Communication Manager, PT RiauAndalan Pulp and Paper(RAPP), Budhi Firmansyah melalui keterangan resminya menyatakan bahwa orang yangterpapar COVID-19 di Kabupaten Pelalawan bukanlah mantan manajer di perusahantersebut.
=====
Kategori: Misleading Content/Konten yang Menyesatkan
=====
Sumber: Facebook
Archive:
=====
Narasi:
“mohonizin share..
mogabermanfaat..
bisadi ambil hikmah..
khususnyopara pejabat.
RAPPgempar sekarang..
JTmantan manager di RAPP dan istrinya BRT pergi Jakarta nengok Pendeta yg sakitsekalian anak anaknya… Pendetanya sakit dan meninggal karena COVID 19.
17Maret, RAPP lockdown, semua karyawan DILARANG PERGI KE PEKANBARU.
Tanggal22 Maret, JT dan Istri dan anak anaknya ke Riau, dan tinggal di perumahan GrahaAkasia, sempat ke RAPP komplek, sempat kebaktian di gereja GPDI yg banyakumatnya orang RAPP.
25maret sakit, dan di rawat di Evarina, pas di tanya dokter “Apakah dariperjalanan jauh” dijawab ” tidak “. Maka di rawat seperti pasienlainnya. Istri JT makin parah dan di rujuk ke Santa Maria… Di test COVID19..baru keluar tgl 02 april, dan JT di test Positif Covid tgl 3 April.
TrackingODP
1.Perawat dan dokter Evarina ODP 36 an orang di Isolasi 14 hari
2.Adik ipar JT yg karyawan RAPP isolasi 14 hari
3.Dua pejabat RAPP yg mengunjungi di RS Efarina saat ini di isolasi ..14 hari
4.Semua warga Perumahan Graha Akasia di Isolasi dan gak boleh pergi kemana manadi jaga TENTARA DAN POLISI selama 14 Hari.
5.Umat di jemaat Gereja nya
6.Lainnya masih proses tracking….bandara, rumah makan, toko kemana ia belanja,dll.. blm tertracking…
Semuamenyayangkan KETIDAK JUJURAN bahwa baru pulang dari Jakarta… Dan habis darijakarta malah kluyuran kemana mana
Protokolernya..habis pulang dari luar daerah harus isolasi mandiri selama 14 hari..
Wargabatak jadi benci sekali akan ketidak jujuran ini dan merepotkan RIAU, RAPP,Pelalawan, Evarina, santa maria, perumahan dll.”
=====
Penjelasan:
Akun atas nama Tengku Syarif Ahmad menyebarkan informasi yangmenyebutkan mantan manajer RAPP terpapar virus Corona atau wabah COVID-19. Dalampostingan tersebut dikatakan pula orang tersebut menularkan kepada istrinya danRAPP melakukan lockdown.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut kelirudan sudah dibantah oleh pihak manajemen PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Communication Manager, PT RAPP, Budhi Firmansyah melalui keterangan resminya menyatakan bahwa orang yangterpapar COVID-19 di Kabupaten Pelalawan bukanlah mantan manajer di perusahantersebut. Berikut kutipan klarifikasi dari PT RAPP yang disampaikan oleh Budhi:
[…]1. Sesuai dengan nama yang diumumkan Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas PenangananCovid19 Kabupaten Pekalawan bahwa Pasien COVID-19 yang terkonfirmasi positif diKabupaten Pelalawan beberapa hari lalu yakni RBT dan JG, bukan JT.
2.RBT dan JG adalah pasangan suami istri yang bertempat tinggal (domisili) disalah satu komplek perumahan umum di Pangkalan Kerinci dan JG setelahditelusuri
bukanlahMantan Manejer atau Karyawan RAPP.
3.RBT dan JG sehari-hari berinteraksi dan kontak langsung dengan warga sekitarrumah, dan warga masyarakat lainnya dengan berbagai latar belakang profesi danpekerjaan termasuk karyawan RAPP seperti layaknya warga masyarakat umum yanghidup bersosialisasi dan bermasyarakat.
4.Terkait status RBT dan JG sebagai pasien terkonfirmasi positif, sesuai protokolCOVID-19 yang ditetapkan, maka Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19. KabupatenPelalawan telah melakukan tracking orang-orang yang pernah berinteraksi dankontak langsung dengan Pasien. RAPP juga telah melakukan tracing terhadapKaryawan dan Keluarga yang pernah berinteraksi dan kontak langsung denganPasien.
5.Mengikuti protokol yang ada, perusahaan telah melakukan Rapid Test terhadaphasil tracking yang pernah kontak langsung dengan pasien, berdasar hasil pemeriksaanRapid Test menyatakan semua yang diperiksa negative dari COVID-19. Namun tetapharus menjalani karantina atau observasi selama 14 hari.
6.Tidak benar RAPP melakukan Lock Down seperti yang disebutkan. Hingga saat iniPerusahaan tetap beroperasi, karyawan dan kontraktor masih menjalankanaktifitasnya.
7.RAPP sendiri sejak Januari lalu dalam menghadapi dan waspada akan merebaknyawabah virus corona telah membentuk Task Force dan menyusun protokol internaldan melakukan langkah-langkah perlindungan dari COVID-19, juga menyiapkanperlengkapan pendukung seperti thermal scanner, thermometer, APD dan yanglainnya.
Demikianlahpenjelasan ini disampaikan untuk mengklarifikasi isu-isu yang beredar akibatpesan berantai dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. […]
Selainmenyampaikan poin-poin klarifikasi resmi tersebu, Budhi mengimbau kepadamasyarakat untuk hati-hati dalam menyampaikan informasi. “Kami menghimbaukepada semua pihak untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang belumtentu kebenarannya dan bisa berdampak hukum. Terimakasih,” ujar Budhi.
Perihalpasien COVID-19 yang ada di Kabupaten Pelalawan, setelah ditelusuri, memangberinisial RBT dan JG, bukan JT seperti pada pesan berantai. Hal itudisampaikan oleh Juru Bicara percepatan penangan Covid-19 Kabupaten Pelalawan HAsril pada Sabtu 4 April 2020.
“Yamemang benar ada tambahan satu warga Pelalawan yang terkonfirmasi Covid-19berinisial JG. JG ini terpapar virus corona dari istrinya RBT yang terlebihdahulu telah dinyatakan positif,” terang Asril, Sabtu (04/04/2020).
Iamenjelaskan, JG memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta bersama istrinya, RBT,pada 13 Maret lalu untuk mengunjungi dua orang anaknya yang kuliah di sana.Namun setelah dua pekan berada di kediamannya (Perum Griya Akasia PangkalanKerinci) tepatnya pada tanggal pada tanggal 22 Maret, istrinya RBT mengalamikeluhan sakit demam, batuk dan sesak napas. JG kemudian mendampingi RBT untukmendapatkan penanganan medis ke RS Efarina Pangkalankerinci.
“Jadi,saat berada di RS Efarina, RBT didiagnosa sementara menderita penyakit tipusatau DBD, sehingga RBT harus dirawat di RS tersebut. Namun karena tak kunjung sembuh, maka pada tanggal 25 Maret,RBT meminta agar dirinya dirujuk ke RS Santa Maria. Manajemen RS Efarinakemudian mengabulkan permintaan RBT untuk dirujuk ke Santa Maria,”ujarnya.
DikatakanKepala Dinas Kesehatan ini, saat berada di RS Santa Maria Pekanbaru, RBTdidiagnosa mengalami gejala Covid-19 sehingga langsung dirawat di ruang isolasidan ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan. Sedangkan JG yang telahmendampingi RBT, langsung diperiksa karena diduga telah terpapar virus corona.
“SehinggaJG langsung ditetapkan sebagai PDP dan dirawat di ruang isolasi RS Santa Maria.Dan setelah beberapa hari dirawat, JG akhirnya dinyatakan terkonfirmasiCovid-19 setelah satu hari sebelumnya RBT terlebih dahulu dinyatakanpositif,” bebernya.
Dikatakannya,atas temuan kasus tersebut, tim gugustugas langsung melakukan pemeriksaan terhadap tiga anak pasangan suami-istri positif corona yangtelah ditetapkan sebagai PDP. Mereka telah dirawat di ruang isolasi RSUDSelasih Pangkalankerinci.
“Saatini kami masih menunggu hasil swab laboratoriun Kemenkes terhadap ketiga anakpasein positif Covid-19. Hanya saja, karena mereka didiagnosa mengalami PDPringan, maka mereka telah diperbolehkan pulang setelah membuat pernyataan tidakkeluar rumah dan dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari dengan pengawasanketat tim medis gugus tugas,” sebut Asril.
Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka postingan yang tersebar di media sosial tersebut keliru.Oleh sebab itu, konten postingan itu masuk ke dalam kategori MisleadingContent atau Konten yang Menyesatkan.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1153740934958440/
https://www.riaumandiri.id/read/detail/83159/rapp-bantah-hoaks-soal-karyawannya-positif-covid19