Merokoktidak menghadang virus Corona atau COVID-19. Perokok justru rentan terpaparCOVID-19, salah satunya lantaran merokok memungkinkan risiko infeksi pernapasan.
=====
Kategori:Misleading Content/Konten yang Menyesatkan
=====
Sumber: Facebook
Archive:
=====
Narasi:
โ*BERUNTUNGLAHPARA PEROKOK BERAT DI DUNIA.*
Pentingnyamerokok untuk melawan corona.
Dibacasampai selesai ๐๐๐
Mengunngkapfakta penelitian yang bilang merokok membunuhmu.Dan mengungkap fakta barutentang pencegahan Virus Corona dengan asap rokok.
Dilansirdari halaman peneliti paru-paru Dr. Prof. Ali bolgana dari Mesir.
Bahwakandungan nikotin rokok menempel di paru-paru yang dimana,virus yang masuk keparu-paru lewat udara dapat terhalang karena adanya nikotin rokoktersebut,Makanya saat ini wabah virus corona yang menyerang ke negara-negarabesar kebanyakan orang yang terdampak virus tersebut dan meninggal dunia dikarenakan tidak ada nikotin yang menyelimuti paru-paru mereka,Walau pun kitatahu nikotin tersebut juga merusak paru-paru tetapi dalam jangka waktu lama danpanjang,sedangkan virus corona ini merusak paru-paru kita dalam hanya beberapahari saja,jadi pernyataan merokok ini sudah di angkat di mesir dan sekarangpenduduk mesir sudah melakukan prakteknya dan virus corona di mesir sudah bisadi tanggulangi karena mereka merokok sesuai anjuran Dr. Prof. Ali Bolgana seorangDr. yang ahli dalam mencegah kerusakan paru-paru.
Padasaat ini yang kita tahu bahwa orang yang terkena virus corona adalah orang yangtidak merokok, mengapa karena di dalam paru-paru mereka tidak ada getah nikotinyang mengikat virus atau kuman yang masuk ke dalam paru-paru mereka,yangmenyebabkan virus tersebut bisa menggerogoti paru-paru mereka seperti viruscorona ini.
Marisaling berbagi,saling mengingatkan karena 1x kamu share kamu sudahmenyelamatkan Masyarakat Indonesia sebanyak 10 orang.
Diterbitkan dari perusahaan buku ternama di mesir dan Halaman artikel googlelinknya ada di bawah ini
https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/ูุฑูุงุก/
ูุงูููุงุนูู โ
=====
Penjelasan:
Beredarpostingan yang menyebutkan bahwa merokok dapat menghadang virus Corona atauCOVID-19 menjangkiti seseorang. Disebutkan dalam postingan tersebut hal itudikarenakan virus tersebut terhalang oleh nikotin yang ada di dalam rokok.
Berdasarkanhasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut keliru. Sebab, menurutsejumlah pakar merokok justru dapat membuat seseorang rentan terpapar COVID-19.
Praktisikesehatan dan dosen Warwick Medical School, Dr. James Gill, menyatakan merokokadalah faktor risiko yang signifikan terkait risiko terinfeksi COVID-19.
โAdabanyak faktor yang saling terkait mengapa merokok mengurangi kemampuan tubuhuntuk melawan infeksi dari kemampuan untuk mendapatkan oksigen dari darah kejaringan, hingga peningkatan kadar karbon monoksida dalam darah,โ jelasnya.
Salahsatu alasan terbesar yang memungkinkan risiko infeksi pernapasan pada perokokterus meningkat adalah kerusakan dan kematian yang terjadi pada silia(bulu-bulu halus) di saluran udara dan paru-paru. Silia bertugas melapisisaluran udara, sehingga memiliki peran yang sangat vital dalam membersihkanlendir dan kotoran serta menyaring partikel-partikel yang dihirup.
Denganbegitu, silia berperan dalam mencegah virus dan bakteri masuk ke paru-paru.Gill menjelaskan bahan kimia yang terkandung dalam rokok memiliki dua efekserius pada silia ketika dihirup. Pertama adalah mengurangi gerakan silia, yangberarti akan lebih sulit untuk memindahkan lendir dan kotoran agar bisa keluardari paru-paru.
Seiringwaktu, asap yang dihirup dari rokok lama-kelamaan juga dapat membunuh silia,hingga akhirnya meningkatkan risiko infeksi virus secara drastis. Karena itu,dia mengimbau agar perokok segera berhenti merokok untuk memperbaiki fungsisilia yang tersisa.
Lalu,Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani,membantah bahwa merokok dapat menangkal COVID-19. “Itu tidak benar kalaumengatakan bahwa merokok malah melindungi,” kata Feni yag dikutip dari liputan6.com.
Bahkan,menjadi perokok sesungguhnya membuat seseorang lebih mudah menjadi sakit. Bukanhanya virus corona namun juga penyakit lainnya seperti kanker paru. Fenimengatakan, tanpa COVID-19 saja, seorang perokok sesungguhnya sudah memilikikerusakan pada saluran napasnya.
“Tapikarena efeknya merokok jangka panjang setelah 20 tahun, 30 tahun, tidak secepatCOVID-19, jadi abai,” kata Feni.
Prof.Dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi EijkmanKementerian Ristekdikti mengatakan bahwa merokok meningkatkan reseptor ACE 2,yang oleh para peneliti, ditemukan menjadi reseptor bagi virus corona penyebabCOVID-19.
Diamengibaratkan, reseptor tersebut seperti sebuah pelabuhan yang jika menjadilebih banyak tempat berlabuhnya, maka kapal yang akan datang akan semakinbanyak pula.
“KarenaACE 2 ekspresinya meningkat, otomatis dalam data menyebutkan sel paru perokokitu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran napas. Jadi memfasilitasimasuknya virus,” kata Amin dalam kesempatan yang sama.
Lalu,dalam postingan menyertakan sebuah tautan. Bila tautan itu dibuka maka akanmengarahkan kepada laman kamus bahasa Arab beralamatkan di almaany.com. Sehingga,bila diklaim bahwa penelitian merokok dapat menangkal atau menghadang COVID-19tidak ada dalam laman tersebut.
Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa klaim pada postingan tidakbenar. Konten dalam postingan tersebut masuk ke dalam kategori MisleadingContent atau Konten yang Menyesatkan.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1154519641547236/
https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-merokok-bisa-mencegahan-virus-corona.html
https://www.inews.id/lifestyle/health/perokok-rentan-terinfeksi-covid-19-ini-alasannya