Atas pemberitaan mediaMalaysia yang menyebutkan Indonesia sebagai penyebab tunggal asap kebakaran hutandan lahan (karhutla) di negara tersebut, pihak Pemerintah Indonesia memberikan beritanggapan. Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DwikoritaKarnawati membantah asap yang menyelimuti wilayah Sarawak, Malaysia, berasaldari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Asap yang muncul di wilayahtersebut diduga berasal dari local hotspot. “Asap di Sumatra tidakterdeteksi lintasi Selat Malaka karena terhalang angin kencang dan dominan diSelat Malaka,” ujarnya.
=====
Kategori:Klarifikasi
=====
Isi KlarifikasiLengkap:
Pemberitaan media diMalaysia menyebutkan bahwa asap tebal yang tengah mengepung negara merekaberasal dari Indonesia. Menanggapi hal tersebut, pihak Pemerintah Indonesiamemberikan bantahannya. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)membantah asap yang menyelimuti wilayah Sarawak, Malaysia, berasal dari kebakaranhutan dan lahan di Indonesia. Asap yang muncul di wilayah tersebut didugaberasal dari local hotspot.
Kepala BMKGDwikorita Karnawati mengatakan, dari pengamatan Citra Satelit Himawari pada 4-5September 2019, teridentifikasi adanya peningkatan jumlah titik panas secaramencolok di beberapa wilayah ASEAN, terutama di Semenanjung Malaysia dansebagian Vietnam.
Berbandingterbalik di wilayah Riau, daerah dekat Malaysia. Pada tanggal tersebut, seluruhwilayah Riau bersih karena curah hujan 23 mm dalam sehari. Arah angin pun padasaat itu dari Tenggara mengarah ke Barat Laut dengan kecepatan 5-10 knots.
“Asap di Sumatratidak terdeteksi lintasi Selat Malaka karena terhalang angin kencang dandominan di Selat Malaka,” ujar Dwikorita.
Lonjakan jumlahhotspot terlihat hampir merata di wilayah Semenanjung Malaysia pada 7 September2019 sebanyak 1423 titik, dari sebelumnya 1038 titik pada 6 September 2019.Sementara itu, di Riau dan perbatasan Sumatra bagian timur, terjadi penurunanjumlah hotspot, yakni dari 869 titik pada 6 September 2019 menjadi 544 titikpada 7 September 2019.
“Pada 5 SeptemberIndonesia diduga kirimkan asap dari Sumatra ke Malaysia. Dari satelit Himawariterlihat di Riau mulai muncul hotspot sedikit, tapi di Semenanjung Malaysiahotspot rapat di pantai, meluas hotspot-nya,” papar Dwikorita.
Terkait kemungkinanasap kiriman dari Kalimantan Barat, dia menjelaskan, berdasarkan analisis dariCitra Satelit Himawari dan Geohotspot BMKG, terdeteksi terjadi lonjakan titikpanas di Serawak dan Kalimantan Barat pada 4 September 2019.
Terpantaupenurunan titik panas pada 8 September 2019 di Serawak namun meningkat kembalipada 9 September 2019. Pada waktu yang sama, di Kalimantan Barat, titik panasterlihat turun.
“Bukan berartiyang di Serawak kiriman dari Kalbar. Karena di Serawak hotspot-nya juga banyak,”tegasnya.
Senada denganDwikorita, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga membantah dengankeras kabut asap yang mengganggu Malaysia disebabkan karena kebakaran hutan diIndonesia. Siti menegaskan bahwa asap yang dikeluhkan Malaysia dalam beberapahari terakhir ini mayoritasnya berasal dari sejumlah wilayah di negeri Jiranitu sendiri.
Ia mengatakan bakalmengirimkan surat protes kepada Duta Besar Malaysia terkait masalah karhutla. Sitimeminta agar Malaysia menyajikan data yang tepat soal kabut asap yangmenyelimuti wilayahnya.
“Saya akan menulissurat kepada Dubes (Malaysia) untuk diteruskan kepada Menterinya. Jadi sayakira supaya yang betul datanya,” kata Siti.
Siti memastikan,dari rapat dengan BMKG, saat ini tak ada asap lintas batas (transboundaryhaze) dari Indonesia ke negara lain, termasuk Malaysia. Ia mengakuikabut asap sempat melintasi batas Indonesia pada 8 September, namun hanyaterjadi satu jam dan telah hilang kembali.
Siti tak terimaMalaysia hanya menyebut asap karhutla yang menutupi Kuala Lumpur hanya berasaldari wilayah Indonesia. Menurutnya, asap karhutla itu juga berasal dari wilayahMalaysia sendiri, seperti Serawak dan Semenanjung Malaya.
“Ada informasiyang dia (Malaysia) tidak buka. Karena sebetulnya asap yang masuk ke Malaysia,ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan jugamungkin sebagian dari Kalbar. Oleh karena itu seharusnya obyektifmenjelaskannya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sitimenyatakan pihaknya sudah bekerja sistematis dalam menangani masalah karhutladan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Iajuga menegaskan tidak ada asap karhutla di Riau masuk ke Singapura.
“Tidak benar adaasap dari Riau masuk ke Singapura. Kenapa? Karena pada beberapa hari itu, anginkencang bergerak di Semenanjung. Jadi tidak mungkin dari Riau menyeberang kesebelah kanan,” ujarnya.
=====
Referensi:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/974574052875130/
https://nasional.republika.co.id/berita/pxm91p382/bmkg-bantah-indonesia-kirim-asap-ke-malaysia
https://beritagar.id/artikel/berita/indonesia-akan-kirim-surat-protes-ke-malaysia