Narasi mengenai anak perempuan berusia 6 tahun gangguan jiwa karena banyak ikut les merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Narasi tersebut sempat beredar di tahun 2014, 2017, dan 2018. Pada tahun-tahun tersebarnya narasi itu, hanya ada perubahan sedikit, yakni tadinya menyebutkan nama rumah sakitnya, yakni RS Duren Sawit Jakarta Timur, dan pada narasi selanjutnya nama rumah sakit tersebut dihapus.
=====
Kategori: FalseContext
=====
Sumber: Whatsapp
=====
Narasi:
Mungkin bisa dishare ke group ortu
Bocah Ini KenaGangguan Jiwa
karena Terlalu Banyak Ikut Les
Kisah yang sungguhmembuat hati miris ini datang dari sebuah akun Facebook bernama Andi Teposs.Tertanggal 18 Juli kemarin, Andi berkisah tentang nasib malang yang harusdialami oleh seorang gadis kecil berusia 6 tahun.
Dalam cerita itutidak disebutkan siapa nama lengkap si anak. Tapi semoga kisah ini bisa menjadipelajaran yang berharga untuk para orangtua.
Berikut merupakankisah yang dituturkan oleh Andi di Facebook :
“Pelajaranberharga untuk yang punya cucu atau anak …
Hari ini sayaberkunjung ke sebuah rumah sakit, membezuk anak teman saya yang sedang sakit.Teman saya ini seorang wanita karir lulusan S2 dari sebuah universitas ternama.
Anaknya adalahseorang anak perempuan yang cantik, umurnya baru 6 tahunan. Tak lupa sayamembawakan sebuah boneka sebagai buah tangan…Waktu saya datang dia langsungmengenali saya sebagai teman mamanya ..
Bu Siti ya?”
“Iya,”jawab saya, agak terharu karena dia mengenali saya.
“Ayoo.. BuSiti.. 42: 6, berapa?”
“Kalau do’amasuk kamar mandi?”
Kemudian dia menirukangaya mengajar bu gurunya di kelas. [….] (dilanjutkan ke bagian catatan di bawahREFERENSI)
=====
PenjelasanLengkap:
Beredar pesan berantai melalui Whatsapp mengenai narasi seorang bocah perempuan berusia 6 tahun mengalami gangguan jiwa. Dalam narasi itu disebutkan bahwa penyebab gangguan jiwa tersebut karena terlalu banyak mengikuti les.
Dari hasilpenelusuran, isu tersebut sudah pernah muncul pada tahun 2014, 2017, dan 2018. Narasiyang beredar pun tidak jauh berbeda, hanya ada sedikit perubahan. Perubahan pertamaperihal penyebutan nama rumah sakitnya.
Saat beredar ditahun 2014, disebutkan nama rumah sakitnya, yakni Rumah Sakit Duren Sawit diJakarta Timur. Namun, nama rumah sakit itu dihapus dan diganti menjadi ‘sebuahRumah Sakit Jiwa di kawasan Jakarta Timur.
Perubahan keduatampak pada pada nama orang yang digunakan sebagai nama bocah perempuantersebut. Di tahun 2014, nama ibu yang digunakan ialah “Bu Fulana” sedangkanpada narasi yang beredar tahun-tahun setelahnya menjadi “Bu Siti.”
Adapun, perihalles dapat menyebabkan gangguan jiwa sudah dibantah oleh psikolog anak, AnnaSurti Ariani. Kepada liputan6.com, Anna mengatakan bahwa gangguan jiwa yangbisa dialami anak saat les, bukan bersumber dari banyaknya materi yangdiberikan.
“Anak yangkebanyakan les tidak sampai gangguan jiwa. Kalau pun (menderita) gangguan jiwa,anak itu mungkin mengalami kekerasan tertentu di tempat les dalam jangka waktulama,” jelas Anna.
Ia melanjutkan,gangguan jiwa yang dialami seseorang tidak langsung terjadi dalam waktu cepat,melainkan butuh waktu yang lama dan dipicu oleh faktor yang kuat. Misalnya jikaanak mengalami kekerasan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Lalu, perihallokasi yang dibawa pada narasi 2014, yakni Rumah Sakit Duren Sawit, Psikologdari rumah sakit tersebut pun sudah membantahnya. Psikolog dari RS Duren Sawitwaktu itu, Nurul Annisa, membantah adanya anak di bawah umur yang dirawat dirumah sakit tempatnya bekerja.
Nurul Annisa jugamengaku dirinya dan dua psikolog lain yang bekerja disana, tidak pernahmenerima atau menangani pasien seperti yang diberitakan. Ia juga mengatakansaat itu tidak ada fasilitas rawat inap anak di unit psikiatrinya dan pasientermuda yang terdaftar sudah berusia 19 tahun.
=====
Referensi:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/967917773540758/
=====
Catatan:
Sambungan narasi:
[…] Ada senambersama, lalu dia menirukan gerakan senam versi dia kemudian menyanyikan lagu 5x 5 =25, setelah itu dia melafalkan doa sebelum makan.
“Bu Siti..ayo ..buat kalimat ..saya pergi ke sekolah setelah itu pulangnya ke mall,bisa?”
Lucu?? Pintar??Cerdas??
Mungkin itu jugayang ada di benak teman- teman saat mengikuti celoteh anak perempuan teman sayaitu.
Namun selama sayahadir disitu sang bunda terus menerus menyeka air matanya.
Ya.. saya turutprihatin dengan penyakit yang sedang diderita oleh anaknya. Penyakit apakahitu?
Yang pasti bukansembarang penyakit seperti anak anak biasa, bukan demam, bukan batuk, dan bukanpilek.
Jangan terkejutteman teman… karena saya berkunjung bukan di rumah sakit biasa, saya sedangberada di Rumah Sakit Jiwa…
Ya… sebuah RumahSakit Jiwa di kawasan Jakarta Timur. Apa yg sebenarnya terjadi??
Minggu-mingguterakhir ini sang anak sangat suka menangis. Kalau ditanya apa saja… jawabnyasering ngelantur, “7” “24 : 6 = 4”, “how areyou”, dan jawaban lain seperti huruf hijaiyah.
Kemudian iamenirukan gaya gurunya mengajar.
Menurut psikolog ,anak ini terlalu di forsir.. dia mengikuti les matematika dan k** yang targettugasnya 1 buku harus selesai 10 menit.
Kemudian lesBahasa Inggris, terus PR sekolah, les mengaji dan lain-lain sehinggamengakibatkan anak terlalu jenuh.
Si anak hanya maubercerita sama psikolognya, tetapi kalau ditanya oleh orang lain jawabannyaangka-angka, Bahasa Inggris atau pelajaran mengaji.
Jadi dia menirukangaya gurunya, dan jika bertemu orang yang memakai baju guru dia langsungtertekan.
Yang lebihmengharukan lagi, saat melihat sang bunda menangis, si anak cuma bilang,“Bunda jangan nangis.. aku kan pinter.. tapi aku ga mau tidur sama bundayaa.. aku maunya sama dokter ganteng atau cantik aja..”
Dia memang tinggaldi kamar VIP… jadi memang ada dokter yg menemani sehari-hari.
Dan ternyata ada 5anak kecil yang masuk rumah sakit jiwa itu.. tapi dia yg paling kecil…sisanya umur 12 tahunan.. karena broken home..
Hanya dia sendiriyang mengalami gangguan akibat terlalu banyak tekanan belajar..
Sungguh kasihan…
Pelajaran berhargauntuk para orang tua agar tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak, usiaTK adalah usia bermain, belajarpun harus melalui permainan dan jangan korbankananak-anak kita karena AMBISI kita sebagai orangtua.
Biarkan merekabermain dan berikanlah kenangan masa kecil yang terindah untuk mereka….
CATATAN
Ayah bunda…renungkanlah… menyekolahkan anak bukan karena ingin dipuji orang, “Oanaknya sekolah di sekolah favorit”, tapi selalu bertanya pada anak saya“seneng nggak sekolah di situ, nyaman nggak teman-teman dangurunya?”, karena yang sekolah anak kita… bukan kita.”
Itulah kisah yangdituturkan oleh Andi tentang seorang anak perempuan yang mengalami gangguanjiwa
http://www.cerminan.com/berita/bocah-ini-kena-gangguan-jiwa-karena-terlalu-banyak-ikut-les.html
Semoga bermanfaat bagi kita semua […]