Tehdan lemon tidak terbukti dapat menyembuhkan penderita virus Corona atauCovid-19. Vietnam bisa berhasil mengatasi wabah Covid-19 dengan tidak adakorban meninggal lantaran strategi kebijakan pemerintahannya, bukan karena teh danlemon.
=====
Kategori:Misleading Content/Konten yang Menyesatkan
=====
Sumber: Whatsapp
=====
Narasi:
“Kabargembira dan istimewa.. Vietnam korban covid 19 tidak ada yng mati…Beritasuper.. obat virus covid 19 sudahtercapai informasi dari negara Vietnam.. virus covid 19 tidak menyebabkankematian.. ternyata resepnya sangat sederhana tapi sangat ampuh.. hanya 1teh..2 lemon..minumlah teh panas setelah di campur perasan lemon..dapat segeramembunuh virus covid 19..dan dapat sepenuhnya menghilangkan virus covid 19 daritubuh…2 bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa..karena ketika malam tiba sistem tubuh menjadi asam.. kemampuan detensif jugaakan berkurang.. itulah sebabnya orang Vietnam santai saja dengan menyebarnyavirus covid 19… Di Vietnam rata2 semua orang minum segelas air panas dengansedikit lemon di malam hari… Karena telah terbukti membunuh virus covid 19secara total… Bagikan resep sakti ini kepada siapapun untuk memburu pahala…Resep sederhana ini sangat efektif karena tidak akan terinfeksi virus covid19.. Atas izin Tuhan YME…Selamat mencoba…”
=====
Penjelasan:
Beredarpesan berantai melalui Whatsapp yang menyatakan bahwa di Vietnam korban virusCorona atau Covid-19 tidak ada yang mati lantaran kebiasaan meminum teh panas dicampurperasan lemon. Disebutkan pula komposisi pembuatan campuran minuman teh danlemon dalam narasi yang beredar.
Berdasarkanhasil penelusuran, diketahui bahwa klaim narasi itu tidak benar. Sebab, klaimcampuran teh dan lemon untuk mengobati Covid-19 sudah diperiksa faktanya dalamartikel “[SALAH] Obat Virus Corona Ditemukan Hanya Berbahan Lemon dan TehHangat” bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa campuranteh dan lemon dapat digunakan untuk mengobati Covid-19.
KetuaUmum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih sudah pernah memberikanpernyataan terkait isu teh dan lemon sebagai obat Covid-19. Ia menyatakan bahwahal tersebut belum terbukti benar dan belum ada penelitian ilmiahnya.
“Belumada bukti yang membenarkan hal tersebut,” kata Faqih.
Selainitu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan JamuIndonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSi, untuk memastikan kebenaran narasitersebut. Inggrid pun langsung menyebutkan bahwa informasi tersebut adalahinformasi palsu atau hoaks. “Ini (narasi yang beredar) hoaks,” kataInggrid melalui pesan singkat, Senin (20/4/2020).
Lebihlanjut Inggrid menjelaskan, lemon dan teh masing-masing memang bersifatantioksidan. Jika dicampur, maka sifat antioksidan dalam campuran tersebut akanlebih tinggi lagi. “Bahan alam yang bersifat antioksidan, biasanyabersifat meregulasi sistem imun dengan menangkal radikal bebas pada prosesperadangan,” ujar dia.
Adapun,perihal strategi Vietnam untuk mengatasi Covid-19 sehingga tidak ada korbanmeninggal tidak terkait dengan penggunaan campuran teh dan lemon, melainkankebijakan cepat tanggapnya. Berikut kutipan berita yang membahas kebijakanVietnam dalam mengatasi Covid-19:
[…]Resep Vietnam Perangi Corona hingga Nol Korban Jiwa
Jakarta– Vietnam mulai bisa bernapas lega karena pertarungannya melawan Coronasepertinya akan segera berakhir. Hingga kini tak ada laporan kasus kematianakibat Corona di sana dan penerbangan akan segera dibuka.
PenangananCOVID-19 di negara itu memang patut diacungi jempol. Vietnam yang berbatasandengan China yang sempat menjadi pusat penyebaran COVID-19 mampu dianggap mampumenekan laju penyebaran virus tersebut.
Sejakpandemi COVID-19 mulai menyebar, Pemerintah Vietnam telah menyatakan ‘perang’melawan COVID-19. Kebijakan-kebijakan untuk mencegah penyebaran pun dilakukandi Vietnam.
“Memerangiepidemi ini, berarti memerangi musuh,” kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phucdalam pertemuan Partai Komunis sebelum pandemi itu menyerang Vietnam, dilansirDW pada Minggu (12/4/2020).
Lantas,bagaimana Vietnam bisa melakukan itu semua?
Karantinadan Pelacakan yang Ketat
Salahsatu kebijakan yang dilakukan untuk melakukan perlawanan terhadap COVID-19adalah kebijakan karantina yang ketat, dan melakukan penelusuran lengkap semuaorang yang kontak dengan pasien COVID-19 tersebut. Langkah-langkah inidilaksanakan jauh lebih awal dari China, di mana penguncian seluruh kotadigunakan sebagai upaya terakhir untuk menjaga agar virus tidak menyebar lebihjauh.
Sebagaicontoh, pada tanggal 12 Februari, Vietnam menempatkan seluruh kota di dekatHanoi di bawah karantina selama tiga minggu. Kala itu, hanya ada 10 kasusCOVID-19 yang dikonfirmasi di seluruh Vietnam. Pihak berwenang juga secara luasdan cermat mendokumentasikan siapa saja yang berpotensi melakukan kontak denganvirus.
Vietnamjuga melacak kontak tingkat kedua, ketiga dan keempat dengan orang yangterinfeksi. Semua orang ini kemudian ditempatkan di bawah level pergerakan danpembatasan kontak yang ketat secara berurutan.
Dansejak awal, siapa pun yang tiba di Vietnam dari daerah berisiko tinggi akandikarantina selama 14 hari. Semua sekolah dan universitas juga telah ditutupsejak awal Februari.
Padaakhir Maret, PM Phuc juga telah memerintahkan isolasi selama 15 hari untukseluruh wilayah Vietnam. Warga harus tinggal di rumah dan hanya boleh keluaruntuk kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan.
Wargajuga dilarang berkumpul lebih dari dua orang. Setiap orang wajib menjaga jaraksetidaknya 2 meter.
Semuaorang di Vietnam diharuskan memakai masker di tempat umum seperti supermarket,stasiun bus, bandara, dan kendaraan angkutan umum.
LaranganPenerbangan
Vietnamtelah melarang penerbangan domestik sejak 30 Maret 2020 kecuali untuk rute dariHanoi ke Kota Ho Chi Minh, dan dari Hanoi / Kota Ho Chi Minh ke Da Nang dan PhuQuoc. Rute-rute ini akan dipertahankan dengan frekuensi maksimum satuperjalanan pulang pergi per hari untuk setiap maskapai.
Vietnamjuga melarang penerbangan dari luar negeri. Visa untuk para pelancong jugadihentikan. Aturan itu mengikuti larangan penerbangan yang jauh sebelumnyatelah diterapkan, seperti larangan penerbangan dari China dan sejumlah negara.
PengawasanKetat
Alih-alihbergantung pada obat-obatan dan teknologi untuk mencegah wabah COVID-19, aparatkeamanan negara Vietnam yang sudah kuat telah menerapkan sistem pengawasanpublik yang luas. Pengawasan itu dibantu oleh militer.
Pejabatkeamanan atau mata-mata Partai Komunis dapat ditemukan di setiap jalan danpersimpangan di setiap lingkungan dan di setiap desa. Militer juga mengerahkantentara dan material dalam perang melawan COVID-19.
RetorikaPerang
Vietnamjuga menerapkan semacam retorika perang dalam perangnya melawan COVID-19. PMPhuc mengatakan “Setiap bisnis, setiap warga negara, setiap area perumahanharus menjadi benteng untuk mencegah epidemi.”
Mediayang dikontrol pemerintah juga telah meluncurkan kampanye informasibesar-besaran. Kementerian Kesehatan bahkan mensponsori sebuah lagu di YouTubetentang mencuci tangan yang benar yang telah menyebar.
MengikutiAturan
Meskipuntidak ada penelitian untuk membuktikannya, suasana di media sosial danpercakapan dengan orang Vietnam menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat setujudengan langkah pemerintah. Warga Vietnam pun mematuhi kebijakan-kebijakan yangditerapkan pemerintahnya.
AncamanDenda dan Pidana Bagi Pelanggar
Dilansirkantor berita pemerintah Vietnam News Agency (VNA), siapapun yang melanggaraturan pencegahan COVID-19 akan menghadapi denda berat atau bahkan pidana.
Misalnyasaja, bagi warga yang tak mengenakan masker. Mereka didenda maksimal 300.000dong atau Rp 200.000.
Kemudianbagi mereka yang melanggar protokol karantina, akan didenda 10 juta dong atauRp 7 juta dan akan diadili secara pidana. Tempat makan yang tidak mengikutiperintah penutupan juga didenda maksimal 20 juta dong atau Rp 14 juta. […]
Penerapankebijakan yang ketat tersebut menjadi kunci keberhasilan Vietnam mengatasiCovid-19.
Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka informasi yang beredar melalui pesan berantaiWhatsapp tidak benar. Konten tersebut masuk ke dalam kategori MisleadingContent atau Konten yang Menyesatkan.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1174900972842436/
https://news.detik.com/berita/d-4974662/resep-vietnam-perangi-corona-hingga-nol-korban-jiwa?single=1