Mitos yang selalu muncul saat menjelang gerhana. Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menegaskan tidak ada hubungan antara gerhana dengan ibu hamil atau sinar matahari yang berbahaya saat gerhana. Yang bahaya adalah menatap langsung ke arah matahari tanpa menggunakan pelindung saat gerhana matahari terjadi.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Menyesatkan
=============================================
Akun Erlina L (fb.com/100008522474383) mengunggah beberapa gambar dengan narasi :
“Banyak yg inbox aq soal gerhana.
Nih simak penjelasannya.
Pasalnya, energi negatif yang dipaparkan oleh gerhana matahari dapat memengaruhi kesehatan jabang bayi dan ibunya. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak ulasan lengkapnya, sebagaimana dilansir dari Boldsky,
Jangan keluar rumah
Wanita hamil tidak boleh keluar selama gerhana matahari berlangsung. Hal ini diyakini dapat memengaruhi kesehatan janin. Banyak bayi yang dilahirkan dengan tanda merah di tubuhnya, karena efek dari gerhana matahari
baca juga:
Hindari benda-benda tajam
Wanita hamil harus menghindari benda-benda tajam seperti pisau, gunting, jarum, dan lain sebagainya. Menurut para ahli, penggunaan benda tajam saat gerhana matahari bisa memengaruhi perkembangan organ tubuh bayi di dalam kandungan.
Hindari konsumsi makanan apa pun
Makanan yang dimasak selama gerhana matahari tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil. Paparan sinar gerhana dipercaya bisa mencemari makanan, dan lagi-lagi dapat berdampak buruk bagi kesehatan bayi. Jika Anda tidak menahan rasa lapar, tambahkan lah daun tulsi karena dipercaya dapat membuat makanan menjadi lebih aman untuk dikonsumsi.
Mandi setelah gerhana matahari berlangsung
Konon katanya, wanita hamil diwajibkan membersihkan diri (mandi) setelah gerhana matahari berakhir. Jika tidak, bayi akan menderita penyakit yang berhubungan dengan kulit.
Jangant tidur saat gerhana matahari terjadi
Wanita hamil juga tidak boleh tidur selama gerhana matahari berlangsung. Ini mungkin sulit untuk dilakukan, mengingat energi negatif dari paparan sinar gerhana dapat memicu rasa kantung yang berlebih.
Bsk gerhana berlangsung jam 10 sampai jam 12
Entah mitos entah fakta smua di tangan anda”
Sumber : https://perma.cc/WR3V-CT7W (Arsip) – Sudah dibagikan 21.582 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim ini sebenarnya sudah pernah dibantah oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Thomas Djamaluddin. Klaim ini muncul lagi menjelang fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang bakal menyambangi sejumlah wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019.
Kepala LAPAN menegaskan tidak ada hubungan antara gerhana dengan ibu hamil atau sinar matahari yang berbahaya saat gerhana.
“Gerhana matahari tidak memancarkan radiasi yang berbeda dari pada radiasi yang ada pada matahari. Gerhana matahari total itu radiasi matahari tertutup oleh bulan tidak berbahaya sama sekali,” kata Thomas.
Imam besar masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan, Islam hanya mengajarkan yang mendatangkan kemudaratan (kejelekan) harus ditinggalkan, sedangkan hal yang mendatangkan kemaslahatan harus dilakukan.
“Enggak ada dasar ilmiahnya kemudian dasar agamanya juga tidak ada. Dalilnya juga tidak ada yang melarang ibu hamil untuk ke luar,” tegas Umar seusai menjalani salat gerhana matahari di masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (9/3/2016).
Dia mengakui, melihat langsung dengan mata telanjang peristiwa gerhana matahari total bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata. “Kalau matahari total kan itu bisa menyebabkan gangguan pada mata kita jadi itu yang dilarang kan bisa merusak organ tubuh,” jelasnya.
Menatap gerhana matahari secara langsung tanpa pelindung dapat menyebabkan retinopati surya. Retinopati surya terjadi ketika terlalu banyak sinar ultraviolet (UV) yang masuk ke retina dan akhirnya merusak mata.
Saat masuk ke mata, sinar UV akan difokuskan oleh lensa dan diserap oleh retina yang berada di belakang mata. Setelah diserap oleh retina, sinar UV menghasilkan radikal bebas yang mulai mengoksidasi jaringan di sekitar mata. Hasilnya, sel batang dan sel kerucut pada retina akan rusak. Kondisi inilah yang dinamakan dengan retinopati surya.
Orang yang mengalami retinopati surya umumnya tidak langsung merasakan gejala atau bahkan tidak merasakan gejala sama sekali. Gejala retinopati surya muncul beberapa jam hingga 12 jam kemudian, yang berupa:
1. Rasa tidak nyaman pada mata saat menatap cahaya terang.
2. Sakit mata.
3. Mata berair.
4. Sakit kepala.
Dalam kondisi yang lebih serius, mata dapat mengalami:
1. Pandangan kabur atau berbayang.
2. Menurunnya kemampuan melihat warna dan bentuk.
3. Terdapat bintik hitam di tengah mata.
4. Kerusakan mata permanen.
Gejala dapat membaik dengan sendirinya, namun bisa memakan waktu sebulan hingga setahun untuk sembuh. Kerusakan mata permanen juga mungkin terjadi, terutama jika kerusakan retina tergolong parah.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran di situs alodokter.com, penyebab timbulnya tanda lahir pada bayi sendiri masih belum bisa dipastikan. Dokter pun tidak tahu kenapa ada bayi yang memiliki tanda lahir dan ada juga yang tidak memilikinya. Jika dilihat dari sisi medis, sebagian tanda lahir disebabkan oleh pembuluh darah yang terkumpul atau tidak tumbuh normal. Sementara tanda lahir lainnya timbul karena zat warna atau pigmen tambahan pada kulit.
Dari sisi medis, mempercayai hal-hal seperti ini dapat merugikan Anda. Misalnya, bila pihak keluarga jadi memiliki keinginan untuk menunda atau sebaliknya menggegas kelahiran untuk menghindari hari gerhana. Ini tentunya bisa berbahaya bagi ibu maupun bayinya.
Misalnya dengan berpikir bahwa segala hal yang dikaitkan dengan gerhana dan ibu hamil sebenarnya lebih kepada kekhawatiran akan apa yang dilakukan ibu saat gerhana terjadi. Berdiri terlalu lama untuk menyaksikan gerhana misalnya, tentu bisa membuat ibu hamil lelah hingga memberi tekanan lebih pada bagian bawah tubuh yang dapat memicu terjadinya pembengkakan kaki. Atau apakah ibu hamil menyaksikannya dari tempat tinggi (atap rumah mungkin?) yang berpeluang membuatnya tergelincir.
Sementara untuk larangan keluar rumah, mungkin maksudnya Anda tidak perlu mendatangi lokasi-lokasi tempat masyarakat berkumpul untuk beramai-ramai menyaksikan gerhana. Tempat seperti ini pasti dipadati orang, penuh sesak dan tidak nyaman untuk ibu hamil. Bukan tidak mungkin Anda terdorong, terjatuh, atau terpapar asap rokok yang tidak baik bagi ibu hamil maupun janin.
Bagaimana dengan larangan menggunakan pisau untuk memotong apapun, jadikan ini kesempatan. Anda bebas dari urusan dapur dan bisa minta pasangan atau orang lain gantian masak untuk Anda! Asyik, kan…
Tapi kalau soal wanita hamil harus bersembunyi di kolong ranjang, tak perlu Anda ikuti ya, Moms. Dengan perut membuncit, membungkuk untuk mengambil sesuatu yang jatuh di lantai saja sudah sulit, apalagi harus masuk ke kolong ranjang. Yang benar, saja!
Bila pasangan, orang tua, atau kerabat Anda menegur atau meminta Anda memercayai hal-hal seperti ini, selama masih masuk di akal, ambil saja sisi positifnya dan nikmati sebagai bentuk perhatian dan sayang mereka pada Anda.
REFERENSI
https://turnbackhoax.id/2019/02/06/salah-ibu-hamil-dilarang-nonton-gerhana-karena-bahaya/
https://news.detik.com/berita/3124679/ibu-hamil-dilarang–nonton-gerhana-karena-bahaya-benarkah
https://nasional.sindonews.com/read/1091545/15/mitos-ibu-hamil-dilarang-ke-luar-rumah-saat-gerhana-matahari-1457495181
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2697211/berbahayakah-gerhana-matahari-bagi-ibu-hamil
https://kumparan.com/kumparanmom/hubungan-antara-kehamilan-persalinan-dan-gerhana-bulan
https://www.alodokter.com/penyebab-timbulnya-tanda-lahir-pada-bayi
https://www.alodokter.com/bahaya-melihat-gerhana-matahari-secara-langsung
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191224115338-199-459577/daftar-lokasi-dan-waktu-puncak-gerhana-matahari-cincin-2019