HasilPeriksa Fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO IISIP Jakarta).

Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan DokterIndonesia (IDI) Adib Khumaidi menilai, klaim Hadi Pranoto telah menemukan obatherbal antibodi Covid-19 meragukan. Dia mempertanyakan institusi yang menjaditempat penelitian obat itu. Kemudian dia juga ragu bahwa obat tersebut sudahmelewati uji klinis.

= = = = =

KATEGORI: KONTEN YANG MENYESATKAN

= = = = =

SUMBER: FACEBOOK

https://archive.fo/spJRz

= = = = =

NARASI:

“Berlokasi di Pulau Tegal Mas, Lampung, saya ngobrol dengan Profesor Hadi Pranoto.
.
Nama Prof. Hadi Pranoto sulit sekali di cari di internet. Ada tapi sedikit sekali. Padahal sejak bulan Mei beliau sudah menemukan Antibodi Covid 19 ini. Dan sekarang Antibodi Covid 19 ini sudah terbukti menyembuhkan banyak orang. Wisma Atlet pun mendapat pasokan obat ini dan pasien terbukti sembuh.
.
Kenapa berita tentang Prof. Hadi Pranoto tidak dibesarkan ?
.
Bagian kedua dari video ini akan lebih seru.”

= = = = =

PENJELASAN:

Pada tanggal 31 Juli lalu, akun youtube@duniamanji mengunggah sebuah video Anji mewawancarai seseorang bernama HadiPranoto yang mengaku sebagai Profesor dan Ahli mikrobiologi. Meski telahdihapus oleh pihak Youtube, namun videonya telah tersebar ke berbagai media, salah satunya Facebook milik Anji(Anji Manji). Dalam wawancara tersebut, Hadi mengklaimbeberapa hal:

1. Mengaku bergelar Profesor dan Ketua TimRiset Formula Antibodi Covid-19.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di websitePangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) ada nama Hadi Pranoto dengan gelarakademik doktor (Dr) lulusan S3 Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun foto HadiPranoto di website Dikti tersebut berbeda dengan Hadi Pranoto yang tampil diYouTube musisi Anji.

Saat dikonfirmasi mengenai latar belakangpendidikan S-3 dari IPB atas nama Hadi Pranoto di data Dikti, Hadi Pranotomembenarkannya. “Iya,” kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com viaWhatsApp mengenai pendidikan terakhirnya tersebut, Senin (3/8/2020).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPBUniversity Yatri Indah Kusumastuti melalui rilis ke Kompas.com membantah jikaHadi Pranoto lulusan S3 IPB. “Menurut penelusuran di internal institusikami, sosok Hadi Pranoto yang dimaksud Kompas.com adalah orang yang berbedadengan Hadi Pranoto yang merupakan alumnus IPB (saat ini dosen UniversitasMulawarman). Nama sama, tetapi beda orang,” tulis Yatri dalam rilis, Senin(3/8/2020).

2. Dosen di Universitas Mulawarman

Hadi Pranoto yang merupakan dosen diUniversitas Mulawarman menegaskan jika ia bukanlah Hadi Pranoto yang tampil diYouTube musisi Anji. “Dari fotonya juga bukan saya, terus bidangkeahliannya juga bukan saya, dia (Hadi yang viral di YouTube musisi Anji) itukan ngomongnya profesor dan bidang keahliannya Mikrobiologi, sedangkan sayabidangnya Agroforestri dan dosen Fakultas Pertanian dan saya alumni IPB S3, S1UMM Malang, S2 Mulawarman Samarinda,” bebernya.

3. Bahwa dia telah menemukan cairan antibodiCovid-19.

Jubir Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmitomenegaskan obat herbal yang diatur di Indonesia terdiri dari jamu, obat herbalberstandar, dan fitofarmaka. Dia meminta masyarakat jeli dan memeriksa apakahobat itu sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau KementerianKesehatan. “Apabila ramuan herbal tersebut masih dalam tahap penelitiandan belum ada bukti ilmiah tentang keamanan dan efektivitasnya, maka tidakboleh dikonsumsi oleh masyarakat,” ucap Wiku.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahandan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan yang pernah menjadi JuruBicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menganggap klaimtersebut sebagai pembodohan. Menurut Yuri, ada sejumlah hal yang tidakdijelaskan dalam klaim obat Covid-19 yang disampaikan Hadi Pranoto. Ia memintaHadi Pranoto untuk datang kepada pemerintah jika memang benar-benar telahmenemukan obat untuk Covid-19. “Kalau memang dia menemukan, suruh datangke pemerintah dan suruh menunjukkan buktinya,” papar Yuri.

4. Virus corona baru bisa mati jika terkenapanas hingga 350 derajat celsius.

Pengajar mikrobiologi Fakultas KedokteranUniversitas Airlangga, Agung Dwi Wahyu Widodo mematahkan pernyataan HadiPranoto bahwa virus penyebab Covid-19 baru bisa mati di suhu 350 derajatcelsius. Dari pengalaman Agung, pada suhu 120 derajat saja virus sudah inaktif.“Selama ini kami pakai autoklaf yang 120 derajat, itu virusnya sudah inaktif,”kata Agung saat dihubungi, Ahad, 2 Agustus 2020. Autoklaf adalah alat pemanastertutup yang digunakan untuk sterilisasi benda menggunakan uap panas dantekanan tinggi.

5. Telah mendistribusikan obat herbal itu kesejumlah daerah di Sumatera, Jawa, Bali, dan kalimantan. Di Jakarta, obat inididistribusikan ke RS Darurat Wisma Atlet.

Dokter spesialis paru-paru Dr. Arief RiadiArifin, SpP, MARS, FISR yang juga didaulat sebagai Koordinator Dokter SpesialisParu BNPB dan RSD Wisma Atlet mengatakan bahwa dirinya tak tahu menahu denganobat yang dimaksud Hadi.

“Saya tidak pernah pernah tau obat atauherbal yang dimaksud Hadi tersebut. Kalau obat atau herbal yang diberikan harusmelalui komisi etik Rumah Sakit,” kata Arif kepada Suara.com, Minggu(2/8/2020).

6. Covid-19 dibagi menjadi beberapa golongan.Golongan A adalah yang bisa dideteksi dengan rapid test. Golongan B dan Cadalah yang tidak bisa dideteksi dengan rapid test, tapi bisa dideteksi dengantes swab. Sementara golongan D adalah yang tidak bisa dideteksi dengan tesswab, tapi bisa dideteksi dengan tes DNA untuk melihat apakah virus sudah masukke jaringan pembuluh darah atau masih dalam proses asimilasi untuk masuk ketubuh melalui oksigen.

Tidak ada penggolongan Covid-19 yangdidasarkan pada kemampuan deteksinya. Sejauh ini, tes PCR dianggap palingakurat untuk mendeteksi Covid-19 dibandingkan rapid test antibodi. Tes PCRCovid-19 sudah dikembangkan untuk mendeteksi SARS-CoV-2 yang diambil darilendir di saluran pernapasan. Dalam tes PCR ini, terdapat materi genetiksintetik atau primer yang hanya bisa menempel pada urutan materi genetikSARS-CoV-2. Tes PCR bisa mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 tanpa harus menunggumunculnya antibodi seperti rapid test.

Sementara terkait klaim golongan D yang hanyabisa dideteksi dengan tes DNA, keliru. Menurut ahli biologi molekuler Ahmad RusdanHandoyo Utomo, materi genom SARS-CoV-2 adalah RNA sehingga tidak akan bisadideteksi dengan tes DNA. “Jadi, sampai kiamat pun, enggak akan ketemu virusnyakalau dites dengan tes DNA,” kata Ahmad.

Hal ini juga diungkapkan oleh pakar penyakitdalam spesialis paru-paru Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, danKeperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Sumardi. Menurut dia, virus Coronajenis baru penyebab Covid-19 ini merupakan virus RNA. Virus RNA yaitu strainyang saat bertemu dengan inang dapat membuat salinan baru yang bisa terusmenginfeksi sel lain.

7. Tes digital teknologi murah seharga Rp 10ribu.

Wakil Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman,Herawati Sudoyo, menyatakan tidak mengetahui adanya tes Covid-19 yang bernamadigital teknologi seperti yang dikatakan Hadi Pranoto, yang hanya bertarif Rp10-20 ribu. Dia mengatakan tenaga medis di dunia menggunakan reversetranscriptase polymerase chain reaction (PCR). “Itu juga yang digunakan diIndonesia,” katanya.

Senada dengan Herawati, pengajar mikrobiologiFK Unair, Agung Dwi Widodo, tidak paham dengan maksud digital teknologi yangdisebutkan Hadi. Dia pun bercerita tentang sejumlah guru besar yang sempatmerasa jengkel dengan klaim tes Covid-19 yang dikatakan oleh Hadi tersebut.“Kalau ada tes yang berbasis digital teknologi itu murah, maka semua sampel diini Surabaya mau dikirim ke Hadi Pranoto,” canda Agung.

Pria yang berprofesi sebagai doktermikrobiologi klinis itu juga berkata tes Covid-19 tergolong mahal karenasejumlah penyebab. Beberapa di antaranya adalah petugas mesti menggunakan alatpelindung diri (APD) saat mengambil sampel; jumlah mesin pengujian yangterbatas; dan reagen yang masih impor.

8. Covid-19 bisa terdeteksi lewat keringat.

Pengajar mikrobiologi FK Unair, Agung DwiWidodo mengatakan belum ada penelitian yang menyebut bahwa deteksi Covid-19bisa dilakukan melalui keringat. Yang terbaru, kata dia, banyak ilmuwanmenyebut bahwa tes Covid-19 bisa menggunakan air liur atau saliva. Senada denganAgung, Wakil Ketua IDI Adib Khumaidi mengatakan belum ada penelitian yangmenyebut bahwa tes Covid bisa menggunakan keringat. “Belum ada penelitiansecara ilmiah yang membuktikan itu,” kata Adib.

9. Vaksin Covid-19 hanya akan semakin merusakorgan.

Cara vaksin COVID-19 tak berbeda jauh padavaksin pada umumnya. Di dalam vaksin terdapat berbagai produk biologi, danbagian dari virus atau bakteri, maupun virus atau bakteri yang sudahdilemahkan. Produk inilah yang beguna untuk merangsang munculnya antibodi ataukekebalan tubuh.

Dengan kata lain, cara kerja vaksin viruscorona sama dengan vaksin lainnya. Vaksin COVID-19 akan merangsang sistemimunitas untuk membuat zat kekebalan tubuh (antibodi) yang bertahan cukup lama.Nah, zat ini nantinya akan melawan antigen dari patogen (virus corona) COVID-19masuk ke dalam tubuh. Bila antigen penyakit COVID-19 menyerang kembali, makaakan muncul reaksi imunitas yang kuat dari tubuh. Tujuannya untuk menghancurkanantigen tersebut.

10. Masker tidak dapat mencegah transmisiCovid-19.

Dari hasil penelitian para peneliti di Texasdan California, Amerika Serikat peneliti membandingkan tren tingkat infeksiCovid-19 di Italia dan New York AS, sebelum dan sesudah aturan penggunaanmasker wajah diwajibkan. Hasil penelitian yang diterbitkan di ProsidingNational Academy of Sciences menyebutkan, kedua lokasi mulai menunjukkantingkat infeksi melandai setelah kewajiban penggunaan masker wajahdiberlakukan. Memakai masker ditemukan dapat mencegah lebih dari 78.000 infeksidi Italia selama 6 April dan 9 Mei, dan lebih dari 66.000 infeksi di New YorkCity selama 17 April dan 9 Mei.

Hadi Pranoto akhirnya mengakui bahwa dirinyamemang bukan dokter atau profesor. Itu hanya sebutan dari teman-temannya. Hadimengklaim teman-temannya selama ini kagum atas dirinya sebagai anak bangsa yangbisa menjadi penemu.

“Saya tak pernah declare diri saya seorangdokter atau seorang profesor. Itu kan panggilan kesayangan teman-teman sayakarena merasa bangga ada anak bangsa, orang kecil, bisa menemukan suatu herbalyang bermanfaat untuk pengobatan Covid-19,” ujarnya.

= = = = =

REFERENSI:

https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4320558/cek-fakta-benarkah-klaim-hadi-pranoto-soal-obat-corona-covid-19

https://cekfakta.tempo.co/fakta/927/fakta-atau-hoaks-benarkah-klaim-klaim-hadi-pranoto-dalam-video-milik-anji-ini

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/03/064730565/klaim-obat-covid-19-hadi-pranoto-sebaiknya-sampaikan-jika-sudah-teruji-dan?page=all

https://www.halodoc.com/artikel/cara-kerja-vaksin-virus-corona-pada-tubuh?utm_tracker=eefa18ea-bd52-4d9f-a67b-6c397ccf1608

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/14/114606220/terbukti-pakai-masker-jadi-cara-terbaik-cegah-infeksi-covid-19

https://kumparan.com/kumparannews/mempertanyakan-klaim-prof-hadi-pranoto-temukan-antibodi-covid-19-1tvQR2Yz9PL/full

https://www.suara.com/health/2020/08/03/121757/hadi-pranoto-klaim-obat-covid-19-masuk-wisma-atlet-ini-kata-dokter-di-sana?page=all

https://amp.kompas.com/regional/read/2020/08/03/12520341/hadi-pranoto-yang-klaim-obat-covid-19-mengaku-bergelar-doktor-s3-ipb

https://www.jawapos.com/nasional/03/08/2020/akui-bukan-dokter-hadi-pranoto-itu-hanya-panggilan-kesayangan/