Hoaks lama beredar kembali karena Din Syamsudin pernah membantah klaim itu. “Apa yang dinyatakan oleh Ust. Fahmi Al-Anjatani terkait diri saya adalah tidak benar, tidak faktual, alias hoax. Tidak benar dan tidak pernah ada kunjungan ulama dari Xinjiang dan Uzbekistan ke istana dan Presiden Jokowi menolak menerimanya,” kata Din kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Rabu 6 Maret 2019.
.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten Palsu
=============================================
Akun Duditsu Santriaji (fb.com/duditsu.santriaji) mengunggah sebuah gambar yang merupakan tangkapan layar dari situs konfrontasi[dot]com yang berjudul “Delegasi Uighur Dikabarkan Ditolak Jokowi, Salim Said: Indonesia Merdeka Apa Dijajah China?”
Dalam artikel ini, ditulis narasi yang menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo pernah menolak menolak kedatangan delegasi Uighur di Istana Kepresidenan. Artikel itu juga menuliskan bahwa pengamat pertahanan dan keamanan, Salim Said mengungkapkan hal tersebut di sebuah video wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta.
“Delegasi muslim Uighur datang diantar oleh Din Syamsudin, sudah datang di depan Istana mau ketemu presiden, (tapi) ditolak presiden,” kata Salim Said dalam cuplikan video yang diunggah akun twitter @putrabanten80, Selasa (2/4).
“Ini sumbernya Din Syamsudin, presiden tidak ingin menyakiti hati pemerintah China,” imbuhnya.
Narasi selengkapnya di https://perma.cc/6LSQ-9A62 (Arsip)
Sumber : https://perma.cc/S8Q3-YGTS (Arsip) – Sudah dibagikan 203 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Saat dikonfirmasi Tempo, Din Syamsuddin membantah bahwa ia mundur karena kecewa atas sikap Presiden Jokowi yang tidak menemui ulama dari Uzbekistan dan Xinjiang.
Din mengatakan, seluruh isi video yang diunggah oleh Ustaz Fahmi al-Anjatani di halaman pribadinya di Facebook pada 25 Februari 2019 tersebut tidak benar. Dalam video berdurasi 4 menit 31 detik itu, Ustadz Fahmi mengatakan bahwa mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu mundur lantaran kecewa Presiden Joko Widodo menolak menemui puluhan ulama dari Uzbekistan dan Xinjiang, Cina. Saat itu, kata Ustaz Fahmi, ulama Uzbekistan dan Xinjiang itu akan menemui Jokowi untuk menyampaikan oleh-oleh berupa Al Qur’an tulisan tangan.
“Apa yang dinyatakan oleh Ust. Fahmi Al-Anjatani terkait diri saya adalah tidak benar, tidak faktual, alias hoax. Tidak benar dan tidak pernah ada kunjungan ulama dari Xinjiang dan Uzbekistan ke istana dan Presiden Jokowi menolak menerimanya,” kata Din kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Rabu 6 Maret 2019.
Sebelumnya, Din Syamsuddin memang benar mengundurkan diri sebagai Wakil Utusan Khusus Presiden pada 21 September 2018. Namun alasannya mundur adalah untuk memilih posisi netral menjelang Pemilihan Presiden 2019.
“Jabatan saya terlalu berkonotasi dekat sama seseorang (Jokowi),” kata Din kepada Tempo di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 21 September 2018.
Bahkan ia juga menolak jabatan sebagai ketua tim sukses calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
“Umat Islam saat ini terpecah karena berbeda pilihan politik. Kalau saya berada di satu pihak, mereka tidak akan mau lagi. Jadi lebih bagus saya berada di posisi netral,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Di kesempatan yang lain, Din Syamsuddin menjelaskan, bahwa ia banyak terlibat dalam kegiatan organisasi dan gerakan yang bersifat lintas agama, suku, golongan, dan budaya. Ia khawatir jika masih menjadi utusan khusus presiden dan terkesan mendukung salah satu calon akan menghalanginya membangun kebersamaan.
Din mengaku memiliki obsesi untuk membangun kebersamaan di tengah kemajemukan. Untuk mewujudkannya ia harus netral dari tarik-menarik kepentingan politik. “Pak Jokowi, saya ingin sampaikan, dapat memahami posisi tersebut, dan oleh karena itu tentu beliau menerima pengunduran diri saya,” kata Din Syamsuddin, 25 September 2018.
Selebihnya, tidak ada pemberitaan di media massa terkait kunjungan ulama Uzbekistan dan Xinjiang ke Istana Presiden. Kunjungan dari Uzbekistan justru pernah dilakukan oleh pejabat pemerintah setempat pada 21 Agustus 2017 di Istana Merdeka, Jalan Merdeka Barat, Jakarta.
Kunjungan pemerintah Uzbekistan itu untuk bekerja sama dalam sektor perikanan, sekaligus untuk memberi dukungan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
REFERENSI
https://cekfakta.tempo.co/fakta/143/fakta-atau-hoax-benarkah-din-syamsuddin-mundur-karena-kecewa-jokowi-tak-temui-ulama-uzbekistan-dan-xinjiang
https://turnbackhoax.id/2019/03/09/salah-din-syamsuddin-mengundurkan-diri-karena-kecewa-jokowi-tak-temui-ulama-uzbekistan-dan-xinjiang/
https://turnbackhoax.id/2019/02/05/salah-alasan-din-syamsuddin-mundur-dari-utusan-khusus-presiden/
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3608525/pejabat-uzbekistan-temui-jokowi-bahas-kerja-sama-perikanan