Postingan dengantangkapan layar artikel Tempo (tempo.co) berjudul “Jokowi : Korban Meninggalitu sudah Takdir Jangan di Perpanjang lagi” merupakan gambar hasil suntingan ataurekayasa. Sebab, artikel aslinya berjudul “Jokowi Diminta Tak Hanya PindahkanIbu Kota, Tapi…” yang tayang pada 4 Mei 2019 pukul 17:52. Artikel tersebutditulis oleh Fajar Pebrianto dan editornya ialah Rahma Tri.
=====
Kategori:Manipulated Content
=====
Sumber: MediaSosial Facebook
https://web.facebook.com/photo.php?fbid=2085627434839547&set=a.1326064397462525&type=3&theater
=====
Narasi:
Enteng bener luengomongnya jok.
Kya gak adaharganya nyawa rakyat.
Korban iniratusan,bukan satu dua yg meninggal.
⬇️
=====
Penjelasan:
Sebuah postingansebuah akun atas nama Ade Ade menampilkan tangkapan layar portal berita Tempo (tempo.co)dengan judul “Jokowi : Korban Meninggal itu sudah Takdir Jangan di Perpanjanglagi.” Postingan itu sudah dibagikan 1,8 ribu kali dan ditambah dengan narasiyang mendorong wacana pernyataan pada judul tangkapan layar itu terkait AnggotaKPPS yang meninggal dunia.
Berdasarkan penelusuran,pihak Tempo pun sudah memberikan bantahan melalui artikel periksa faktanya. Hasilpemaparan Tempo, tangkapan layar yang diunggah oleh akun Ade Ade merupakanhasil suntingan atau rekayasa dari artikel berjudul “Jokowi Diminta Tak HanyaPindahkan Ibu Kota, Tapi…” yang tayang 4 Mei 2019 pukul 17:52. Artikel tersebutditulis oleh Fajar Pebrianto dan editornya ialah Rahma Tri.
Berikut paparan pemeriksaanfakta yang dilakukan oleh Tempo terkait postingan tersebut:
[…] PEMERIKSAANFAKTA
Hasil pemeriksaanfakta, Tempo tidak pernah menerbitkan berita tersebut. Judul berita tangkapanlayar yang diunggah akun Ade Ade adalah hasil suntingan dari berita tempo.coberjudul “Jokowi Diminta Tak Hanya Pindahkan Ibu Kota, Tapi…” yangdipublikasikan 4 Mei 2019.
Suntingan ituterlihat dari font teks judul yang berbeda dengan font teks yang selama inidipakai oleh Tempo.co.
Dalam berita asli,foto yang dimuat Tempo berasal dari ANTARA dengan keterangan: Presiden JokoWidodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sebelummemimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 29 April 2019.Rapat itu membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota.
Berita itu sendiriberisi tentang pernyataan Direktur Eksekutif Komite Pemantauan PelaksanaanOtonomi Daerah (KPPOD) Robert Na Ending Jaweng yang meminta pemerintahan JokoWidodo tidak hanya mewacanakan pemindahan ibu kota negara ke luar Pulau Jawa.Lebih dari itu, Robert meminta Jokowi ikut mengubah strategi pembangunan yangsaat ini berjalan.
Tanpa itu, kataRobert, setiap daerah akan saling berebut untuk mengajukan diri menjadi calonibu kota. “Karena orang berpikir, untuk mendapatkan fasilitas yang bagus, yadengan merebut kesempatan sebagai ibu kota,” kata dia dalam diskusi di Cikini,Jakarta Pusat, Sabtu, 4 Mei 2019.
Selama ini, kataRobert, fasilitas pelayanan publik seperti rumah sakit, hingga sekolah selaluterpusat di kota besar seperti ibu kota provinsi maupun kabupaten. Padahalseharusnya, penyediaan pelayanan publik harus mengikuti permintaan dankebutuhan yang paling tinggi di suatu lokasi. “Jadi ini harus diubah, layanan publik enggak harus hierarki,” ujarnya.
Wacana pemindahanibu kota kembali menghangat setelah Jokowi menggelar Rapat Terbatas Kabinetguna membicarakan isu tersebut pada Senin, 29 April 2019. Berdasarkan rapatitu, Jokowi memberi arahan untuk mengambil alternatif pemindahan ibu kota keluar Jawa. […]
Selain itu, bila gambartangkapan layar yang diunggah akun Ade Ade disandingkan dengan tangkapan layarartikel aslinya dapat terlihat jelas perbedaannya. Bisa dilihat pada bagiansandingannya tersebut pada bagian gambar pada postingan ini. Atas hasilperbandingan dan bantahan dari Tempo itu, maka postingan akun Ade Ade masuk kedalam kategori manipulated content ataukonten yang dimanipulasi.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/888202978178905/
https://bisnis.tempo.co/read/1202045/jokowi-diminta-tak-hanya-pindahkan-ibu-kota-tapi