Narasi waktu di sumber foto salah. Kejadian terbakarnya masjid tersebut bukan “baru pada bulan Juni 2019” melainkan terjadi pada Januari 2019. Akun sumber ini diduga adalah akun pencari pengikut dan pengumpul “like”. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : DISINFORMASI / Konten yang Salah
=============================================
Akun facebook Amazing Indonesia ( fb.com/Amazing-Indonesia-358621568126367 ) mengunggah sebuah foto yang menampilkan sebuah masjid yang tampak sedang terbakar pada bagian kubahnya.
Unggah foto ini disertai narasi sebagai berikut :
“MASJID INI TERBAKAR BARU TADI.. JIKA ANDA ISLAM KOMEN AAMIIN, YA ALLAH SELAMATKANLAH RUMAHMU INI DARI API AAMIIN…
Bagikan 3 grup agar banyak mendoakan.”
Sumber : web[dot]archive[dot]org/web/20190721081633/https://www.facebook.com/358621568126367/photos/a.358621621459695/360950504560140/?type=3&permPage=1 – Sudah dibagikan 21038 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut memang benar kejadian ketika sebuah masjid terbakar. Namun narasi yang ditulis oleh akun sumber tersebut tidak tepat.
Kesalahan narasi terletak pada kalimat “MASJID INI TERBAKAR BARU TADI” sedangkan waktu foto tersebut diunggah adalah pada 23 Juni 2019.
Sementara faktanya, masjid tersebut terbakar pada 29 Januari 2019. Kebakaran melanda Masjid Agung Belopa di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (29/1/2019) siang. Penyebab kebakaran diduga berasal dari percikan las yang tengah dikerjakan sejumlah pekerja di kawasan masjid. Sejumlah mobil pemadam kebakaran dibantu water canon dari Polres Luwu dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.
Api yang berkobar dengan cepat melalap habis bagian atas atau kubah masjid tersebut. Petugas sempat kewalahan memadamkan kobaran api karena angin yang bertiup cukup kencang. Selain itu, titik api yang terlalu tinggi membuat semprotan air mobil damkar tak dapat menjangkaunya. Baru sekitar beberapa menit kejadian, mobil water canon milik Polres Luwu berhasil menyentuh pusat api.
Namun, upaya itu juga tidak segera membuahkan hasil. Hingga beberapa menit setelahnya api masih terus berkobar. Petugas damkar, aparat Polres Luwu dibantu masyarakat akhirnya berusaha memanjat lantai dua Masjid Agung Belopa dan menyemprotkan air ke titik api.
Warga Belopa yang melihat kejadian ini juga ikut membantu dengan mengamankan barang-barang inventaris masjid. Terlihat juga sejumlah pejabat Pemkab Luwu di antaranya Kabag Humas Luwu, Ansir Ismu ikut mengarahkan warga untuk membantu upaya pemadaman dan pengamanan inventasi masjid agar tidak ikut terbakar.
Seorang pekerja kubah masjid Agung Belopa, Aswan kepada awak media mengatakan, saat kebakaran terjadi dirinya beserta rekannya tengah mengerjakan plafon masjid. Namun, tiba-tiba dirinya mendengar rekannya dari bagian pengelasan teriak meminta air.
Dia menjelaskan, dirinya dan dua rekannya saat ini tengah mengerjakan plafon masjid, sedangkan dua lainnya mengerjakan pemasangan kaligrafi. “Ada pengerjaan pengelasan pak karena tulisan kaligrafi Alquran ini berat dan harus digantung,” ujarnya Selasa (29/1/2019).
Sementara, Kapolres Luwu, AKBP Dwi Santoso, mengatakan saat ini pihaknya tengah memintai keterangan dari beberapa saksi dalam insiden tersebut. “Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran di Masjid Agung,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun, kuat dugaan jika api bersumber dari percikan las yang kemudian membesar dan membakar kubah masjid. Setidaknya, empat unit mobil Damkar Luwu dikerahkan ditambah 1 unit mobil water canon Polres Luwu dan mobil PJU terus mencoba menjinakkan si jago merah yang melalap kubah masjid.
Sementara itu, akun sumber sendiri diduga adalah akun pengumpul “like”. Begitu telah mengumpulkan banyak “like”, halaman itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka terlihat populer.
Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, Australia, belum lama ini menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual.
Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti “Klik like
jika Anda bisa melihat harimau”, atau “Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi” digunakan untuk mengumpulkan “like” dan komentar untuk sejumlah halaman.
Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan “like” dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. “Like” bagaikan mata uang bagi situs tersebut.
Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 “like” dapat dijual seharga US$ 200 (sekitar Rp 2 juta).
Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak “like” dan “share” dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang.
REFERENSI :
https://www.inews.id/daerah/sulsel/diduga-akibat-percikan-las-masjid-agung-belopa-terbakar-selasa-siang
https://regional.kompas.com/read/2019/01/29/19571161/kebakaran-landa-masjid-agung-belopa-luwu
https://www.kabarmakassar.com/posts/view/5196/ini-penyebab-masjid-agung-belopa-terbakar.html
https://www.suara.com/news/2019/01/29/124726/masjid-agung-belopa-di-luwu-terbakar-bagian-kubah-keluarkan-asap-tebal
https://kumparan.com/makassar-indeks/penyebab-terbakarnya-kubah-masjid-agung-belopa-di-luwu-1548751125365075231
https://www.timesindonesia.co.id/read/198507/20190129/161246/masjid-agung-belopa-luwu-terbakar-polisi-masih-mendalami-penyebabnya/
http://turnbackhoax.id/2018/01/22/edukasi-bisnis-gelap-di-balik-like-di-facebook/