Daur ulang pelintiran tahun 2017, foto suntingan yang sebelumnya sudah diklarifikasi oleh Kompas TV.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Konten yang Dimanipulasi, Konten yang Menyesatkan.
======
SUMBER
http://bit.ly/2T9OJyD / http://archive.md/85Dqh (arsip cadangan) post ke grup “Cerita Indonesia” (facebook.com/groups/ceritaindonesia) oleh akun “Qim Irpan” (facebook.com/irpan.tama), sudah dibagikan 3,356 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
* “Rieke Dyah:”Aku Bingung Memangnya Kalau PKI Bangkit Kembali Kenapa?Ada Masalah Ya?”
www.kompas.tv”
(Di dalam gambar).
–
* “BACA PELAN2…PAHAMI..AYO DISKUSI
Copas :
ANOTHER STORY …………..”
(Di post, salinan selengkapnya di (5) bagian REFERENSI).
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi
Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.
* SUMBER membagikan foto hasil suntingan.
* SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sehingga membangun premis yang salah.
–
“Konten yang Menyesatkan
Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”.
* SUMBER membagikan pelintiran yang sebelumnya pada tahun 2017 sudah diklarifikasi.
======
(2) Klarifikasi dari Kompas TV, “KOMPAS TV” (twitter.com/KompasTV, akun terverifikasi): “-Pengumuman-
KompasTV tidak pernah membuat, menayangkan, dan mengunggah berita ini.
Terima kasih.”
http://bit.ly/32njuEC / http://archive.md/jut37 (arsip cadangan).
======
REFERENSI
(1) Page MAFINDO (facebook.com/mafindoid) @ 20 Sep 2017: [HOAX] [KLARIFIKASI] “Anggota DPR RI Tdk Tahu PKI Itu Melanggar TAP MPRS XXV 1966?”, selengkapnya di post sebelumnya di http://bit.ly/2v9mnMY / http://archive.md/ioFoU (arsip cadangan).
(2) Sumber foto, ANTARA Foto @ 22 Sep 2015: “Anggota DPR fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menyampaikan hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) buruh saat konferensi pers tentang kenaikan upah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/9). Rieke menyatakan ada 23 item KHL buruh yang harus ditambah seperti air minum, kebutuhan susu anak, biaya pendidikan anak, biaya sosial, biaya komunikasi, dan kebutuhan perumahan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/15”
http://bit.ly/37TNXeL / http://archive.md/FS8QG (arsip cadangan).
(3) Beberapa foto dari sudut pandang lain,
* ANTARA Foto @ 22 Sep 2015: “Anggota DPR fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka (tengah) menunjukan hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) buruh saat konferensi pers tentang kenaikan upah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/9). Rieke menyatakan ada 23 item KHL buruh yang harus ditambah seperti air minum, kebutuhan susu anak, biaya pendidikan anak, biaya sosial, biaya komunikasi, dan kebutuhan perumahan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./kye/15”
http://bit.ly/2vaVkB2 / http://archive.md/sBviV (arsip cadangan).
–
* medcom.id @ 15 Okt 2015: “Rieke Diah Pitaloka Terpilih Jadi Ketua Pansus Pelindo II”
http://bit.ly/2uuZjYY / http://archive.md/iB53Y (arsip cadangan).
(4) rumahdiahpitaloka.org: “Rieke Diah Pitaloka(Anggota Komisi IX DPR RI-Fraksi PDI Perjuangan):
Konstitusi Undang Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 D dan Pasal 27 ayat 2 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan dan upah yang layak tetapi dalam kenyataannya menjelang MEA tingkat kesejahteraan pekerja/buruh di Indonesia masih rendah.”
Selengkapnya di http://bit.ly/3c8nf5t / http://archive.md/xdmdG (arsip cadangan).
(5) Salinan narasi selengkapnya oleh SUMBER: “BACA PELAN2…PAHAMI..AYO DISKUSI
Copas :
ANOTHER STORY …………..
………….Ade Irma Suryani Nasution, lahir pada tgl 19 februari 1960 dan wafat pada tgl 6 oktober 1965 pada usia 5 tahun.Ia adalah Putri bungsu Jendral Abdul Haris Nasution dan Ade Irma Suryani Nasution terbunuh dalam peristiwa G 30 S/PKI oleh Pasukan Cakrabirawa yang berusaha untuk menculik Jendral Abdul Haris Nasution.
Ade tertembak ketika berusaha menjadi perisai Ayahandanya.
…………..Lettu Piere Andrieas Tendean wafat saat diculik oleh pasukan G 30 S/PKI di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution.Lettu Piere Andrieas Tendean sedang tidur diruang belakang rumah Jendral Nasution, suara tembakan membuatnya terbangun dan lari ke bagian depan rumah,Sementara gerombolan PKI sudah kelabakan karena tidak menemukan Jendral Nasution yang sudah sempat melarikan diri dan Lettu Piere Tendean bertemu dengan PKI dan mengaku sebagai Jendral Nasution,hal tersebut dilakukan untuk melindungi atasannya.
Esoknya ia ditemukan bersama 6 Perwira lainnya telah menjadi mayat disatu sumur tua di daerah lubang buaya.
Ke 7 Pahlawan tersebut akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta.😭😭😭😭
Tgl 31 Oktober;1948 :
Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
Akhir November 1948 :
Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.
Tgl 19 Desember 1948 :
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
Tahun 1949 :
PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban.
Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
Tahun 1950 :
PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.
Tgl 6 Agustus 1951 :
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.
Tahun 1951 :
Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yg sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.
Tahun 1955 :
PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.
Tgl 8-11 September 1957 :
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya tapi ditolak oleh Soekarno.
Tahun 1958 :
Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.
Tgl 15 Februari 1958 :
Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
Tanggal 11 Juli 1958 :
DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
Bulan Agustus 1959 :
TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.
Tahun 1960 :
Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
Tgl 17 Agustus 1960 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang “PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)” dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.
Medio Tahun 1960 :
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.
Bulan Maret 1962 :
PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
Bulan April 1962 :
Kongres PKI.
Tahun 1963 :
PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.
Tgl 10 Juli 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.
Tahun 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ.Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.
Bulan Desember 1964 :
Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
Tgl 6 Januari 1965 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.
Tgl 13 Januari 1965 :
Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
Awal Tahun 1965 :
PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
Tgl 14 Mei 1965 :
Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.
Bulan Juli 1965 :
PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.
Tgl 21 September 1965 :
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
Tgl 30 September 1965 Pagi :
Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
Tgl 30 September 1965 Malam :
Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut jg GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT.Haryono, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI jg menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah Jenderal AH.Nasution. PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhir’y wafat pd tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu :
Tgl 1 Oktober 1965 :
PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.
Tgl 2 Oktober 1965 :
Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.
Tgl 6 Oktober 1965 :
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
Tgl 13 Oktober 1965 :
Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.
Tgl 18 Oktober 1965 :
PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yg dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
Tgl 19 Oktober 1965 :
Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
Tgl 11 November 1965 :
PNI dan PKI bentrok di Bali.
Tgl 22 November 1965 :
DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.
Bulan Desember 1965 :
Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.
Tgl 11 Maret 1966 :
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.
Tgl 12 Maret 1965 :
Soeharto melarang secara resmi PKI.
Bulan April 1965 :
Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.
Tgl 13 Februari 1966 :
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tdk ada partai yg Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI”
Tgl 5 Juli 1966 :
Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.
Bulan Desember 1966 :
Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd tahun 1967.
Tahun 1967 :
Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.
Bulan Maret 1968 :
Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.
Pertengahan 1968 :
TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI. Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di Seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.
Dari tahun 1998 s/d 2015
Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI.
Sejarah Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan mereka menambah lg daftar kekejamannya di negeri tercinta ini..
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.
Aamiin Aamiin Yaa Robbal ‘aalaamiin…”