Narasi pada videotersebut tidak benar. Sebab, pada peristiwa sebenarnya yang terjadi diKabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, pada tanggal 7 Mei 2019. Saat peristiwaitu terjadi, pihak kepolisian hanya memberikan tembakan peringatan lantaranterjadi kericuhan yang dipicu pihak caleg dan saksi Partai Golkar dan Partai NasDem.Polisi pun akhirnya menembakkan gas air mata ketika kericuhan menjalar ke luarruangan rekapitulasi pleno KPU yang sudah disesaki para simpatisan caleg. Jadi,tidak benar polisi menembak saksi.

=====

Kategori: Misleading Content

=====

Sumber: PertanyaanAnggota FAFHH (@Kresna Saddam Almansyah) dan Media Sosial Facebook

https://www.facebook.com/maysania.novales.3/videos/110696696819296/

(archive: https://web.archive.org/save/https://www.facebook.com/maysania.novales.3/videos/110696696819296/?fref=gs&dti=177295885936288&hc_location=group)

=====

Narasi:

Polisi menembaksaksi yang tidak trima rekap pleno KPU

=====

PenjelasanLengkap:

Video yang mempertontonkankericuhan terjadi di sebuah ruangan dengan penuh kotak suara berlabelkan KomisiPemilihan Umum (KPU). Di video tersebut terdengar suara tembakan yang kemudianorang-orang berlarian. Dalam postingan video itu pun diberi narasi yangmenyebutkan telah terjadi penembakan oleh polisi kepada saksi saat rekap plenoKPU. Pada narasi, tidak disebutkan di mana lokasi rekapitulasi pleno KPU yangada dalam video tersebut.

Setelah dilakukanpenelusuran, ternyata video itu merupakan peristiwa kericuhan saat rapat pleno rekapitulasisuara di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Anggota KPU Sumsel DivisiSosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM, Amrah Musliminmengatakan, video kericuhan itu terjadi saat rapat pleno di Kabupaten EmpatLawang, Sumatera Selatan, Selasa (7/5/2019).

Kericuhan terjadilantaran salah seorang saksi dari salah satu partai melakukan protes terkaitadanya DA1 yang ditemukan dalam kondisi banyak coretan tipe-x. Karena kejadiantersebut, saksi dari parpol itu mengamuk dan meminta untuk dilakukanpenghitungan dengan membuka kotak suara.

Bawaslu punmenyarankan agar penghitungan untuk caleg di Kabupaten Empat Lawang dilakukandi kantor KPU Sumsel.

“Sebenarnya tidakmasalah untuk penghapusan dengan tipe-x sepanjang itu diketahui para saksi,”kata Amrah

Amrah mengakuibahwa sumber daya manusia (SDM) KPU di Kabupaten memang masih banyak yang minimpengetahuan soal penyelenggaran sehingga sering terjadi kericuhan. “Kitamemahami betul SDM di daerah itu berbeda-beda, penyelenggara kami banyakkendala kami akui. Tapi apabila disepakati saksi (coretan tipe-x), maka planoDA1 sah. Itu adalah DA1 asli yang dikeluarkan KPU,” ujarnya.

Soal rapat plenoyang dilakukan di gedung DPRD Kabupaten Empat Lawang, diungkapan Amrah,  bahwa hal tersebut terjadi karenaketerbatasan tempat di kantor KPU sehingga menggunakan gedung tersebut.

Selain Amrah, KapolresEmpat Lawang Ajun Komisaris Besar Eko Yudi Karyanto pun memberikan kronologiskejadian kericuhan tersebut. Ia menyatakan, situasi mulai tidak kondusif saatada dua orang caleg, yakni Raka Warsih dari Partai Golkar dan Suprianto dariPartai NasDem tidak terima dengan perbedaan hasil pada DA 1 hologram untuksurat suara pileg DPRD Kabupaten.

Hujan interupsipun mewarnai rapat pleno, dan saksi Partai Golkar dan NasDem mendesak KPU untukmembuka C1 plano, namun pihak KPU dan Bawaslu malah memperdebatkan aturan. KPUhanya bersedia membuka DA 1 dan enggan membuka C1 plano dengan alasan ada tahapanselanjutnya. Selain itu DA 1 plano untuk PAN dan Hanura penuh coretan putihsehingga massa pun semakin memanas.

Keributan takterelakkan saat caleg yang bersangkutan menggebrak meja dan di luar ruang rapatmassa memaksa masuk serta melakukan pelemparan sehingga aparat kepolisianterpaksa melepaskan tembakan peringatan.

“Keributan didalam ruangan akhirnya berdampak pada mulai parahnya massa pendukung di luarruangan. Mereka mendobrak pagar tapi dihalau petugas dan melepaskan tembakanperingatan. Massa mulai melempar batu ke arah petugas,” ujar Kapolres Eko Yudi.

Situasi semakintidak terkendali, lanjut Kapolres, pihak kepolisian kemudian mengamankan parakomisioner KPU untuk meninggalkan lokasi rapat ke tempat yang aman. Sementarakepolisian berupaya menenangkan amukan massa.

“Kerusuhan ituberlangsung sekitar 20 menit. Setelah kita berkoordinasi dengan caleg danperwakilan partai, massa pun tenang dan membubarkan diri hingga situasikondusif. Tidak ada korban luka dari petugas maupun massa,” katanya.

Berdasarkan penjelasantersebut, maka dapat dikatakan bahwa pada kericuhan rapat pleno rekapitulasisuara Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan tidak terjadi penembakan pihakkepolisian kepada saksi. Hal yang terjadi sebenarnya ialah hanya tembakanperingatan di dalam ruangan agar menenangkan para saksi dan caleg dari PartaiGolkar dan Partai NasDem yang tengah memanas.

Adapun, tembakangas air mata dilakukan di luar ruangan pasca massa simpatisan caleg merangsekmasuk ke dalam Gedung DPRD Kabupaten Empat Lawang. Dari peristiwa itu, tidakada korban luka dari pihak petugas maupun massa yang merangsek masuk ke GedungDPRD Kabupaten Empat Lawang.

Atas dasar itulah,narasi pada postingan tidak sesuai dengan peristiwa sebenarnya dalam video. Olehsebab itu, postingan sumber masuk kategori misleadingcontent atau konten yang menyesatkan. Hal itu dikarenakan terjadi framing seolah-olah pihak kepolisianmelakukan penembakan kepada saksi secara langsung.

=====

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/891328587866344/

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190507214949-32-392863/rekap-pemilu-kpu-empat-lawang-ricuh-polisi-lepaskan-tembakan

https://regional.kompas.com/read/2019/05/09/15434211/viral-video-kericuhan-saat-rapat-pleno-di-empat-lawang-ini-penjelasannya

https://kumparan.com/urbanid/pleno-kpu-di-sumsel-ricuh-polisi-berikan-tembakan-dan-gas-air-mata-1r2AAj8FDVE

https://news.detik.com/berita/d-4540057/pleno-kpu-empat-lawang-sumsel-ricuh-polisi-tembakkan-gas-air-matahttps://news.okezone.com/read/2019/05/08/606/2052836/pleno-kpud-empat-lawang-ricuh-petugas-dilempari-batu