Informasi yangmenyebutkan bahwa Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bekasi meninggaldunia merupakan informasi yang tidak benar. Badan Pengawas Pemilihan Umum(Bawaslu) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menegaskan, kabar yang menyebut KetuaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi, Jajang Wahyudin meninggal duniasaat rapat pleno adalah hoaks atau tidak benar. Koordinator Divisi Humas danHubal Bawaslu Kabupaten Bekasi, Akbar Khadafi di Cikarang, Rabu mengatakan,saat ini Ketua KPU Kabupaten Bekasi itu dalam kondisi sehat. “Beliau sehat dansekarang sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Saat ini teman-teman dari KPUdan Bawaslu juga sedang membesuk beliau,” ungkap Akbar.
=====
Kategori:Misleading Content
=====
Sumber: Media Sosial Facebook
https://web.facebook.com/emma.may72/posts/10213585509695613(https://archive.fo/5YKOt)
https://web.facebook.com/photo.php?fbid=134858114333671&set=a.107390520413764&type=3&theater(https://archive.fo/Y7kBB)
https://web.facebook.com/yarpin.syalim/posts/10218368250308569(https://archive.fo/LHdgd)
=====
Narasi:
1) Innalilahi wainnalillahi rojiun
Akhirnya KETUAKPUD BEKASI MENINGGAL DUNIA..
TRAGIS😢😢
2) Innalillahiwainnailaihi rajiun
Ketua KPUD Bekasimeninggal dunia
#SaveDemocracy
3) Innalillahi wainna ilaihi roji’un, smoga khusnul khatimah aamiin
KETUA KPUD BEKASIAMBRUK SAAT RAPAT PLENO, Dan meninggal dunia setelah di rawat di puskesmas
https://www.viva.co.id/…/1146868-kelelahan-ketua-kpud-bekas…
#KorbanKedzalimanRezim
=====
PenjelasanLengkap:
Informasi yangmenyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bekasi meninggal dunia tersebardi media sosial Facebook. Pada narasi yang tersebar, dikatakan bahwa Ketua KPUDBekasi meninggal saat melakukan proses Rapat Pleno Rekapitulasi Suara. Narasi itudisertai dengan sejumlah foto-foto dan tangkapan layar cuitan akun @mbakyuevi_N51.
Melalui hasilpenelusuran, diketahui bahwa informasi itu tidak benar. Sebab, pihak BadanPengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sudah menegaskanbahwa kabar yang menyebut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bekasi,Jajang Wahyudin meninggal dunia saat rapat pleno adalah hoaks atau tidak benar.
Koordinator DivisiHumas dan Hubal Bawaslu Kabupaten Bekasi, Akbar Khadafi di Cikarang, Rabumengatakan, saat ini Ketua KPU Kabupaten Bekasi itu dalam kondisi sehat. “Beliausehat dan sekarang sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Saat ini teman-temandari KPU dan Bawaslu juga sedang membesuk beliau,” ungkap Akbar.
Akbar memintakepada masyarakat untuk meneliti dan mencermati setiap berita yang beredar. Iayakin masyarakat sudah semakin cerdas.
“Kabar hoaksseperti ini harus lebih teliti lagi, jangan mudah percaya isi berita yang belumtentu kebenarannya,” ucapnya.
Ia pun mengaku, kondisikesehatan Jajang belakangan memang memburuk dan puncaknya terjadi saat plenopenghitungan suara di Kantor KPU Kabupaten Bekasi, Jalan Raya Rangas Bandung,Kecamatan Kedungwaringin, semalam (8/5).
“Sekitar pukul19.00 tadi malam beliau pingsan dan langsung dilarikan ke RSUD Cibitung,”katanya.
Akbar mengatakan,berdasarkan cerita yang disampaikan Jajang kepadanya, Ketua KPUD ini mengakukalau kurang istirahat. Dari hari pertama pelaksanaan pleno hingga harikeempat, ia selalu pulang ke rumah pada pukul 06.00 dan kembali lagi ke kantorpada pukul 09.00 WIB.
“Dan semalamsebelum magrib semakin terlihat bahwa kondisi beliau sangat lemah, terlihatdari raut wajahnya yang pucat,” ungkapnya.
Akabr kembalimenjelaskan, setelah mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit, saat inikondisi Ketua KPUD Kabupaten Bekasi itu berangsur-angsur membaik. Namun, Jajangmemerlukan istirahat cukup agar dapat pulih kembali secepatnya.
“Kita doakanbersama agar beliau lekas sembuh. Saat ini posisinya masih di rumah sakit,belum diperbolehkan pulanf karena harus istirahat penuh selama masa pemulihan,”tegas Akbar.
Dari klarifikasitersebut sudah jelas bahwa kabar mengenai meninggalnya Ketua KPUD Bekasi tidakbenar. Lalu, terkait tangkapan layar akun Twitter @mbakyuevi_N51 yang digunakansejumlah postingan sumber sebagai bagian dari foto postingan juga tidak adahubungannya dengan peristiwa sakitnya Ketua KPUD Bekasi. Dilihat dari profilakun tersebut, tidak ada yang mengaitkan pemilik akun dengan Ketua KPUD Bekasi.
Adapun, akuntersebut hanya menuliskan cuitan tentang cerita ayahnya, dikatakan sebagai petugasKPPS yang meninggal dalam tugasnya. Cuitan itu tentang ayahnya meninggal munculsejak tanggal 3 Mei 2019.
Ia memulai cuitanitu dengan postingan berita dari Kompas dengan judul “Keluarga KPPS yangMeninggal Minta Pelaksanaan Pemilu Dievaluasi” yang ternyata artikelnyaberisikan tentang kabar meninggalnya ayah pemilik akun tersebut, yakniErwiyati. Berikut kutipan berita dari Kompas tersebut:
[…] Keluarga KPPSyang Meninggal Minta Pelaksanaan Pemilu Dievaluasi
JAKARTA,KOMPAS.com – Erwiyati tak dapat membendung air mata saat Ketua Komisi PemilihanUmum (KPU) Arief Budiman dan beberapa staf KPU lain mendatangi kediamannya,Jumat (3/5/2019).
Ia menangis,lantaran teringat almarhum ayahnya, Umar Madi, Ketua Kelompok PenyelenggaraPemungutan Suara (KPPS) TPS 68 Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, JakartaBarat yang belum genap dua minggu meninggal dunia.
Erwiyatimengapresiasi kehadiran KPU yang menyampaikan bela sungkawa dan santunan.
“Siapa pun yangdatang ke rumah saya, saya apresiasi, artinya kepeduliannya sudah ada. Dan itumembuat saya terhibur, bukan senang tapi terhibur. Paling tidak jadi satupenghiburan buat kami, meskipun itu tidak mengembalikan ayah saya,” kata Erwiyatisaat ditemui di rumah duka.
Erwiyatimengenang, sebelum hari pemungutan suara, ayahnya sempat menelepon. Sang ayahmenyampaikan rasa senangnya bisa turut serta menjadi bagian dari KPPS.
Sebagai KetuaKPPS, Umar Madi mulai bekerja sejak tiga hari sebelum hari pemungutan suara. Iamembagikan surat pemberitahuan memilih atau formulir C6 kepada pemilih diwilayahnya.
Pada haripemungutan suara, Umar bekerja di TPS bersama anggota KPPS lainnya. Setelahitu, pekerjaan masih dilanjutkan dengan melakukan penghitungan suara danmemantau proses rekapitulasi suara.
Rabu (24/4/2019),kondisi kesehatan Umar menurun. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Meskipun punyariwayat penyakit jantung, Erwiyati memastikan, ayahnya yang berusia 65 tahunitu dalam kondisi sehat sebelum bertugas.
“Jadi setelahmasuk RS Pelni dia nyatakan bahwa bapak syaraf otak kirinya sudah mati semua,bapak mengalami kelumpuhan dan juga stroke,” ujar Erwiyati sambil menitikan airmata.
Kamis (26/4/2019)pukul 01.59 WIB, Umar mengembuskan napas terakhir. Ia pergi meninggalkan istridan kedua putrinya.
Meskipun sudahikhlas, Erwiyati berharap KPU dapat melakukan evaluasi pelaksanaan pemilu.Sebab, yang menjadi “korban” pesta demokrasi ini tak hanya ayahnya,melainkan ratusan orang lainnya.
“Saya harap denganadanya kasus bapak saya yang meninggal ditindaklanjuti, diusut, kenapa, kalaumemang kelelahan harus di-review, kenapa, apa yang harus di-review, pelaksanaannya. Supaya pelaksanaanyadisesuaikan, jangan sampai jam kerja terlalu padat,” katanya. […]
Selain menyuitkanartikel itu, akun @mbakyuevi_N51 foto saat pemberian santunan dari KPU kepadakeluarganya. Dari hal itu, maka sudah jelas bahwa akun @mbakyuevi_N51 di-framing oleh pembuatan postingan sumberseolah-olah dirinya merupakan anak dari Ketua KPUD Bekasi yang dikatakanmeninggal dunia.
Dari penjelasanlengkap tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa isu Ketua KPUD Bekasi meninggaldunia merupakan informasi yang salah. Adapun, kategorisasi untuk isu tersebutmasuk ke dalam misleading content lantaranada pelintiran informasi dari jatuh sakitnya Ketua KPUD Bekasi.
=====
Referensi:
https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/888904228108780/
http://www.ayobekasi.net/read/2019/05/08/2711/ketua-kpu-bekasi-dikabarkan-meninggal-komisioner-hoaks
https://kabar24.bisnis.com/read/20190508/15/920134/ketua-kpu-bekasi-meninggal-dunia-adalah-hoaks