Bukan jurnalis. Ketika dicari, kata kunci Fira Aziz mengarah kepada Feroza Aziz, seorang remaja asal Amerika Serikat yang sempat viral karena postingan mengkritik perlakuan Cina terhadap muslim Uighur di TikTok. Sejauh ini, tidak ada pula bukti-bukti yang bisa diakses secara terbuka mengenai apakah TikTok berkontribusi dalam pembiayaan kamp Uighur.

Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
============================================

Akun Sandt Astiga (fb.com/hasan.garut.9026) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:

“Masihkah sahabat bermain TIK-TOK sekalipun bukan tuk pamer aurat?
Seorang jurnalis muda dari Amerika bernama “Fira Aziz” datang ke Negeri Bambu (Cina) mencari kantor Tik-tok, menggali informasi kemanakah keuntungan aplikasi tik-tok mereka salurkan…
Ternyata diantara keuntungannya disalurkan untuk membuat camp konsentrasi warga Uighur…
Sahabat pernah mendengar kisah pilu Uighur???
Di camp tersebut anak2 muslim dipisahkan dari Orangtuanya untuk dicuci otak…
Disana saudara kita dipaksa Murtad…
Jika laki2 yang menolak, disiksa sampai mati…
Jika perempuan yang menolak, diperkosa oleh banyak lelaki sampai mati…

Anda tidak menyangka??? Anda Iba??? Anda peduli dengan Nasib saudara kita disana??? Hapus segera aplikasi Tik-Tok di HP anda! #TagMySelf #TagMyMuslimBrother”

Sumber : https://archive.vn/sFNHP (Arsip)

============================================

PENJELASAN

Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya jurnalis muda asal Amerika, Fira Azis datang ke Cina mencari kantor TikTok dan mengungkapkan bahwa keuntungan aplikasi TikTok disalurkan untuk membuat kamp konsentrasi warga Uigur adalah klaim yang keliru.

Bukan jurnalis. Ketika dicari, kata kunci Fira Aziz mengarah kepada Feroza Aziz, seorang remaja asal Amerika Serikat yang sempat viral karena postingan mengkritik perlakuan Cina terhadap muslim Uighur di TikTok. Sejauh ini, tidak ada pula bukti-bukti yang bisa diakses secara terbuka mengenai apakah TikTok berkontribusi dalam pembiayaan kamp Uighur.

Berdasarkan artikel yang dimuat di turnbackhoax.id pada 6 Januari 2020 yang berjudul “[SALAH] Pemasukan TikTok Digunakan untuk Mendirikan Kamp Konsentrasi Muslim Uighur China”, nama Fira Aziz, wartawan Amerika Serikat yang disebut melakukan kunjungan ke kantor TikTok di China, tidak ditemukan dalam platform database jurnalis PressHunt (presshunt.co) dan PressFarm (press.farm).

Dikutip dari Tempo.co, nama Fira Azis identik dengan nama Feroza Aziz yang videonya pernah viral di TikTok karena menuding pemerintah Cina telah memasukkan umat muslim ke “kamp konsentrasi”. Namun, Feroza bukan jurnalis. Ia adalah siswa sekolah menengah berusia 17 tahun dari New Jersey, AS.

Belakangan, Feroza mencuit bahwa TikTok memblokir akunnya. Namun, TikTok membantah klaim tersebut. TikTok mengatakan telah secara permanen melarang salah satu akun lama Feroza pada 15 November 2019 karena mengirim sebuah video, tidak ada kaitannya dengan video yang viral itu, yang melanggar aturan terkait terorisme. Setelah mendapatkan berbagai kecaman, TikTok mencabut blokirnya dan mengaktifkan kembali akun Feroza.

Sensor itu memunculkan analisa dari para ahli di Pusat Kebijakan Siber Internasional Institut Kebijakan Strategis Australia. Dalam laporannya yang dilansir dari The Washington Post, mereka menyimpulkan bahwa banyak perusahaan teknologi Cina yang “terlibat dalam perilaku yang sangat tidak etis di Xinjiang, di mana pekerjaan mereka secara langsung mendukung dan memungkinkan pelanggaran HAM massal”.

Juru bicara ByteDance (perusahaan induk TikTok), Anna Wang, mengatakan bahwa layanan keamanan dapat membuka akun di platformnya. Namun, Wang menuturkan bahwa ByteDance “tidak memproduksi, mengoperasikan, atau menyebarkan produk atau layanan apa pun yang terkait dengan pengawasan”.

REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2020/01/06/salah-pemasukan-tiktok-digunakan-untuk-mendirikan-kamp-konsentrasi-muslim-uighur-china/
https://cekfakta.tempo.co/fakta/962/fakta-atau-hoaks-benarkah-jurnalis-as-ini-ungkap-profit-tiktok-dipakai-untuk-kamp-uighur