Hasil Periksa Fakta Indri Pramesti Widyaningrum (Anggota Komisariat MAFINDO Gunadarma)
Video berjudul “Pembunuhan Massal Berkedok Corona” yang beredar di Instagram berisikan informasi tidak benar. Indonesia tidak pernah mengimpor dokter dari China, selain itu pelaku pengunggah video telah diamankan Satreskim Polres Bogor pada Minggu (22/3/2020).
======
Kategori: Konten Yang Menyesatkan
=======
Sumber: Instagram
Archive:
=====
Narasi:
“Hindari Pembunuhan masal
berkedok Virus Corona. #Viralkan!! #BebasRepost, selama tulisan dibawah dicantumkan.
Intelijen dan TNI wajib baca!! #TeoriKonspirasi:
1.Dokter tidak dilengkapi standar keamanan yang memadai,sangat rentan tertular oleh virus corona (#VirusCina) beberapa sudah meninggal.
2.Timbul rasa ketakutan dikalangan dokter, dan bisa saja terjadi kematian atau mogok kerja.
3.Dokter Indonesia dianggap tidak mampu lagi menangani pasien virus corona.
4.Pemerintah terpaksa menginport Dokter dari Cina. Pengendalian wabah virus corona dikomandoi oleh Cina Komunis.
5.Akan dilakukan #TesMasalCorona oleh dokter Cina, merekalah yang akan mempastikan positif atau negatif Virus Corona, dia bisa nemfonis positif atau nrgatif, Walau keadaan negatif, Ruang Isolasi dikuasainya, org lain dn keluarga tdk bs Mendekat. > nasib TOKOH2 PENTING Indonesia tergantung CINA, hidup atau mati. Sdh di alami oleh SOEKARNO.
–
6.Vaksin Anti virus, negatif apa positif,
7.Target CINA KOMUNIS :
A.Tokoh penting negara.
B.Tokoh Agama.
C. Petinggi TNI.
D.Aktivis Anti Komunis.
E.Dosen, Ilmuwan, pemikir dsb.
Solusi:
1.Penunggulangan wabah virus corona
Harus diawasi oleh #TniMerahPutih!!
–
2.Tolak Komunis Cina dengan alasan apapun, bentuk apapun, Cina Komunis masuk Indonesia.
3.Pastikan Vaksin tidak berbahaya.
4.Mencegah lebih baik daripada mengobati. Patuhi cara2 pencegahan yang sudah ditentukan pemerintah.
5.TNI,Tokoh Negara, Tokoh Agama, Dosen, Tokoh penting dan aktivis, sebaiknya dirumah sakit khusus TNI. Karena cuma tinggal satu2nya cuma INSTITUSI TNI yang masih bisa dipercaya.
6.Jika petinggi TNI sudah banyak yang meninggal, maka TNI akan lemah, SESAMA TNI diadu domba, #TniPecah, Omnibuslaw disahkan.
7.Setelah TNI PECAH, rakyat Indonesia Perang Saudara.Indonesia jadi Negara Komunis Cina.
8.Dengan terang2an menggembangkan Virus Corana, Cina sudah melanggar HAK Azazi manusia se Dunia, Ajukan Cina ke Mahkamah Internasional !!.
Bentuk #KoalisiLintasNegara dan #KoalisiLintasAgama untuk menggugat dan EMBARGO Cina.
#UsirCinaKomunis dari NKRI.
–
sekian, trims.
Komisi Penjernihan dan Pemurnian Pancasila. #UyungPancasilaKppp.
@mabestni @mabes_ad @kodamsiliwangi @puspentni”
=====
Penjelasan:
Beredar sebuah video melalui akun instagram @uyungpancasila yang diberi judul pembunuhan massal berkedok corona pada 04 Februari 2020, video tersebut viral dan sudah disaksikan oleh lebih dari 1.500 pengguna instagram. Isi dari video tersebut adalah narasi-narasi tidak benar yang dituliskan oleh pemilik akun.
Namun setelah ditelusuri video tersebut tidak benar, serta pelaku pengunggah video juga telah diamankan oleh Satreskim Polres Bogor pada Minggu 22 Maret 2020 di daerah Pamijahan, Kabupaten Bogor. Melansir dari iNews.id pelaku dikenai Pasal 14 dan atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan ancaman hukuman di atas tiga tahun penjara.
“Barangsiapa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat dan atau barangsiapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat,” tutur Benny, dikutip dari iNews.id.
Klaim yang menyebutkan tes massal akan dilakukan dokter yang diimpor dari China tidak benar. Faktanya, Pemerintah Indonesia melakukan tes massal atau rapid test menggunakan alat tes dari China, bukan dokter dari China. Alat tersebut dipesan melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI atas instruksi dari Kementerian BUMN. Selain itu Presiden Joko Widodo meminta tim satuan gugus tugas COVID-19 untuk melakukan tes massal atau rapid test kepada masyarakat.
Mengutip dari suara.com Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga mengatakan, alat tersebut seperti alat tes kehamilan. Sehingga, untuk memastikan positif atau negatif virus corona bisa ditentukan secara cepat.
“RNI lagi kerja sama dari China itu masuk produksi rapid test covid-19. Ini kerja sama dengan pabrik China. Kami sedang pesan sekitar 500 ribu. Jadi, hasilnya bisa keluar hanya berapa menit 15 menit maksimal 3 jam,” ujar Arya kepada wartawan lewat teleconfernce di Jakarta, Rabu (17/3/2020).
Arya juga menyebutkan jika RNI saat ini sedang menunggu izin dari Kementerian Kesehatan untuk mengedarkan alat tersebut. Nantinya, alat tersebut bakal didistribusikan ke Rumah Sakit.
“Kalau dikasih izin oleh Kemenkes kami bisa kirim pakai Garuda dari Hangzhou jadi kebutuhan kita ini bisa dicukupi dengan cepat,” jelas dia, dikutip dari suara.com
Berdasarkan penjelasan tersebut, video yang diunggah oleh @uyungpancasila tidak benar, selain itu Indonesia juga tidak pernah mengimpor Dokter dari China untuk menangani pasien corona dan melakukan tes massal. Berdasarkan semua penjelasan tersebut informasi ini masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan atau Misleading Content.
=====
Referensi:
https://www.kompas.tv/article/72095/jokowi-perintahkan-tes-massal-corona-segera-dilakukan