Bukan meteor, hujan batu tersebut adalah akibat aktivitas peledakan batu di lokasi tambang milik perusahaan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) pada 8 Oktober 2019. Lokasi yang terdampak adalah Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Tegalwaru, Purwakarta
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Salah
=============================================
Akun Dausfarriesya Dhb (fb.com/mohdfirdaus.dhb) mengunggah sebuah video dengan narasi :
“INALILLAHI WAINAILAIHI RAJIOUN..MARI KITA BERDOA SEMOGA TIDAK TERJADI BENCANA ALAM YANG LEBIH BESAR…. HUJAN BATU SEBESAR RUMAH TELAH JATUH DI PURWAKARTA, INDONESIA, SEPERTINYA SERPIHAN METEOR YANG MENUJU BUMI..MARI ISTIGHFAR DAN BERDOA KEPADA ALLAH SWT..”
Sumber : https://perma.cc/KH6B-PDXJ (Arsip) – Sudah dibagikan 28 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Faktanya, batu-batu berukuran besar yang menghancurkan sejumlah rumah itu muncul akibat aktivitas peledakan batu di lokasi tambang milik perusahaan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) pada 8 Oktober 2019. Lokasi yang terdampak adalah Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Tegalwaru, Purwakarta.
“Ada tujuh rumah milik warga dan satu bangunan sekolah yang rusak setelah tertimpa batu besar dari atas Gunung Cihandeuleum,” kata Kepala Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Purwakarta, Wahyu Wibisono.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika sampai turun langsung meninjau lokasi terdampak di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Tegalwaru, Purwakarta, pada 10 Oktober 2019. Dia lantas meminta Pemprov Jawa Barat mencabut izin perusahaan tersebut jika terjadi kesalahan SOP.
”Jika terbukti hujan batu tersebut karena blasting, saya harap ditutup saja. Apalagi, penuturan warga, batu yang jatuh itu bentuknya seperti terbelah. Beda kalau memang menggelinding,” tegas Anne.
Selain itu menurut Anne, secara kesuluruhan perusahaan pertambangan di Purwakarta kepada PAD Purwakarta tidak terlalu memberikan kontribusi, bahkan PT. MSS saja dalam setahun hanya memberikan kontribusi maksimal Rp1,5 miliar.
“Bandingkan saja dengan kerusakan yang ditimbulkan, jalan kabupaten rusak, kondisi lingkungan saya kira wajar apabila permintaan warga dan dari kami untuk ditutup saja,” jelas Anne.
Sedangkan untuk warga Kampung Cihandeleum yang berjumlah 58 KK atau 320 jiwa, Pemkab Purwakarta memberikan bantuan berupa trauma healing. Apalagi ketika langsung ke lokasi tampak warga trauma dan takut kembali ke rumah.
“Kita siapkan petugas trauma healing untuk warga, karena psikologis mereka apalagi melihat batu besar yang menggelinding berdampak trauma hebat,” katanya.
Sementara itu, Polres Purwakarta melimpahkan kasus jatuhnya batu-batu besar di permukiman Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, dilimpahkan ke Polda Jabar.
“Dilimpahkan ke Polda Jabar. Pertimbangannya karena atensi nasional, viral dan penerapan pasal yang komprehensif,” kata Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Ardian ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/10/2019).
Handreas mengungkapkan, Polres Purwakarta sudah memeriksa tujuh orang saksi. Tiga di antaranya dari PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS), yakni juru ledak, pembantu juru ledak, dan pengawas operasional.
“Sisanya dari warga terdampak,” katanya.
Sebelumnya, batu-batu besar itu jatuh akibat proses blasting yang tidak sesuai standar operational procedure (SOP).
REFERENSI :
https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/14/10/2019/ngawur-ledakan-tambang-malah-disebut-serpihan-meteor/
http://www.rmoljabar.com/read/2019/10/10/106586/Datang-Ke-Lokasi-Hujan-Batu,-Ambu-Anne-Diminta-Warga-Tutup-Pertambangan-
https://news.detik.com/berita/d-4739900/hujan-batu-di-purwakarta-ini-fakta-faktanya
https://www.liputan6.com/regional/read/4082367/hujan-batu-di-purwakarta-polisi-sebut-ada-kesalahan-sop-perusahaan-tambang