Hasil Periksa Fakta Helmi Fadillah Dwi Putra (Anggota Komisariat MAFINDO IISIP)

Achmad Herianto selaku Jubir penanganan COVID-19 menegaskan bahwa informasi flyer yang beredar di Whatsapp dan media sosial merupakan tidak benar atau hoaks, Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam menambahkan bahwa dalam hitungan 24 jam tidak menjamin virus itu mati.

==

KATEGORI: FABRICATED CONTENT/KONTEN PALSU

==

SUMBER: WHATSAPP

==

NARASI:

“Ayo Kompak MelawanVirus

SEREMPAK SE-INDONESIA

BERHENTI TOTAL TIGAHARI

Virus tidak bisadipindah KECUALI dipindahkan, dan jika dalam 24 jam tidak dipindahkan, virusmati sendiri

PELAKSANAAN 10-12APRIL 2020

Mari sebarkan dantutup rumah dan cukupi kebutuhan, Tolong sebarkan!”

==

PENJELASAN:

Beredar flyer berantaiterkait seruan berhenti total selama 3 hari dan bisa membunuh virus coronadalam 24 jam, postingan tersebut tersebar media sosial dan grup Whatsapp yangbikin masyarakat geger. Mengingat program pemerintah mengenai Pembatasan SosialBerskala Besar (PSBB) sedang ramai diperbincangkan, juga menunggu konfirmasidari Kementerian Kesehatan RI terkait PSBB.

Setelah ditelusuri dengan mesin pencari, ditemukan pemberitaan republika.co.id yang dimuat 8 April 2020 berjudul “Pakar Tanggapi Ajakan Viral ridak Memindahkan Virus.”

Dalam narasinyamenurut praktisi klinis yang juga Dekan FK UI Prof Ari Fahrial Syam, informasiyang disampaikan tersebut adalah hoaks. Kalau di dalam tubuh masih ada virus,tidak ke mana-mana hanya dalam tiga hari tidak akan membantu. Sang carrier masihbisa menularkan ke orang lain meski masa tiga hari telah lewat. Karena itu,menurut Prof Ari, tidak ada jaminan selama tiga hari virus bisa hilang.Padahal, perintah untuk karantina itu sekitar 14 hari sesuai masa inkubasivirus corona.

Penelusuran berikutnya, ditemukan pemberitaan Makassar.terkini.id dimuat 9 April 2020, berjudul “Isi Soal Berhenti Total Selama Tiga Hari, itu Hoaks!”

Dalam narasinya,menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto,pemerintah tidak pernah mengeluarkan pernyataan ataupun himbauan tersebut, iamengklarifikasi bahwa kabar tersebut merupakan hoaks.dan meminta masyarakatuntuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang tidak jelas sumbernya.

Penelusuran berikutnyamengenai PSBB dengan mesin pencari, pemberitaan tribunsumsel.com dengan judul“Viral Ajakan Berhenti Total Tiga Hari Serempak se-Indonesia Mulai 10 AprilBeredar di Grup WhatsApp” diterbitkan 8 April 2020.

Dalam narasinya,status Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) akan berlaku di DKI JakartaJumat 10 April 2020 sekaligus menunggu persetujuan Kementrian Kesehatan TerawanAgus Putranto, dengan Gugus Tugas penaganan COVID-19, program PSBB dilakukandengan beberapa upaya pembatasan aktivitas, bukan berhenti total sebagaimanayang ada di flyer.

Maka flyer berantaimengenai berhenti total aktivitas selama 3 hari, pada 10-12 April 2020 yangberedar di Whatsapp dan media sosial merupakan tidak benar, dan juga postertersebut palsu. Sehingga informasi tersebut merupakan Fabricated Content atauinformasi palsu.

==

REFERENSI:

https://republika.co.id/berita/q8goqx328/pakar-tanggapi-ajakan-viral-tidak-memindahkan-virus

https://makassar.terkini.id/isu-soal-berhenti-total-selama-tiga-hari-itu-hoaks/

https://www.liputan6.com/regional/read/4221524/muncul-gerakan-berhenti-total-3-hari-ini-kata-jubir-gugus-tugas-covid-19-tangsel

https://sumsel.tribunnews.com/2020/04/08/viral-ajakan-berhenti-total-tiga-hari-serempak-se-indonesia-mulai-10-april-beredar-di-grup-whatsapp?page=all

https://kaltara.antaranews.com/berita/466726/cek-fakta-ajakan-berhenti-aktifitas-tiga-hari-adalah-hoaks