Informasitersebut tidak sesuai fakta. Tim Gugus Tugas beserta Pemerintah Kota menjelaskanmeski sempat ada puluhan warga yang menjalani tes swab, nyatanya warga-wargatersebut tidak sepenuhnya berasal dari klaster hajatan. Tidak benar pula terkaitnarasi yang menyebut bahwa biaya akan dibebankan kepada pemilik hajatan.
Selengkapnyaterdapat di penjelasan!
KATEGORI:FALSE CONTEXT
===
SUMBER:PESAN BERANTAI WHATSAPP
===
NARASI:Penjemputan warga ampel boyolali+71 orang posif corona.. Ke rumah sakit Muwardisolo Boyolali sudah tidak tertampung lagi. Klaster orang abis hajatan semua biayadi bebankan yyang punya hajat….
Yaalloh menopo ingkang bade damel ya alloh
===
PENJELASAN:Beredar informasi perihal 71 warga Ampel, Boyolali dinyatakan positif dandijemput oleh petugas medis untuk dibawa menuju RSUD Moewardi, Solo. Menurut pesanyang beredar, warga-warga tersebut terinfeksi virus corona setelah datang keklaster hajatan. Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahuibahwa informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta.
Melansirdari solopos.com, Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19Kabupaten Boyolali, Masruri menyatakan informasi tersebut tidak benar. Masruri menjelaskanbahwa memang terdapat puluhan warga yang dijemput untuk menjalani test swab. Warga-wargayang tersebut tidak sepenuhnya berasal dari klaster hajatan, melainkan jugadari klaster para pedagang di pasar. Masruri juga turut membantah informasi yangmenyebut bahwa seluruh biaya ditanggung oleh pemilik hajatan.
Bantahanlain juga dituturkan oleh Camat Ampel, Dwi Sundarto yang menyatakan bahwa wargadi Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari dijemput tim Gugus Tugas, buntut dari seorangpedagang pasar positif Covid-19. Lebih lanjut Dwi menjelaskan bahwa narasi 71orang dibawa ke RSUD Moewardi juga tidak sesuai. Tepatnya sebanyak 33 orangmenjalani test swab, dan 20 dinyatakan positif Covid-19.
===
REFERENSI: