Hasil Periksa Fakta Dimas Aryalasa Nugroho (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pancasila)
Faktanyaklaim tersebut tidak benar, karena menurut ahli keamanan siber dari Vaksincom,Alfons Tanujaya, pesan berantai Whatsapp yang beredar dipastikan salah danmerupakan modus penipuan.
=====
Kategori:Misleading Content
=====
Sumber: Whatsapp
Archive:http://archive.md/fiwxU
=====
Narasi:
“Kuota10GB Gratis untuk melawan virus covid-19
Meskipunkita diwajibkan untuk tetap dirumah tapi sangat penting untuk kita tetapberhubungan dengan kerabat maupun keluarga kita
Makadari itu pemerintah bekerja sama dengan seluruh provider diindonesia membagikankuota sebesar 10GB agar kita semua tetap berkomunikasi.
Sebagaiinsentif dari pemerintah
Bacaselengkapnya Di
https://www[dot]dirumahaja[dot]tech”
=====
Penjelasan:
Beredarpesan berantai melalui Whatsapp menyebutkan bahwa Pemerintah membagikan kuota10 GB untuk seluruh jenis pengguna provider di Indonesia dalam kondisi pandemiCOVID-19. Hal tersebut dilakukan Pemerintah sebagai insentif kepada masyarakatagar tetap dirumah dan saling berhubungan dengan kerabat maupun keluarga masing-masing.
Berdasarkanhasil penelusuran faktanya klaim tersebut salah. Dikutip melalui lamankumparan.com, menurut ahli keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya,pesan berantai WhatsApp tersebut jelas adalah hoaks. Pesan tersebut merupakanscam untuk mendapatkan keuntungan dari korban.
“Iniscam. Tujuannya mendapatkan keuntungan dari tampilan iklan dengan iming-imingmembohongi korbannya dengan kuota internet,” kata Alfons kepadakumparanTECH, Senin (4/5).
Senadadengan Alfons, ahli keamanan siber dari Communication and Information SystemSecurity Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, juga menyebut pesantersebut sebagai scam. Dia menyebut, meng-klik link dan menaruh data pribadikita di tautan tersebut adalah tindakan yang sangat berbahaya. Menurut Pratama,pelaku tak hanya bertujuan mengambil keuntungan dari iklan. Dalam hal ini,pelaku juga berupaya untuk meretas korban melalui malware atau phising.
Ditemukanjuga pernyataan provider terkait pesan berantai tersebut pada lamantribunnews.com, Corporate Communication Telkomsel Jateng dan DIY, Wildan AdiNugraha menegaskan informasi tersebut tidak benar alias hoaks
“Sudahsaya cek, tidak benar itu,” ujar Wildan kepada Tribunnews.com melaluisambungan telepon, Senin (4/5/2020). Lebih lanjut Wildan mengungkapkan,pihaknya tidak akan meminta data para pengguna jika pun ada program tertentu.
Sementaraitu, pihak Indosat juga mengungkapkan jika informasi tersebut tidak benar.Cluster Sales Manager Indosat Solo-Sukoharjo, Irwan Merandoko mengungkapkanhingga saat ini tidak ada insentif pemerintah yang memberikan kuota cuma-cumauntuk seluruh pengguna seperti yang diinformasikan.
“Kalaupun gratis 10 GB, itu untuk kampus yang bekerja sama dengan kami,”ungkapnya kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Selainitu, pihaknya menyebut kuota gratis yang dihadirkan adalah kuota 30 GB dalamrangka belajar di rumah. “Semua pengguna Indosat bisa dapat 30 GB, namunhanya untuk aplikasi penunjang pendidikan saeperti Ruangguru, Quipper, maupunsitus perguruan tinggi,” ujarnya.
Sementaraitu, ketika ditelusuri lebih lanjut terhadap tautan yang ada di dalam pesanberantai WhatsApp, diketahui bahwa situs tersebut cmsnya adalah blogspot. Lalu,ditemukan pemilik akun blogspot tersebut dengan alamat dirumahaja[DOT]tech jugamemiliki blogspot lain dengan alamat: cara100gbgratis [DOT]blogspot[DOT]com dankuotaramadhan[DOT]tech.
Perludiketahui, untuk program resmi dari Pemerintah Indonesia pastinya akanmenggunakan domain “go.id” dan tidak menggunakan domain “[dot]tech.”
Berdasarkanpenjelasan tersebut maka konten yang beredar di Whatsapp dapat masuk ke dalamkategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/TurnBackHoax/posts/312347a4627705046
https://kamutau.nusantaratv.com/viral/asik-pemerintah-beri-kuota-internet-gratis-10-gb-tapi-hoaks
https://www.mediajabar.com/khas/ini-fakta-sebenarnya-kuota-gartis-10-gb-dari-pemerintah-yang-viral-di-whatsapp.html https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/11/200100765/hati-hati-jangan-klik-link-pemerintah-berikan-internet-gratis-yang-menyebar?page=1