Pria yang ditangkap di Hongkong tersebut bukan pengibar bendera bintang kejora. Lokasi pengibaran bendera bintang kejora tersebut juga bukan di gunung Papua, melainkan tebing Blue Mountains di New South Wales, Australia pada tahun 2017.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Salah
=============================================
Akun MANTAN Bojomu (fb.com/angel.smaker.71) mengunggah beberapa video ke beberapa grup dengan narasi sebagai berikut ;
“Ternyata orang2 CIA
tidak Ada habis Nya mengacaukan negara lain :angry:
Foto Press di’Hongkong = Orang yg mengibarkan bendera Bintang Kejora di’gunung Papua… (Video pertama)… akhirnya ditangkap Polisi Hongkong…
#militantjokowi
#gwmilitantjokowi
#pemerintahharustegas“
Sumber : https://perma.cc/MEU3-5FPM, https://perma.cc/A498-K7DX , https://perma.cc/8L74-W3ZL
=============================================
PENJELASAN
Video pertama yang menampilkan seorang pria yang ditangkap oleh polisi Hong Kong terjadi di stasiun kereta bawah tanah Hong Kong pada 31 Agustus 2019. Video itu diunggah dalam empat seri di akun Twitter antiELAB pada 1 September 2019.
Dalam video pertama, pria tersebut berteriak mengajukan protes, “Tell me why? I want to go that way! This is Hong Kong, not China!” Video berikutnya menunjukkan bagaimana akhirnya polisi menjatuhkan pria itu ke tanah dan menggiringnya. Pria itu masih terus memprotes upaya polisi tersebut.
Theepochtimes.com memberitakan bahwa pria tersebut bernama Martin Svenningsen. Berita yang terbit pada 1 September 2019 itu diberi judul Chinese Media Spread Fake News That Western Man Arrested in Hong Kong Is CIA Agent.
Epoch Times juga menyebutkan tambahan identitas lain, yakni label Sveriges Radio di kartu pers yang ditemukan. Ketika ditelusuri, Sveriges Radio merupakan perusahaan penyiaran radio nasional yang beraktivitas di Swedia. Mengutip situs resmi sverigesradio.se, Svenningsen pernah menduduki posisi sebagai produser di P4 Extra di Stockholm.
Tim CekFakta Tempo menelusuri apakah pria dalam video pengibaran bendera Bintang Kejora adalah orang yang sama dengan pria dalam video pertama dan apakah kedua video ini saling terkait.
Tim CekFakta Tempo mendapatkan video ini merupakan potongan dari sebuah video kampanye yang berjudul “Climb for West Papua-Facing Your Fear” yang diunggah oleh akun Free West Papua Campaign Australia di Facebook pada 24 Mei 2017.
Video versi asli berdurasi 10 menit 50 detik dan tidak terjadi di Papua, melainkan di Sydney, Australia. Video tersebut diproduksi sebagai upaya solidaritas terhadap orang-orang Papua Barat.
Video itu berkisah tentang seorang manajer sebuah hotel di Sydney, Jake Toivonen, yang punya fobia terhadap ketinggian. Namun, demi menyatakan solidaritas terhadap orang-orang Papua Barat, Toivonen memutuskan untuk menghadapi ketakutannya secara langsung.
Dengan bantuan ahli panjat tebing, Cam Leadle, Toivonen mendaki tebing Sweet Dream di Blue Mountains, Sydney. Dukungan Toivonen pun tidak berhenti di situ. Dia dengan bangga mengangkat bendera Bintang Kejora di ketinggian 180 meter.
Jadi kesimpulannya, berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, pengibaran bendera Bintang Kejora oleh seorang warga negara asing dalam video kedua adalah bentuk solidaritas terhadap Papua Barat. Lokasinya pun di Sydney, Australia, bukan di Papua. Pria ini juga bukan orang yang sama dengan pria yang ditangkap oleh polisi Hong Kong dalam video pertama.
REFERENSI :
https://cekfakta.tempo.co/fakta/388/fakta-atau-hoaks-benarkah-ada-wartawan-asing-ditangkap-di-hong-kong-karena-mengibarkan-bendera-bintang-kejora
https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/06/09/2019/hoax-video-pengibar-bendera-bintang-kejora-tertangkap-di-hongkong/
https://twitter.com/anti_elab/status/1167844311335133185
https://www.theepochtimes.com/chinese-media-spread-fake-news-that-mystery-american-arrested-in-hong-kong-is-cia-agent_3064611.html