Terkait isupemasangan pohon natal di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, pihak KeratonYogyakarta beri klarifikasinya. Gusti Kanjeng Ratu Hayu, Putri Keempat SultanHamengku Buwono X, menyatakan dalam akun Twitternya (@GKRHayu) pohon-pohon yangdiisukan sebagai pohon natal merupakan pohon untuk peringatan Isra Mikraj. “Salahsatu fungsi online presence @kratonjogja adalah mencegah kekosonganinformasi diisi oleh misinformasi, apalagi disinformasi. Itu pohon-pohon tiaptahun dibuat dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj yes,” cuitnya.

=====

Kategori:Klarifikasi

=====

Penjelasan:

Muncul isu yangmenyebutkan bahwa di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta dipasang sejumlah pohonnatal. Isu itu muncul lantaran sebaran foto deretan pohon yang diklaim beradadi dalam Masjid Gedhe.

Atas merebaknyaisu tersebut, pihak Keraton Yogyakarta pun angkat bicara. Gusti Kanjeng RatuHayu, Putri Keempat Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan dalam akun Twitternya(@GKRHayu) pohon-pohon yang diisukan sebagai pohon natal merupakan pohon untukperingatan Isra Mikraj.

“Salah satu fungsionline presence @kratonjogja adalah mencegah kekosongan informasi diisioleh misinformasi, apalagi disinformasi. Itu pohon-pohon tiap tahun dibuatdalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj yes,” cuitnya.

Selain mencuitkanperihal klarifikasi foto pohon tersebut, GKR Hayu pun menyematkan tautan kelaman kratonjogja.id. Dalam laman tersebut terdapat penjelasan mengenai pohon-pohonyang diklaim sebagai pohon natal. Nyatanya, pohon-pohon tersebut ialah pohonbunga yang merupakan satu kesatuan rangkaian Peksi Burak. Berikut kutipanpenjelasannya:

[…] MemperingatiIsra’ Mi’raj dengan Yasa Peksi Burak

Dalam rangka memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj yangjatuh pada tanggal 27 Rejeb tahun Jawa, Keraton Yogyakartamengadakan Hajad Dalem Yasa Peksi BurakYasa berartimembuat atau mengadakan. Peksi adalah burung. Burak adalahBuraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan nabi saat melakukan Isra’Mi’rajHajad Dalem ini diawali dengan membuat PeksiBurak, pohon buah dan empat pohon bunga.

Peksi Burak dibuatmenggunakan buah dan kulit jeruk bali. Kulit tersebut dibentuk dan diukirmenyerupai badan, leher, kepala, dan sayap burung. Burung jantan diberi jengger (pial)untuk membedakannya dari burung betina. Masing-masing Peksi Burak akandiletakkan di atas sebuah susuh, atau sarang, yang dirangkai daridaun kemuning sebagai tempat bertengger. Peksi Burak dan susuh inidiletakkan di bagian paling atas dari pohon buah, dengan disangga olehruas-ruas bambu.

Pohon buahdibuat dari tujuh macam buah lokal yang dirangkai pada sebuah anyaman bambu,sehingga menyerupai bentuk sebuah pohon. Bilangan tujuh dalam bahasa Jawadisebut pituPitu di sini dimaksudkan agarmemperoleh pitulungan atau pertolongan, keselamatan, dankesejahteraan. Secara berurutan tujuh macam buah yang dirangkai pada pohontersebut terdiri dari salak, sawo, apel malang, jeruk bali, rambutan, manggis,dan di bagian paling bawah terdapat pisang raja. Pisang raja melambangkan bahwaRaja Kasultanan Ngayogyakarta adalah pengayom bagi rakyatnya. Sebagai sentuhanterakhir, pohon buah ini akan dililit dengan untaian bunga melati yangmelambangkan kesucian.

Empat pohonbunga dibuat dari rangkaian dedaunan dan berbagai macam bunga yang dirangkaipada kerangka bambu. Pohon bunga ini menggambarkan taman surga. Keseluruhanhiasan Peksi Burak menggambarkan sepasang burung jantan danbetina yang sedang bertengger pada pohon buah-buahan di taman surga.

Yasa PeksiBurak dilaksanakansejak pagi hari dan dilaksanakan oleh para kerabat dan Abdi Dalem puteri.Permaisuri ataupun putri sulung sultan akan memimpin jalannya YasaPeksi Burak. Pekerjaan membuat Peksi Burak , miniaturpohon buah-buahan, merangkai bunga melati, dan kantil hanya boleh dilakukanoleh para kerabat dekat sultan (isteri pangeran, Wayah Dalem/cucu,dan Sentana Dalem/kerabat). Sedangkan pembuatan pohon bunga atautaman bunga dilakukan oleh para Abdi Dalem Keparak (AbdiDalem wanita). Proses ini diselenggarakan hingga menjelang waktushalat Dhuhur di Bangsal Sekar Kedhaton, yangberada di wilayah keputren.

Selepasshalat AsarPeksi Burak yang telah selesaidirangkai akan diarak menuju Masjid Gedhe. Sebelum prosesiarak-arakan, Abdi Dalem Punokawan Kaji akan memimpin doabersama yang diikuti oleh semua hadirin yang ada di Bangsal SekarKedhaton. Setelah selesai doa bersama Abdi Dalem Punakawan Kaji dibantuoleh Abdi Dalem Suranata dan Kanca Abrit akanmembawa Peksi Burak menuju Masjid Gedhe.

Peksi Burak akan dibawa melewati halamantengah atau pelataran keraton, keluar melalui Regol Kamandungan Lor,melewati Jalan Rotowijayan, kemudian menuju Masjid Gedhe yang berada di sisibarat Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Sesampainya di Masjid Gedhe, AbdiDalem Suranata yang bertugas akan menyerahkan Peksi Burak kepada AbdiDalem Pengulon Masjid Gedhe

Penyerahandilanjutkan dengan doa permohonan keselamatan dan kesehatan bagi Sultan dankeluarganya, kelestarian Keraton Yogyakarta, serta kesejahteraan rakyatdan kawula pada umumnya. Setelah Peksi Burak diterimadan selesai didoakan maka semua Abdi Dalem yang membawaarak-arakan Peksi Burak akan undur diri untuk kembali keKeraton Yogyakarta.

Peringatan Isra’Mi’raj dilaksanakan pada malam hari selesai shalat Isya.Acara ini dihadiri oleh para Abdi Dalem Punakawan KajiAbdiDalem Suranata, serta dari beberapa lembaga keraton. Masyarakat pun turuthadir dalam acara ini, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupunanak-anak. Para hadirin yang datang, akan duduk melingkari Peksi Burak besertasegala perlengkapannya. Kaum wanita duduk di belakang kaum laki-laki. Sedangkanpara Abdi Dalem Punakawan Kaji dan kawan-kawannya duduk dibelakang Kiai PenguluKiai Pengulu menempatkandiri di belakang meja kecil dengan membawa kitab yang mengisahkanperistiwa Isra’ Mi’raj. Kitab yang dibacakan oleh KiaiPengulu ini menceritakan latar belakang terjadinya Isra’Mi’raj, dialog pendek antara nabi dengan Malaikat Jibril yang terjadiselama perjalanan Isra’ Mi’raj, dan juga hikmah-hikmah padaperjalanan Isra’ Mi’raj.

Selamapembacaan riwayat Isra’ Mi’raj para tamu diharapkan untukmendengarkan dengan khidmat. Setelah rangkaian acara selesai, AbdiDalem Pengulon akan membagikan buah-buahan yang ada dirangkaian PeksiBurak kepada seluruh warga masyarakat yang hadir. Dengan berakhirnyaupacara peringatan Isra’ Mi’raj maupun pembagian buah-buahan,maka berakhirlah pula rangkaian Hajad Dalem Yasa Peksi Burak diKeraton Yogyakarta.

Peringatan Isra’Mi’raj yang dilakukan ini merupakan sarana dakwah yang dilakukan olehkeraton. Melalui Yasa Peksi Burak, masyarakat diharapkan dapatmengambil hikmah dari perjalanan Isra’ Mi’raj dan perintahshalat lima waktu kepada umat muslim yang diterima oleh Nabi Muhammad kepadaumat muslim. […]

Demikianlahklarifikasi terkait isu pohon natal di Masjid Gedhe Kauman yang sempattersebar.

=====

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1073063309692870/

https://www.kratonjogja.id/hari-besar-islam/9/memperingati-isra-mi-raj-dengan-yasa-peksi-burak

http://ayoyogya.com/read/2019/12/29/38191/masjid-kauman-disebut-pasang-pohon-natal-ini-kata-keraton

https://jogja.suara.com/amp/read/2019/12/29/173246/masjid-gedhe-kauman-disebut-pasang-pohon-natal-begini-penjelasan-keraton

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/12/29/510/1028115/benarkah-ada-pohon-natal-di-masjid-gedhe-kauman-ini-penjelasan-kraton?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter