Isu vaksinpenyebab autis sudah beredar sejak lama dan sudah sering dibantah. DirekturJenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. AnungSugihantono, M.Kes mengatakan, narasi yang ada dalam pesan itu tidak benar. “Ituberita hoaks sejak tahun 2015 yang lalu,” kata Anung.
=====
Kategori: MisleadingContent/Konten yang Menyesatkan
=====
Sumber: Whatsappdan Facebook
Archive:
=====
Narasi:
Mohon disebarneuntuk Amancu ( anak, mantu dan cucu )
*”VaksinPenyebab AUTIS”*
Buat para PasanganMUDA. Oom dan Tante yg punya keponakan… atau bahkan calon ibu … perlu nihdibaca ttg autisme. Bisa di share kpd yg masih punya anak kecil spy ber-hati2.Stlh kesibukan yg menyita waktu, baru skrg sy bisa dpt waktu luang membaca buku“Children with Starving Brains” karangan Jaquelyn McCandless,MD yg(terjemahannya) diterbitkan oleh Grasindo.
Ternyata buku ygsy beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50.000,-itu benar2 membuka mata sy,dan sayang sekali baru terbit stlh anak sy Joey (27 bln) didiagnosa mengidapAutisme Spectrum Disorder.
Bagian satu, bab3, dari buku itu benar2 membuat sy menangis.
Selama 6 blnpertama hidupnya (Aug 2001-Feb 2002), Joey memperoleh 3x suntikan vaksinHepatitis B, dan 3x suntikan vaksin HiB. Menurut buku tsb (hal 54-55) ternyatadua macam vaksin yg diterima anak sy dlm 6 bln pertama hidupnya itu positifmengandung zat pengawet, “Thimerosal”, yg terdiri dr Etilmerkuri yg menjadi penyebabutama sindrom Autisme Spectrum Disorder yg meledak sejak awal thn 1990 an.Vaksin yg mengandung Thimerosal itu sendiri sdh dilarang di Amerika sejak akhirthn 2001.
Alangkah sedihnyasy, anak yg sy tunggu kehadirannya selama 6 thn, dilahirkan dan divaksinasi disebuah rumahsakit besar yg bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang,dgn harapan memperoleh treatment yg terbaik, ternyata malah“diracuni” oleh Mercuri dgn selubung vaksinasi.
Beruntung sy mshbisa memberi ASI sampai skrg, sehingga Joey tdk menderita Autisme yg parah.Tetapi tetap saja, sampai skrg dia blm bicara, hrs diet pantang gluten dancasein, hrs terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya hrs dibarengi dgn diet supplemenyg keseluruhannya sangat besar biayanya.
Melalui e-mail inisy hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di DepKesehatan, tolonglah baca buku tsb dan tolong musnahkan semua vaksin yg mshmengandung Thimerosal. Jgn sampai (dan bukan tdk mungkin sdh terjadi) sisa stokyg tdk habis di Amerika Serikat tsb di ekspor dgn harga murah ke Indonesia dandikampanyekan sampai ke puskesmas2 spt contohnya vaksin Hepatitis B, yg skrgsedang giat2 nya dikampanyekan sampai ke pedesaan.
Kpd para orang tuadan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dgn menolakvaksin yg mengandung Thimerosal tsb, cobalah bernegosiasi dgn dokter anak kita,minta vaksin Hepatitis B dan HiB yg tdk mengandung Thimerosal.
Juga tolong e-mailini diteruskan kpd mereka yg akan menjadi orang tua, agar tdk mengalami nasibyg sama spt sy.
Sekali lagi, jgnsampai kita kehilangan satu generasi anak2
penerus bangsa,apalagi jika mereka datang dr keluarga yg berpenghasilan rendah yg utk makansaja sulit apalagi utk membiayai biaya terapi supplemen, ABA, Okupasi, dokter ahliAutisme (yg daftar tunggunya sampai ber-bulan2) , yg besarnya sampai jutaaanRupiah perbulannya.
Terakhir, mohondoanya utk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman2 senasibnya di Indonesia ygskrg sdg berjuang membebaskan diri dr belenggu Autisme.
“Let’s sharewith others… Show them that WE care !” Persiapan kita utk cucu ya….
=====
Penjelasan:
Beredar melaluiWhatsapp dan Facebook informasi yang menyebutkan bahwa vaksin dapat menyebabkanautisme. Dalam informasi yang beredar itu disebutkan penyebab autisme itulantaran adanya zat thimerosal di dalam vaksin.
Berdasarkan hasilpenelusuran diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Direktur JenderalPencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. AnungSugihantono, M.Kes mengatakan, narasi yang ada dalam pesan itu tidak benar.Pada tahun 2015, pesan ini juga pernah disebarkan ke masyarakat.
“Itu beritahoaks sejak tahun 2015 yang lalu,” kata Anung
Pada tahun 2015,pihak Kemenkes sudah pernah mengeluarkan klarifikasi tentang vaksin penyebab autis.Klarifikasi itu diberikan melalui sebuah surat resmi Kemenkes.
Kemenkesmenyatakan, thimerosal telah digunakan secara luas dalam berbagai sediaanfarmasi, seperti vaksin, antibodi buatan atau imonoglobulin, antiserum, danobat tetes mata untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme terhadap vaksin.
“Jugaberfungsi sebagai stabilisator dan meningkatkan imunogenitas (kemampuanimunitas) vaksin,” demikian bunyi keterangan resmi Kemenkes.
Kemenkesmenyebutkan, ada pembuktian ilmiah yang mendukung thimerosal tidak berhubungandengan timbulnya autisme. Hal ini telah dipublikasikan sejak tahun 2002.
“Belum adabukti yang mendukung bahwa thimerosal pada vaksin berpengaruh terhadapperkembangan syaraf anak/terhadap gangguan sistem syaraf,” demikianKemenkes.
Bantahan lain jugadisampaikan oleh Pakar Tumbuh Kembang Anak, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K),M.Si. Ia Menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar. Prof. Soedjatmikomengungkap kabar itu disebarkan oleh peneliti mantan dokter bedah AndrewWakefield yang melakukan penelitian dengan beberapa anak.
Anak-anak itudisebut Wakefield menjadi autis lantaran menerima vaksin, tapi setelah diauditWakefield ternyata melakukan sejumlah kecurangan dan kekeliruan dalampenelitiannya.
“Tapiternyata setelah di audit, dari 18 itu, 5 sudah autis sebelum diimunisasi, yangsisanya ternyata setelah di follow up tidak autis,” ungkap Prof.Soedjatmiko
Setelah terbuktimelakukan manipulasi dalam penelitian, Wakefield juga dinyatakan telahmelanggar etika sebagai dokter, yang akhirnya izin praktiknya sebagai dokter diInggris dicabut. Penelitian Wakefield jadi satu-satunya penelitian yangmenyatakan ada korelasi antara vaksin dan autisme. Di sisi lain, ada lebih dari40 penelitian lain yang menyatakan tidak ada korelasi vaksin dengan autisme.
“Kakakberadik disuntik vaksin, adiknya menderita autis, kakaknya enggak tuh baik-baikaja. Kalau vaksin menyebabkan autis, berarti setiap tahunnya ada 3 juta bayiautis, jadi nggak ada itu (kabar) hoaks,” tegas Prof. Soedjatmiko.
Sementara itu,hingga kini belum diketahui mengapa seorang anak menderita autis. Profesor yangmengajar di Universitas Indonesia itu menilai ada berbagai faktor seorang anakmenderita autisme salah satunya orang tua dengan penyakit kejiwaan, kekurangannutrisi saat hamil, dan kelahiran belum waktunya.
“Autisfaktornya banyak sekali, belum diketahui dengan pasti, tapi diduga mulai dibawaketurunan dari orang tua, mempunyai kelainan kejiwaan berpotensi mempunyai anakautis,” ungkapnya.
“Atau lamahamil kekurangan zat jutrisi tertentu, bukan otomatis (menderita autis) ya,hanya berpotensi anaknya autis, atau bayi yang lahir kurang bulan, jugaberpotensi menjadi autis, apalagi dalam keluarga besar ada sakit jiwa. Selamaibunya hamil kurang nutrisi bayinya berat lahir rendah itu lebih besar lagipotensi menjadi autis,” tutupnya.
Berdasarkan haltersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang menyebutkan vaksinmenyebabkan autisme adalah salah. Atas dasar itu, maka konten informasi yangtersebar masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yangMenyesatkan.
=====
Referensi:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1096009037398297/
https://tirto.id/vaksin-sebabkan-autisme-itu-hoaks-dan-ada-asal-usulnya-dlWg