Informasi yangmenyebutkan Lion Air memiliki utang kepada Boeing dan Airbus sebesar Rp614triliun tidak benar. Corporate Communications Strategic of Lion Air, DanangMandala Prihantoro menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. “Informasiutang atau berpotensi utang serta akan menjadi beban pihak lain adalah tidakbenar,” tegas Danang.
=====
Kategori: MisleadingContent
=====
Sumber: MediaSosial Facebook
Archive:
=====
Narasi:
Total hutang LionAir kepada Boeing dan Airbus adalah Rp 614 Trilyun, dan penjaminnya adalahpemerintah Indonesia.
Artinya, kalauLion Air dinyatakan bangkrut, berarti yang akan membayar hutang sejumlah Rp614.000.000.000.000 adalah kita, rakyat Indonesia.
=====
PenjelasanLengkap:
Salah satu perusahaanmaskapai penerbangan asal Indonesia, Lion Air, dikabarkan memiliki utang kepadaBoeing dan Airbus hingga mencapai Rp614 triliun. Dalam narasi yang tersebar dimedia sosial, utang tersebut akan dibebankan kepada rakyat Indonesia.
Berdasarkan hasilpenelusuran, diketahui bahwa informasi itu tidak benar. Pihak Lion Air telahmemberikan bantahan dan klarifikasinya. Corporate Communications Strategic ofLion Air, Danang Mandala Prihantoro menegaskan bahwa informasi tersebut tidakbenar.
“Informasi utangatau berpotensi utang serta akan menjadi beban pihak lain adalah tidak benar,”tegas Danang.
Meski begitu, Danangmembenarkan bila Lion Air Group tengah melakukan pemesanan armada (order)lebih dari 800 pesawat. Ia memastikan, pengadaan unit maskapai tidak dilakukandengan cara meminjam dana.
“Pembayaran untukseluruh armada pesawat itu dilakukan melalui berbagai macam skema,” kataDanang.
Selain itu, Danangpun memastikan, pengadaan unit pesawat tidak dijamin atau menjaminkan pihakmana pun. Menurut dia, seluruh pemesanan armada telah melalui proses perumusaninternal yang panjang. Karena itu, kegiatan ini bakal menjadi tanggung jawabperusahaan.
Bentuk tanggungjawab perseroan adalah menjaminkan aset usahanya sendiri, termasuk pesawat yangdibeli. “Namun, apabila pesawat tersebut disewa, tidak diperlukan adanyajaminan,” ucap Danang.
Danang punmenyatakan, kondisi keuangan Lion Air dalam kondisi normal dan setiap keputusanbisnis dilakukan setelah melakukan analisis tentang prospek bisnis ke depan,termasuk rencana pengembangan bidang usaha dan rute. “Saat ini, kondisioperasional dan keuangan Lion Air dalam keadaan normal dan berjalan lancar,”lanjutnya.
Berdasarkan penjelasanitu, maka dapat dikatakan bahwa informasi yang mengatakan Lion Air memilikiutang hingga Rp614 triliun tak benar. Lalu, perihal tangkapan layar ataspemberitaan dalam postingan sumber memang berasal dari portal republika.co.iddengan judul “Kemenhub Terus Pantau Kondisi Keuangan Lion Air.”
Namun, isiberitanya tidak memberitakan bahwa Lion Air memiliki utang. Isi berita yangtayang pada tanggal 10 Juni 2019 itu tentang pantauan Kementerian Perhubungan(Kemenhub) terhadap kondisi keuangan berbagai maskapai penerbangan, salahsatunya Lion Air. Berdasarkan hasil laporan 2018, beberapa maskapai penerbanganitu mengalami kerugian, termasuk Lion Air.
Meski begitu, isiartikelnya tidak membahas mengenai utang Lion Air kepada Boeing atau Airbus. Berikutkutipan beritanya:
[…] Kemenhub TerusPantau Kondisi Keuangan Lion Air
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, saat ini masihterus memantau kondisi keuangan pelbagai maskapai penerbangan. Di antaranyaadalah Lion Air. Demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, PolanaB Pramesti.
Dia membenarkan,kondisi keuangan maskapai Lion Air juga tidak cukup baik. “Kalau darilaporan keuangan sih, terakhir ya 2018 banyak yang rugi lah,” kata Polanadi Gedung Kemenhub, Jakarta, Senin (10/6).
Dia menjelaskan,tidak hanya Lion Air yang bernasib demikian. Hampir semua maskapai lain padatahun lalu juga tidak untung. Umpamanya, Air Asia yang mengalami kerugianhingga Rp 1 triliun.
Menurut Polana,ekuitas Air Asia juga tampak negatif, tetapi masih dapat teratasi secara lebih baik.“Tapi karena dia kan holding, ya jadi bisa didukung,” tutur Polana.
Dengan kondisimaskapai di Indonesia saat ini, Polana menegaskan Kemenhub juga akan melakukanpelbagai upaya. Dia memastikan, pihaknya akan menganalisis apa yang terjadidengan maskapai. Sebab, saat ini tidak ada subsidi sama sekali yang diberikankepada mereka.
Sebelumnya, LionAir dikabarkan mengajukan penundaan pembayaran jasa di seluruh bandara yangdikelola PT Angkasa Pura (AP) I (Persero). Taerutama untuk pembayaran jadakebandarudaraan pada periode Januari hingga Maret 2019.
Mengenai haltersebut, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang MandalaPrihantoro menjelaskan, permintaan itu dilakukan kepada pengelola bandar udara.Alasannya supaya hal-hal yang terkait dengan kewajiban pembayaran diperlakukansama antara Lion Air dan operator-operator penerbangan lainnya.
“Lion AirGroup sudah menyampaikan hal tersebut secara tertulis dan resmi melalui suratkepada pengelola bandar udara,” kata Danang, Senin (10/6).
Danang menjelaskanLion Air memang mengajukan termin pembayarannya. Menurutnya, termin pembayaranyang diminta untuk kewajiban Januari, Februari, dan Maret 2019.
Selain itu, Danangmemastikan Lion Air Group bersama pihak pengelola bandar udara telah melakukanpertemuan resmi dan sudah menyepakati secara tertulis. “Ini terkait dengantermin pembayaran kewajiban Januari, Februari, Maret, dan pembayaran sudahdilaksanakan,” jelas Danang.
Dia menambahkan,setelah hal tersebut diajukan, pembayaran kewajiban yang dilakukan Lioan Airungtuk April dan seterusnya dilakukan secara normal atau tidak ada penundaan. […]
Bisa dilihat darikutipan tersebut, tidak ada bagian artikel itu yang membahas mengenai utangLion Air kepada Boeing dan Airbus. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, makaisu tentang Lion Air berutang kepada Boeing dan Airbus hingga Rp614 triliunmasuk kategori misleading content.
=====
Referensi:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/914020032263866/
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190613/98/933609/lion-air-bantah-punya-utang-hingga-rp614-triliun