HasilPeriksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO UniversitasPendidikan Indonesia)

Narasidalam video tersebut tidak secara valid menyatakan bahwa Pemerintahan Jokowiterancam menyerahkan Indonesia kepada China karena ekonomi yang semakin hancurdan terlilit utang, beberapa gambar dan cuplikan video dari berbagai sumberyang ditampilkan tidak ada kaitannya dengan judul beserta konten video.

=====

Kategori:Misleading Content/Konten yang Menyesatkan

=====

Sumber: Youtube

https://web.archive.org/web/20200701111419/https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=YqEtYirDn4o

=====

Narasi:

“EKONOMIMAKIN HANCUR & TERLILIT UTANG, PEMERINTAHAN JOKOWI T3R4NC4M SERAHKANINDONESIA Pada CHINA”

=====

Penjelasan:

AkunFacebook Berita viral mengunggah sebuah video dengan judul “EKONOMI MAKINHANCUR & TERLILIT UTANG, PEMERINTAHAN JOKOWI T3R4NC4M SERAHKAN INDONESIAPada CHINA” yang bersumber dari kanal Youtube Rahasia Politik.

Dalamvideo tersebut disebutkan bahwa Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani merinciutang untuk penanganan Covid-19 yang didominasi oleh penerbitan Surat BerhargaNegara (SBN) sebesar Rp1.289,3 triliun ditambah penarikan pinjaman Rp150,5triliun. Khusus utang dari Surat Berharga Negara, di antaranya 221,4 triliunsudah dipenuhi pemerintah dari hasil lelang penerbitan surat utang pandemicorona atau Pandemic Bond dalam beberapa waktu terakhir.

Selainitu, disebutkan juga pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pertumbuhanekonomi Indonesia yang masih relatif baik sebab angka pertumbuhannya masihpositif di tengah pandemik Corona. Jokowi juga merinci ekonomi China turun  6,8% dari sebelumnya 6%, artinya selisihpenurunan kinerja ekonominya mencapai 12.8%

Berdasarkanhasil penelusuran, diketahui bahwa narasi yang dibacakan dalam video tersebutberasal dari pemberitaan cnnindonesia.com dengan judul “Sri Mulyani Rinci UtangRp1.439,8 T untuk Penanganan Corona” dan “Walau Anjlok, Jokowi Sebut Ekonomi RILebih Baik dari China” yang keduanya terbit di cnnindonesia.com pada 6 Mei2020. Namun, narasi dalam video yang menyebutkan hasil lelang penerbitan suratutang pandemik corona atau Pandemic Bond sebesar 221,4 triliun rupiah merupakaninformasi yang tidak benar.

Dilansirdari finance.detik.com, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko(DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan pemerintah resmi batal menerbitkansurat berharga negara (SBN) khusus penanganan pandemi Corona atau PandemicBond. Hal tersebut terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) siap masuk ke pasarperdana menjadi the last resort pemerintah untuk menyerap sisa penerbitan SBNbaik SUN ( Surat Utang Negara) maupun SBNS (Surat Berharga Syariah Negara).Sedangkan uang sebesar Rp 221,4 triliun merupakan realisasi penarikan SBNhingga April 2020.

Dalamvideo tersebut juga tidak disebutkan bahwa Pemerintahan Jokowi terancammenyerahkan Indonesia kepada China yang disebabkan oleh keadaan ekonomi negarayang semakin buruk dengan hutang yang melilit Indonesia. Presiden Joko Widododalam Sidang Kabinet Paripurna Pagu Indikatif RAPBN 2021 di Istana Merdeka pada6 Mei 2020 menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dariChina sebab angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif di tengahpandemik Corona.

“Cobakita lihat beberapa negara yang kontraksi dan tumbuh negatif, China turun dariplus enam persen menjadi minus 6,8 persen, artinya year on year deltanya 12,8persen.” ungkap Presiden Jokowi.

Berdasarkandari pemaparan di atas, maka konten video yang unggah di Facebook dan YouTubemasuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan. Sebab,informasi di dalamnya tidak ada pernyataan mengenai Indonesia yang terancamdiserahkan kepada China dan hanya menarasikan pemberitaan daricnnindonesia.com.

=====

Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200506171316-532-500818/sri-mulyani-rinci-utang-rp14398-t-untuk-penanganan-corona

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5006855/ini-alasan-pemerintah-batal-terbitkan-surat-utang-corona

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200506111517-532-500596/walau-anjlok-jokowi-sebut-ekonomi-ri-lebih-baik-dari-china