Hoax lama yang kembali viral. Cerita ini adalah cerita fiktif populer di tahun 2011 dan 2013. Penulis cerita ini sudah menyatakan bahwa kisah ini hanyalah kisah fiktif.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
=============================================
Kategori : Konten yang Dimanipulasi
=============================================
Akun Cang Sabeni (fb.com/hidayat.syarif.169) menunggah foto yang diberi narasi sebagai berikut :
“[MENGHARUKAN]
NAMANYA ARIF, STATUS NARAPIDANA CILIK
Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana.
Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Suda
h terbayang muka keji Hanibal Lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.
Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.
Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat anak-anak.
Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?
Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama anak ini begitu, belum genap berusia tujuh tahun.Ayahnya yang berdagang di sebuah pasar di daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai daerah itu. Latar belakangnya karena si ayah enggan membayar uang ‘keamanan’ yang begitu tinggi.
Berita ini rupanya sampai di telinga Arif. Malam esok harinya setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi tempat mangkal preman tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang orang yang membunuh ayahnya.
“Siapa yang bunuh ayah saya!” teriaknya kepada orang yang ada di tempat itu.
“Gue terus kenapa?” ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil disambut gelak tawa di belakangnya.
Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi.
“Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!” ujar kepala lapas yang ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum. Ternyata sejak di penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali melarikan diri dari selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong ajaib.
Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak terpikirkan siapapun. Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput oleh mobil kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke dalam salah satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil keluar dari penjara.
Pelarian kedua lebih kreatif lagi. Anak yang doyan baca ini pernah membaca artikel tentang fermentasi makanan tape (ingat lho waktu wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ ia mendapat informasi bahwa tape mengandung udara panas yang bersifat destruktif terhadap benda keras.
Kebetulan pula di Lapas anak ini disediakan tape uli dua kali dalam seminggu. Setiap disediakan tape, arif selalu berpuasa karena jatah tape itu dibalurkannya ke dinding tembok sel tahanannya. Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu menjadi lunak seperti tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya. 2-0 untuk arif. Ia keluar penjara ke dua kalinya.
Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpan di dalam kamarnya. Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur.
Ruang kepala Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun penjaga berani memeriksa ruang ini. Ketika tengah malam ia menyelinap keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan gembok. Jangan Tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah di luar. 3-0 untuk Arif.
Lantas kenapa ia bisa tertangkap lagi? Rupanya kepintaran itu masih berada di sebuah kepala bocah.Pelarian-pelariannya didorong dari rasa kangennya terhadap ibunya. Anak ini keluar dari penjara hanya untuk ke rumah sang ibunda tercinta. Jadi dari Lapas tanggerang ia menumpang-numpang mobil Omprengan dan juga berjalan kaki sekian kilometer dengan satu tujuan, pulang!
Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri.
* Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu Arif. * Tulisnya singkat.
Seorang anak cerdas yang harus terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak lantas berpikir bahwa ia tidak benar-benar bersalah dan harus dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah menghilangkan nyawa seseorang. Tapi saya hanya berandai-andai jika saja, kebijakan bertindak cepat menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi menangkap si Arif) pastinya saat ini anak pintar dan rajin itu tidak akan berada di tempat seperti ini.Dan kreativitasnya yang tinggi itu bisa berguna untuk hal yang lain.
Sayangnya si Arif itu cuma anak pedagang sayur miskin sementara si preman yang dibunuhnya selalu setia menyetor kepada pihak berwajib setempat. Itulah yang namanya keadilan di negeri ini!
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya …..
…. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan .
sumber Indonesia Defence”
Sumber : web[dot]archive[dot]org/web/20190718230823/https://www.facebook.com/hidayat.syarif.169/posts/1380480738770787 – Sudah dibagikan 7389 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Hoax lama yang kembali viral. Cerita ini adalah cerita fiktif populer di tahun 2011 dan 2013. Penulis cerita ini sudah menyatakan bahwa kisah ini hanyalah kisah fiktif.
Cerita ini beredar luas di situs jejaring sosial dan forum-forum internet. Bersumber dari sebuah blog, cerita ini ditulis pada tahun 2007 oleh seorang alumnus kriminologi UI. Namun baru populer belakangan ini.
Secara singkat, kisah tersebut berisi pengalaman sang penulis saat mewawancarai Arif, nama samaran bocah tersebut. Arif yang kala itu berusia 8 tahun dipidana karena kasus pembunuhan berencana dan ditahan di LP Anak Tangerang.
Arif adalah anak pintar. Nilainya selalu menonjol di kelas. Bahkan setelah di dalam penjara, nilainya nomor dua terbaik di provinsi. Lalu, bagaimana dia bisa masuk dalam penjara?
Rupanya Arif balas dendam kepada seorang kepala preman di Bekasi. Preman itu telah membunuh ayahnya. Begitu mendengar kabar itu, Arif pun langsung mencari si preman dan membalaskan dendamnya.
“Tanpa banyak bicara anak kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke perut si preman. Dan tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu jatuh tersungkur ke tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah setelahnya. Akhirnya selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke kantor polisi,” demikian cerita singkat soal Arif.
Di dalam penjara, Arif rupanya sempat merepotkan petugas Lapas. Dia kabur tiga kali dengan cara yang unik.
Pertama, Arif kabur setelah bersembunyi di dalam kantung sampah dan truk angkutan yang keluar-masuk penjara. Kedua, Arif kabur dengan cara membalurkan tape uli — makanan yang diberikan 2 kali seminggu — ke tembok untuk menghancurkannya.
Pelarian ketiga dilakukan dengan menggunakan besi ember. Besi itu digunakan untuk menyelinap keluar penjara dan membobol ruangan.
Uniknya, anak itu selalu berhasil tertangkap karena kabur selalu ke rumahnya. Dia hanya ingin bertemu sang ibu.
“Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang juga seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput Arif. Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil membawa surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya sendiri,” tulisnya.
Juru Bicara Ditjen PAS, Akbar Hadi, menegaskan, cerita itu kemungkinan besar fiktif. Sejumlah kejanggalan ditemukan dari penjelasan sang penulis. “Cerita itu banyak kejanggalan dan sepertinya fiktif,” ujar Akbar saat dikonfirmasi, Rabu (16/1/2013).
Alasan pertama menurut Akbar, sesuai dengan UU Sistem Peradilan Pidana Anak, seorang anak 8 tahun tidak mungkin diproses hukum sampai ke Lembaga Pemasyarakatan. Terlebih, Arif melakukan perbuatannya seperti dituliskan ketika berusia 7 tahun.
“Bahkan diproses di pengadilan pun sepertinya tidak, hanya sampai polisi saja,” jawab Akbar.
Akbar juga sudah mengecek menu di LP anak Tangerang dan memastikan tak ada hidangan tape dua kali seminggu. Dia juga memastikan, tak pernah ada tembok LP yang jebol gara-gara tape.
“Truk sampah juga tidak pernah masuk sampai ke Lapas, kita hanya menggunakan gerobak,” terangnya.
Terakhir, Akbar menegaskan, LP anak laki-laki di Tangerang, tak pernah dipimpin oleh seorang wanita. Ini membantah isi cerita bahwa sang pewawancara didampingi oleh ‘ibu kalapas’.
“Dalam sejarahnya, bila memang napi anak itu pria karena disebut Arif, LP anak pria tak pernah dipimpin oleh seorang ibu atau wanita. Selalu pria,” tegasnya.
=======================
Pengakuan Pembuat Cerita Fiktif Tersebut yang di posting oleh Reza pada Jun 10, 2007 10:59 PM :
“Gara-gara pembunuh tape uli!
Fuuuuiiiihhhh…lelah juga rasanya….Gara-gara tulisan saya yang tape uli itu…hidup saya jadi berubah total. Semua orang jadi memperhatikan gerak-gerik saya. Terus terang sekali lagi saya sebutkan bahwa saya tidak bermaksud apa-apa waktu menulis tulisan di semua MP saya. Itu hanya merupakan sarana saya bercerita dan mencatat perjalanan hidup saya.
Termasuk juga ketika saya menulis tentang pembunuh tape uli itu. Ternyata di luar dugaan saya banyak yang memposting tulisan tersebut ke milis dan situs-situs lain yang lebih memiliki kekuatan. Hasilnya? Cukup menghebohkan karena semua langsung memberikan tanggapan.
Beberapa pihak langsung menghubungi saya untuk sekedar ingin menyatakan simpati kepada si anak, beberapa lagi menyatakan tulus ingin memberikan sumbangan, dan yang lebih menghebohkan sudah dua orang yang mengatakan ingin mengangkatna ke dalam film, serta satu orang dari stasiun televise swasta yang ingin sekali anak itu menjadi host di tempatnya. Masalahnya mereka minta data lengkap dan saya tidak punya datanya.
Tapi bukan ini yang membuat saya bagai tersambar petir! Parahnya sebagian orang mulai mempertanyakan maksud dan tujuan saya yang katanya hanya ingin mencari sensasi. Well, saa kini bekerja sebagai karyawan swasta yang tidak ada sangkut pautnya dengan lembaga Negara manapun. Saya juga bukan selebritis yang haus akan sensasi. Jadi tidak ada untungnya saya mencari-cari sensasi.
Karena itu saya merasa sudah cukup mendapat sorotan heboh bin ramai ini. Rasanya saya ingin menyudahi semuanya. Karena itu dengan ini saya menatakan bahwa tulisan Tape Uli itu FIKSI belaka! Tidak ada satu pun yang benar di dalamnya! Saya hanya mengarang-ngarang tulisan itu untuk membuat MP saya lebih popular! Kepada semua pihak yang terkait saya menyatakan permohonan maaf karena telah menyinggung semua yang terlibat.Semoga penjelasan ini bisa memuaskan semua pihak.
Dan karena saya takut postingan ‘karangan’ saya selanjutnya akan membuat posisi saya kembali menjadi selebritis gadungan di MP, dan saya sangat tidak menginginkan hal itu. Maka saya akan menjadikan postingan ini sebagai postingan saya yang terakhir. Dan bagi mereka yang sudah terlanjur memposting tulisan tape uli ini ke berbagai tempat saya persilahkan meng-copy tulisan saya ini sebagai klarifikasi. Sebab sayatidak tahu sudah kemana saja tulisan tersebut pergi melayang.
Terima kasih untuk mereka yang sudah menjadi kawan saya di MP untuk waktu yang singkat ini. Maaf untuk ketidaknyamanan yang telah saya buat semoga kita bisa bersahabat di lain waktu dan tempat dalam kondisi yang lebih baik.
Wassalam.”
=======
Judul Asli dari cerita ini adalah “Ada pembunuh lari dari penjara menggunakan tape uli”, namun tulisan fiktif Reza Gardino yang asli sudah tidak bisa dikunjungi lagi, karena Multiply sudah tutup aplikasi.
Terkait foto yang digunakan, hasil penelusuran ditemukan bahwa foto tersebut dirilis pada 30 Agustus 2011, seperti yang tertulis pada Berita Okezone.com dengan judul “99 Tahanan Anak Tangerang Dapat Remisi Lebaran”
REFERENSI :
https://news.detik.com/berita/d-2143485/ada-napi-bocah-pintar-3-kali-kabur-dari-lp-ditjen-pas-itu-fiktif
https://www.facebook.com/TurnBackHoax/photos/a.706244416094758/715245471861319/?type=3&theater
https://news.okezone.com/read/2011/08/30/340/497913/99-tahanan-anak-tangerang-dapat-remisi-lebaran/large