Narasi yang beredar di wilayah Semarang tersebut diketahui tidak sesuai dengan fakta. Hal itu disampaikan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang menyatakan bahwa petugas rapid atau swab test selalu mengganti sarung tangan setiap kali ganti pasien.

Selengkapnyaterdapat di penjelasan!

KATEGORI: FALSE CONTEXT

===

SUMBER:PESAN BERANTAI WHATSAPP

===

NARASI:Info Tentang Rapid Tes Massal atau Per-kelompok

Mohonmenjadi perhatian bagi diri kita sendiri maupun keluarga dan kolegaanda/panjenengan semua.

Bilatiba-tiba anda/panjenengan terjebak dalam oprasi rapid tes dadakan/ujug ujugdatang petugas yang mengharuskan mengikuti rapid tes, maka perlu diperhatikansarung tangan petugs, kalau sarung tangan yang dipakai hanya itu-itu saja(satu) yang dipakai, tanpa ganti ganti, dimana setelah petugas itu pegangorang/oasien yang rapid tes, kemudian tanpa ganti sarung tangan petugas lalumemegang anda/panjenengan, maka disinilah letak rawannya penularan virus nya,karena kita ngga tau dan petugas pun ngga tau, apakah orang yang dipegangsebelum kita tadi, orang tersebut positif/reaktif atau negatif..

jadipenularan bukan karena kita berada ditempat umum saja, akan tetapi saat rapidtes dilakukan massal

===

PENJELASAN:Masyarakat Kota Semarang dikejutkan dengan beredarnya informasi perihal bahayadari sarung tangan yang digunakan oleh petugas rapid atau swab test. Dalam narasiyang beredar, disebutkan bahwa sarung tangan petugas berbahaya lantaran bisamenularkan virus corona atau Covid-19 dari pasien sebelumnya.

Menanggapi informasi tersebut, Dinas Kesehatan akhirnya angkat bicara. Melansir dari timesindonesia.co.id, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menegaskan bahwa narasi tersebut tidak sesuai dengan fakta. Abdul menjelaskan bahwa kegiatan swab atau rapid test dipastikan selalu mematuhi standar operasional prosedur penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

“Petugasrapid atau swab test DKK Semarang selalu mengganti sarung tangan setiap kaliganti pasien. Jadi masyarakat tidak perlu resah atau khawatir dengan isu penularanCovid-19 melalui sarung tangan petugas seperti yang diberitakan dalam pesankaleng tersebut,” jelas Abdul.

Lebihlanjut Abdul menuturkan, bahwa setiap pasien yang diperiksa oleh timpenjaringan lapangan saat tes massal juga diwajibkan memenuhi protokolkesehatan yang sudah ditentukan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudahmelalukan tes.

“Demikianjuga halnya pasien diharuskan cuci tangan dengan sabun atau handsanitizersetelah mendapatkan pelayanan, sehingga tidak terjadi penularan virus,”tambahnya.

===

REFERENSI:

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/274880/dinkes-kota-semarang-sanggah-berita-hoaks-penularan-covid19-saat-tes-massal
https://jateng.tribunnews.com/2020/05/31/dinkes-semarang-kena-serangan-hoaks-sarung-tangan-rapid-test-massal-bikin-penularan-virus-corona
https://jogja.suara.com/read/2020/05/05/191649/cerita-petugas-pengambil-swab-rsud-wates-dibuat-tak-bisa-tidur-semalaman