Isu yang beredarmerupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Isu semacam itu sudah pernahberedar dari tahun 2017 dan 2018. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) padatahun 2017 sudah menyatakan isu virus Machupo dalam Paracetamol sebagai hoaks.

=====

Kategori: FabricatedContent/Konten Palsu

=====

Sumber: Whatsapp dan Facebook

Archive:

https://web.archive.org/web/20200214035929/https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2438047793114087&set=a.1376062445979299&type=3

=====

Narasi:

Hati hati untuk tidakmenggunakan Paracetamol yang datang ditulis P/500 , ini adalah Paracetamol barusangat putih dan mengkilap , mengandung MACHUPO VIRUS dianggap salah satu virusyang paling berbahaya di dunia , dan dengan tingkat kematian yang tinggi ,silahkan berbagai pesan ini untuk semua orang dan keluarga dan menyelamatkanhidup dari mereka , saya sudah melakukan bagian saya , sekarang giliran andalagi..makasih…!!!

=====

Penjelasan:

Beredar informasimelalui pesan berantai Whatsapp dan media sosial Facebook mengenai adanyakandungan virus Machupo dalam obat Paracetamol P/500. Ciri-ciri obat bervirusMachupo itu berwarna putih dan mengkilap.

Berdasarkan hasil penelusuran,diketahui bahwa isu mengenai virus Machupo dalam Paracetamol P/500 merupakanhoaks lama bersemi kembali. Isu tersebut sempat muncul pada tahun 2017 dan2018. Narasinya serupa dan tidak banyak perubahan.

Adapun, pihakBadan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah pernah menyatakan bahwa isutersebut hoaks pada tahun 2017. Berikut kutipan pernyataan resmi BPOM:

[…] Beredarnya isuyang berbunyi:

“PERINGATAN:Hati-hatiuntuk tidak mengambil Paracetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalahParacetamol baru, sangat putih dan mengkilap. Menurut dokter terbuktimengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya didunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuksemua orang dan keluarga dan menyelamatkan hidup dari mereka”.

ISU tersebutadalah HOAX.

Badan PengawasObat dan Makanan (Badan POM) melakukan evaluasi terhadap keamanan, khasiat,mutu, dan penandaan/label produk obat sebelum diedarkan (pre-market evaluation)dan secara rutin melakukan pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi,serta produk yang beredar di wilayah Indonesia (post-market control).

Terkait isu diatas yang disebarkan secara berantai melalui media sosial, sampai saat iniBadan POM tidak pernah menerima laporan kredibel yang mendukung klaim bahwavirus Machupo telah ditemukan dalam produk obat Parasetamol atau produk obatlainnya.

Virus Machuposendiri diketahui merupakan jenis virus yang penyebarannya dapat terjadimelalui udara, makanan, atau kontak langsung. Virus Machupo dapat bersumberdari air liur, urin, atau feses hewan pengerat yang terinfeksi dan menjadipembawa (reservoir) virus tersebut.

Kepala Badan POM,Penny K. Lukito menyampaikan bahwa Badan POM tidak pernah menemukan hal-halseperti yang diisukan tersebut, termasuk kandungan virus Machupo dalam produkobat.

Penny K. Lukitomengimbau masyarakat Indonesia untuk membeli obat di apotek atau sarana resmilainnya seperti toko obat berizin. “Ingat CEK KLIK, cek kemasan, label,izin edar, dan kedaluwarsa”, ujar Penny K. Lukito. “Jadilah konsumencerdas, jangan mudah terpengaruh oleh isu/hoax yang beredar di media sosial.Apabila menemukan produk yang mencurigakan, laporkan ke contact center BadanPOM di nomor telepon 1500533 (pulsa lokal) atau Balai Besar/Balai POM diseluruh Indonesia”, pesan Kepala Badan POM. […]

Berdasarkan hal tersebut,maka isi informasi yang beredar itu tidak benar. Adapun, isu tersebut sudahpernah muncul sebelumnya dan sudah dibantah oleh BPOM. Atas dasar itu, makakonten informasi tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Contentatau Konten Palsu.

=====

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1111861865813014/

https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/8koBYwlb-ditemukan-virus-berbahaya-machupo-pada-parasetamol-jenis-baru-ini-faktanya

https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/45/KLARIFIKASI-BADAN-POM-TERKAIT-BEREDARNYA-ISU–PRODUK-OBAT-PARASETAMOL-YANG-MENGANDUNG-VIRUS-BERBAHAYA.html