Artikel ini merupakan koreksi atas artikel : https://turnbackhoax.id/2020/03/17/salah-chloroquine-obat-malaria-klorokuin-bisa-menyembuhkan-covid-19/

=============================================
Kategori : Berita
=============================================

Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers pada 20 Februari, Kepala Perawatan Klinis Dalam Program Keadaan Darurat WHO , Janet Diaz mengatakan, chloroquine belum terbukti efektif mengobati COVID-19.

“Chloroquine, belum ada bukti bahwa itu adalah obat yang efektif saat ini,” kata Janet Diaz. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa “sampai saat ini, tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati COVID-19”.

Pernyataan Janet Diaz ini dimuat di file Coronavirus Disease (COVID-19) Press Conference milik WHO pada tanggal 20 Februari 2020.

Chloroquine merupakan obat anti malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19. Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh.

Menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional China di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, obat tersebut telah digunakan dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di provinsi Guangdong, China selatan dan provinsi Hunan, China tengah, dan menunjukkan khasiat yang cukup baik.

Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine. Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol.

Dokter di Australia dan China juga telah melihat hasil yang menjanjikan dari chloroquine dan berharap bisa memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan.

Informasi tentang chloroquine ini kembali ramai dibahas warganet Indonesia ketika Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah telah memesan dua juta Avigan dan menyiapkan tiga juta Chloroquine yang akan diresepkan oleh dokter kepada pasien COVID-19 apabila diperlukan. Hal tersebut berdasarkan hasil riset dan pengalaman beberapa negara lain.

Presiden juga menjelaskan bahwa obat-obatan tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi. Presiden pun sudah meminta kepada BUMN farmasi untuk memperbanyak produksi obat ini.

Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan obat hydeoxychloroquine untuk penyakit Malaria belum tentu bisa menyembuhkan orang yang terjangkit virus corona (SARS-CoV-2).

Kepala Bidang Pengelolaan Penelitian Kimia LIPI, Akhmad Darmawan mengatakan obat hydeoxychloroquine menargetkan parasit penyebab malaria, yakni Plasmodium yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

“Namun demikian efektivitas-nya untuk mengobati virus memang perlu kajian lebih jauh dan komprehensif mengingat memang target nya berbeda antara malaria plasmodium dengan virus Covid-19,” kata Akhmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).

Akhmad kemudian memastikan bahwa kandungan hydeoxychloroquine sama dengan obat chloroquine yang dipesan Jokowi untuk menyembuhkan WNI yang terjangkit corona.

“Saya kira walaupun Presiden menyebut chloroquine rasanya tetap merujuk ke hydeoxychloroquine, penyebutan hanya menyebut senyawa induk atau awalnya saja,” tambahnya.

Akhmad mengatakan diperlukan kajian lebih lanjut terkait penggunaan obat malaria untuk mengobati virus corona. Namun ia mengatakan obat tersebut memang digunakan untuk mikroorganisme berupa parasit plasmodium penyebab malaria.

Ia mengatakan parasit berbeda dengan virus. Ia mengatakan bukti bahwa hydroxychloroquine bisa membunuh virus corona harus melalui kajian lebih lanjut.

Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ratih Asmana Ningrum mengatakan bahwa memang telah ada riset bahwa hydroxychloroquine bisa menghambat aktivitas virus.

“Setahu saya saat ini, sudah diuji terbatas pada pasien dan diklaim dengan pemberian [obat], recovery penderitanya lebih cepat jika dibanding penderita yang tidak diberikan,” kata Ratih.

Di Amerika Serikat, meskipun Presiden Donald Trump mengatakan obat antimalaria bisa digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus corona, namun chloroquine belum disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk mengobati coronavirus – dan juga tidak ada obat lain, FDA menjelaskan dalam pernyataan pasca-pengarahan yang mengatakan “tidak ada terapi atau obat yang disetujui FDA untuk mengobati, menyembuhkan atau mencegah COVID -19. “

Karena chloroquine telah disetujui untuk tujuan lain, dokter secara hukum diizinkan untuk meresepkannya untuk penggunaan coronavirus yang tidak disetujui atau “tidak diberi label” jika mereka mau.

Tetapi keamanan dan keefektifannya belum terbukti sehubungan dengan coronavirus. Komisaris FDA Dr. Stephen Hahn, yang berbicara setelah Trump dalam briefing, mengatakan bahwa kloroquine akan diuji melalui “uji klinis pragmatis yang besar” dengan pasien coronavirus.

REFERENSI
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/transcripts/who-audio-emergencies-coronavirus-full-press-conference-20feb2020-final.pdf?sfvrsn=3295d775_0
https://factcheck.afp.com/chloroquine-has-not-been-approved-treatment-covid-19
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4206572/cek-fakta-chloroquine-ampuh-obati-virus-corona-covid-19-benarkah
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200320181838-255-485458/mengenal-chloroquine-obat-yang-disiapkan-jokowi-untuk-corona
https://health.grid.id/read/352029816/dokter-di-china-yakin-obat-anti-malaria-bisa-atasi-virus-corona?page=all
https://twitter.com/jokowi/status/1240987334922756096
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200320173612-199-485433/lipi-respons-obat-malaria-pesanan-jokowi-untuk-lawan-corona
https://edition.cnn.com/2020/03/19/politics/fact-check-chloroquine-trump-fda/index.html