Jika berhenti hanya di judul yang belakangan direvisi, memang akan menimbulkan salah pengertian. Selain itu sudah diklarifikasi oleh Mendikbud bahwa mendatangkan guru dari luar adalah untuk melatih guru lokal, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Konten yang Salah.
======
SUMBER
http://bit.ly/2Vv8ODy http://bit.ly/2vSom55, akun “tengkuzulkarnain” (twitter.com/ustadtengkuzul), sudah dibagikan 2.3 ribu kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“Bangga Semua IMPOR…?
Beras impor,
Minyak Bumi Impor,
Gas Impor,
Garam Impor,
Bawang Impor,
Susu Impor,
Baja Impor,
Tenaga Kerja Impor,
Besi Impor,
Cangkol Impor,
Pesawat Impor,
Jagung Impor,
Kedelai Impor,
SEKARANG…?
GURU Mau DIIMPOR Juga.
Indonesia Ini Punya Apa Sih…?”.
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
SUMBER mengambil kesimpulan hanya berdasarkan judul dan menambahkan narasi untuk membangun premis pelintiran yang tidak sesuai dengan isi artikel yang sesungguhnya.
——
(2) Salah satu sumber artikel, CNN Indonesia: “Menko Puan Maharani Ingin ‘Impor’ Guru”, belakangan judul direvisi menjadi “Menko Puan Maharani Ingin Undang Guru dari Luar Negeri” (dari ‘Impor’ menjadi “Undang”).
Selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(3) Klarifikasi dari Mendikbud: “”Salah satu pertimbangan Menko PMK Puan Maharani dengan mendatangkan instruktur atau guru dari luar negeri untuk meningkatkan kemahiran instruktur atau guru Indonesia. Juga bisa lebih efisien dari pada mengirim instruktur atau guru Indonesia ke luar negeri,”
Selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2Vyn3Yr http://bit.ly/30gMBI7, post akun Facebook “CNN Indonesia”. Preview tautan ke artikel memperlihatkan judul artikel sebelum direvisi.
——
(2) http://bit.ly/2JgW39n tirto(dot)id: “Rencana Impor Guru Asing, Mendikbud: Guru Asing Latih Guru Lokal
(foto)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Negeri 1 Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/4/2019). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.
Oleh: Irwan Syambudi – 12 Mei 2019
Menurut Mendikbud yang dimaksud Menko Puan bukan “mengimpor” melainkan “mengundang” guru atau instruktur luar negeri untuk program ToT.
tirto.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan guru yang didatangkan dari luar negeri bertujuan untuk melatih guru-guru maupun instruktur yang ada di Tanah Air.
“Salah satu pertimbangan Menko PMK Puan Maharani dengan mendatangkan instruktur atau guru dari luar negeri untuk meningkatkan kemahiran instruktur atau guru Indonesia. Juga bisa lebih efisien dari pada mengirim instruktur atau guru Indonesia ke luar negeri,” ujar Mendikbud di Jakarta, Minggu (12/5/2019)
Dia menambahkan yang dimaksud Menko Puan bukan “mengimpor” melainkan “mengundang” guru atau instruktur luar negeri untuk program Training of Trainers atau ToT.
Instruktur luar negeri itu tidak hanya untuk sekolah tetapi juga untuk lembaga pelatihan yang berada di kementerian lain, misalnya Balai Latihan Kerja atau BLK.
“Sasaran utamanya adalah untuk peningkatan kapasitas pembelajaran vokasi di SMK juga pembelajaran science, technology, engineering and mathematics (STEM),” tambah dia.
Namun demikian pengirim guru ke luar negeri untuk kursus jangka pendek juga tetap dilakukan.
Mendikbud berharap program tersebut tetap berlanjut setelah dikirim sebanyak 1.200 guru ke luar negeri.
“Sehingga target pengiriman guru kursus ke luar negeri sebanyak 7.000 guru tahun ini bisa tercapai,” kata Mendikbud lagi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengungkapkan gagasan untuk mengundang guru dari luar negeri mengajar di Indonesia ketika menghadiri agenda Musrenbangnas di Jakarta pada Kamis (9/5/2019) kemarin.
“Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia,” ujar Puan.
Politikus PDIP ini mengatakan, apabila nantinya ditemukan adanya kendala bahasa, maka bisa menyiapkan banyak penerjemah dan alih bahasa.
Untuk itu, Puan menegaskan, dirinya akan meminta pihak sekolah menyampaikan kriteria pengajar yang dibutuhkan beserta jumlahnya. Dan usulan ini, kata dia, akan dikoordinasikan lagi.
Baca juga artikel terkait GURU ASING atau tulisan menarik lainnya Irwan Syambudi (tirto.id – Pendidikan)
Sumber: Antara
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Agung DH
Puan mengungkapkan gagasan untuk mengundang guru dari luar negeri mengajar di Indonesia”.
——
(3) http://bit.ly/2Vxzi7x CNN Indonesia: “Menko Puan Maharani Ingin Undang Guru dari Luar Negeri
CNN Indonesia | Jumat, 10/05/2019 08:02 WIB
(foto)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengungkapkan gagasan untuk mengundang guru atau pengajar dari luar negeri guna mengajar di Indonesia.
“Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia,” kata Puan saat menghadiri diskusi Musrenbangnas, Jakarta, Kamis (9/5) seperti dilansir Antara.
Menurut Puan jika ada kendala bahasa, maka akan difasilitasi dengan penyediaan banyak penerjemah serta perlengkapan alih bahasa.
Oleh karena itu, Puan mengatakan bakal meminta pihak-pihak berkepentingan seperti sekolah untuk menyampaikan kriteria pengajar yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Usulan tersebut, sambungnya, akan dikoordinasikan untuk didatangkan.
Puan menerangkan saat ini sebetulnya pun Indonesia sudah bekerja sama dengan beberapa negara untuk mengundang para pengajar, salah satunya dari Jerman.
Pada kesempatan Musrenbangnas tersebut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan menyiapkan tiga jurus untuk menyelesaikan persoalan bangsa menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka pada 2045 mendatang, termasuk agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan kelas menengah (middle income trap).
Tiga jurus itu adalah pemerataan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pengembangan SDM.
Oleh karena itulah Jokowi meminta jajarannya di daerah agar menyambungkan titik-titik di daerahnya agar seluruh rakyat bisa menikmati pertumbuhan ekonomi.
“Sambungkan dengan kawasan industri, wisata, dengan sentra industri kecil, dengan pusat produksi baik pertanian atau perkebunan. Tugas kita membuat gede, yang tengah dan kecil tugas daerah,” ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo tersebut.
Kedua, kata Jokowi, reformasi birokrasi harus betul-betul dijalankan dengan urusan perizinan dari pusat ke daerah dipotong menjadi seefisien mungkin.
Ketiga, kata dia lebih sulit karena menyangkut pembangunan SDM yang harus bisa diselesaikan. Sementara data terakhir menunjukkan tenaga kerja di Indonesia sebanyak 51 persen adalah lulusan SD.
Tiga hal tersebut, tegas Jokowi, diperlukan untuk memperbesar peluang Indonesia negara ekonomi terkuat dunia bahkan di peringkat 4 atau 5 pada 2045.
“Untuk masuk ke sana tidak mudah, banyak tantangan yang harus diselesaikan dan dihadapi. Jangan dipikir kita biasa-biasa tahu-tahu masuk ke-4 besar, ke-5 besar ekonomi terkuat. Rumus seperti itu tak ada. Banyak negara terjebak ‘middle income trap’ karena tidak bisa menyelesaikan persoalan besar di negaranya. Kita harus bisa menyelesaikan persoalan yang ada menuju 2045, 100 tahun Indonesia merdeka,” tutur Jokowi.
(Antara/kid)”.
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/891394351193101/