudu, maka bertayamum, kemudian melaksanakan salat.hasanuddin menambahkan apabila apd yang dipakai terkena najis dan tidak memungkinkan untuk dilepas atau disucikan, maka boleh melaksanakan salat dalam kondisi tidak suci dan mengulangi salat iadah usai bertugas. dia mengatakan ketika kondisi jam kerja tenaga medis sudah selesai, atau sebelum mulai kerja masih mendapati waktu salat, maka wajib salat fardu sebagaimana mestinya.kemudian, bila tenaga medis bertugas mulai sebelum masuk waktu zuhur atau magrib, dan berakhir di waktu asar atau isya, maka boleh melaksanakan salat dengan jamak takhir. sementara, dalam kondisi bertugas mulai saat waktu zuhur atau magrib dan diperkirakan tidak dapat melaksanakan salat asar atau isya, maka boleh melaksanakan salat dengan jamak taqdim.dalam kondisi ketika jam kerjanya berada dalam rentang waktu dua salat yang bisa dijamak zuhur dan asar, serta magrib dan isya, maka ia boleh melaksanakan salat dengan jamak, kata hasanuddin. referensihttpswww.medcom.idtelusurcek fakta8n00d35n cek fakta ma ruf amin minta mui terbitkan fatwa salat tanpa wuduhttpsarchive.vnh4yyz arsip artikel berjudul maruf amin minta mui terbitkan fatwa sholat tanpa wudhu tanpa tayamumhttpswww.medcom.idnasionalperistiwa1bvj40pb wapres minta mui terbitkan fatwa pemulasaraan jenazah covid 19httpswww.medcom.idnasionalperistiwaynlgqxyk fatwa mui paramedis tangani korona boleh salat tanpa wudu