Klaim bahwa virusCorona akan mati pada suhu 26-27 derajat Celcius dan saat terkena matahari belumteruji secara ilmiah. Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental LembagaBiologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan belum ada penelitianihwal kaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara. “Sampaisekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atauhidupnya Coronavirus,” kata Herawati.
=====
Kategori: MisleadingContent/Konten yang Menyesatkan
=====
Sumber: Whatsapp
=====
Narasi:
“Teman sekelaskeponakan laki-laki , lulus dengan gelar master, dan bekerja di Rumah SakitShenzen. Dia dipindahkan ke Wuhan untuk mempelajari virus pneumonia baru. Diabaru saja menelepon dan meminta saya untuk memberi tahu semua kerabat dan temansaya bahwa jika pilek dan dahak selama pilek, tidak dapat disimpulkan bahwa ituadalah pneumonia coronavirus tipe baru. Karena coronavirus pneumonia adalahbatuk kering tanpa pilek, ini adalah cara paling sederhana untukmengidentifikasinya. Dia juga menginformasikan bahwa tipe baru virus pneumoniakoroner tidak tahan panas dan akan terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Karena itu,minumlah air panas untuk mencegah virus. Olahraga, Anda tidak akan terinfeksivirus. Jika Anda demam tinggi, tutupi selimut dan minumlah sup jahe untukmenambah energi panas tubuh tanpa perlu vaksin. Makan lebih banyak jahe, mericabawang putih, dan merica bisa menyelesaikannya,kurangi makan yg manis, asam,dan asin, dan jangan pergi ke daerah cuaca dingin. Virus akan hilang sepenuhnyasaat terkena sinar matahari.”
=====
Penjelasan:
Beredar pesanberantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa virus Corona dapat terbunuhdalam suhu 26-27 derajat. Selain itu, pada narasi disebutkan bahwa virustersebut akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari.
Melalui hasilpenelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut belum teruji secara ilmiah. WakilKepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman,Herawati Sudoyo, pada 1 Maret 2020 mengatakan bahwa belum ada penelitian ihwalkaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara.
“Sampaisekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atauhidupnya Coronavirus,” kata Herawati.
Herawatimenjelaskan bahwa virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan, suhu di Indonesia takmencapai 56 derajat.
Merujuk laporancuaca dari Google Weather, suhu di Jakarta hari ini 29 derajat Celcius.Kategori panas ekstrem pernah terjadi pada Oktober 2019 yakni 37-39 derajatCelcius.
“Jadi itusangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi (potensi terjangkitCorona),” ujar Herawati.
Selain itu, pada 8Februari 2020, China Daily membantah isu bahwa sinar matahari bisa membunuhvirus Corona Covid-19. Suhu iradiasi matahari tidak bisa mencapai 56 derajatCelcius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menyamai intensitas dari lampuultraviolet. Karena itu, virus tersebut tidak dapat dibunuh oleh sinarmatahari.
Berdasarkan penjelasantersebut, maka klaim virus Corona akan mati pada suhu 26-27 derajat Celcius dansaat terkena sinar matahari belum ada hasil penelitian ilmiahnya. Dengan demikian,konten pesan berantai itu masuk ke dalam kategori Misleading Content atauKonten yang Menyesatkan.
=====
Referensi:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1126837814315419/
https://www.chinadaily.com.cn/a/202002/08/WS5e3eb7aea31012821727601d.html