Polri akan melakukan pemeriksaan internal terhadap petugas yang terlibat dalam pemukulan tersebut karena tindakan pemukulan terhadap Andri Bibir tak dapat dibenarkan. Selain itu, narasi yang beredar di media sosial tak sesuai fakta di lapangan karena peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah upaya penangkapan pelaku perusuh atas nama A alias Andri Bibir pada Kamis, 23 Mei 2019. Andri Bibir saat ini masih hidup dan mendekam di Rutan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya guna menjalani proses hukum. Sementara Muhammad Harun Al Rasyid meninggal pada saat ada aksi rusuh 22 Mei 2019 di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat.

Selengkapnya dibagian PENJELASAN dan REFERENSI.

FYI : Artikel PANJANG, mohon BACA sampai SELESAI dan sikapi dengan bijaksana.

===============================================
Kategori : DISINFORMASI / Konten yang Salah
===============================================

Video penganiayaan yang diduga dilakukan polisi di dekat kompleks Masjid Al Huda, menjadi viral di media sosial dan dibagikan melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat, 24 Mei 2019. Dalam video berdurasi 39 detik, tampak beberapa orang berseragam hitam dengan membawa tameng dan tongkat, menghajar seorang remaja di halaman sebuah masjid.

Salah satu sumber adalah akun Mustofa Nahrawardaya (twitter.com/AkunTofa ) yang sempat mencuit bahwa nama remaja yang dipukuli itu adalah Harun, warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

NARASI :
“Innalillahi-wainnailaihi-raajiuun. Sy dikabari, anak bernama Harun (15) warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat yg disiksa oknum di Komplek Masjid Al Huda ini, Syahid hari ini. Semoga Almarhum ditempatkan di tempat yg terbaik disisi Allah SWT, Amiiiin YRA”

Cuitan itu sendiri telah dihapus pemiliknya, namun tangkapan layar sebelum cuitan dihapus dipakai oleh laman Portal Islam lewat artikelnya yang berjudul: “BPN: Innalillahi…Remaja yang Dianiaya Depan Masjid Al Huda Dikabarkan Mati Syahid” pada Jumat, 24 Mei 2019 yang saat ini juga sudah dihapus, namun masih bisa dilihat versi arsip digitalnya.

Sumber : https://web.archive.org/web/20190524143945/https://www.portal-islam.id/2019/05/innalillahi-remaja-yang-dianiaya-depan.html?m=1

===============================================

PENJELASAN

1. Lokasi Video

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tempo, lokasi video itu benar diambil di dekat Masjid Al Huda di Jalan Kampung Bali XXXIII, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Tempo mencoba mengambil foto lingkungan masjid dari Parkiran Menara Thamrin, sesuai dengan sudut pengambilan video yang viral.

Gedung parkir ini berada di seberang masjid. Dilihat dari sudut pandang video yang beredar, kemungkinan besar rekaman pemukulan tersebut diambil dari tempat parkir ini. Sebab, satu-satunya gedung tinggi yang ada di dekat masjid adalah Parkiran Menara Thamrin.
Dari lantai 3 gedung parkir ini, Tempo melihat beberapa kesamaan antara video dengan lokasi.
Pertama, kubah masjid yang berwarna emas. Kemudian, pagar biru yang mengelilingi masjid. Lalu, ada dua cone oranye berjejer di pinggir lapangan.
Pantauan Tempo di lokasi, sekitar empat mobil terparkir di lokasi video viral. Dari ketinggian ini, Tempo juga melihat gedung dengan saluran udara berdesain undakan warna abu-abu. Lokasi gedung ini ada di sebelah kanan masjid jika dilihat dari video.

Saat Tempo ke sana, beberapa anggota TNI terlihat beristirahat di halaman depan masjid. Dua anggota Brimob berjaga di area belakang masjid Jalan Kampung Bali XVII. Dua anggota Brimob lain berjaga di sisi kanan masjid Jalan Kampung Bali XXXII.

Warga setempat termasuk Imam Masjid Al Huda, Tajudin, mengkonfirmasi kebenaran insiden yang terjadi dalam video yang beredar tersebut. Tajudin mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada Kamis, 23 Mei 2019 sekitar pukul 05.30 WIB.

Namun, dia berujar, tidak berada di lokasi saat kejadian berlangsung. Dia mengaku sedang di rumah untuk sembunyi.

Menurut Tajudin, anak yang dipukuli oleh aparat berseragam hitam dalam video bukan massa aksi 22 Mei yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu.

Menurut Tajudin, anak yang dipukuli oleh aparat berseragam hitam dalam video bukan massa aksi 22 Mei yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu. Anak tersebut bekerja sebagai juru parkir di lahan kosong sekitar masjid milik Smart Services Parking.

“Dia bukan ngumpet, itu orang (juru) parkir,” kata Tajudin saat ditemui wartawan di masjid Al Huda pada Jumat, 24 Mei 2019.

Tajudin juga mengaku tidak mengetahui nama anak tersebut. Dari informasi yang diterimanya, polisi juga membawa orang lain saat kejadian di masjid itu. Salah satunya disebut pegawai perusahaan parkir.

“Yang ke bawa tiga orang: supervisor satu, anak-anak itu dua orang,” kata dia.

==========================================

2. Kejelasan Siapa Orang yang Dipukuli di Video tersebut.

Bukan Harun dari Duri Kepa, namun pria yang menyuplai batu untuk perusuh.

Tempo memastikan bahwa identitas remaja yang menjadi korban dalam video di Masjid Al Huda itu bukan Harun yang beralamat di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Dikutip dari suara.com, Harun (15), warga RT 09/ RW 10, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya, Slipi, Jakarta Barat, Rabu 22 Mei 2019 malam.

Harun, meninggal setelah nyawanya tak tertolong ketika dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat. Almarhum Harun telah dikebumikan di TPU Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Sementara itu, pada Sabtu, 25 Mei 2019 dini hari, polisi merilis identitas pria yang dipukuli di dalam video viral tersebut.

“Ternyata pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kita amankan atas nama A alias Andri Bibir,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/5/2019) dini hari, seperti dikutip dari Detik.com.

Andri, sebut polisi, saat kerusuhan 22 Mei menyuplai batu-batu besar untuk dipakai para demonstran dan menyediakan air bilas untuk para demonstran yang terkena gas air mata dengan maksud agar kerusuhan berlanjut. Andri dipukuli beramai-ramai karena pria berusia 30 tahun tersebut berupaya kabur saat diamankan.

“Andri Bibir ini waktu lihat anggota, langsung dia mau kabur karena merasa salah. Ketakutan dia. Dikepung oleh anggota pengamanan,” jelas Dedi.

Dedi menambahkan bahwa Andri saat ini masih hidup dan mendekam di Rutan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya guna menjalani proses hukum.

A alias Andri Bibir (30), perusuh yang menyusup ke aksi 22 Mei 2019, menceritakan penyebab dirinya dipukuli beberapa personel Brimob di dekat Masjid Al-Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. Video pemukulan Andri viral di media sosial lantaran dibumbui narasi hoax tentang seorang anak di bawah umur dipukuli polisi hingga tewas.

“Saat itu saya memang mau melarikan diri, tapi di belakang ada Brimob dan saya kembali lagi ke lapangan itu. Dan ternyata saat itu saya ditangkap,” kata Andri saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/5/2019).

Andri mengaku dilarikan ke RS Kramat Jati setelah dipukuli dan sempat di rawat. Saat ditemui, terlihat bagian kening dan sebelah kiri mata kirinya dibalut perban. Nampak juga beberapa garis lecet di wajahnya.

Warga Kampung Duri Barat, RT 015/ RW 008, Kelurahan Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, itu menuturkan bahwa dia ketahuan mengumpulkan batu untuk para demonstran yang rusuh. Ditanyai soal motifnya mengumpulkan batu, dia menjawab hanya ikut-ikutan membuat rusuh. Di kemudian sakit hati karena terkena gas air mata yang ditembakkan aparat.

“Mengumpulkan batu dan membantu demonstrasi. Awalnya saya ikut-ikutan dan di situ saya kena gas air mata. Saya sakit hati dan saya membantu supaya pendemo semakin lebih mudah untuk mendapatkan batu,” jelas Andri.

Andri mengaku tak ikut melemparkan batu ke pasukan polisi yang bersiaga di depan Bawaslu.

“Itu yang melemparkan batu itu mereka (perusuh), yang membawa batu dari saya.” imbuhnya.

Andri juga khawatir jika kerabat dan keluarganya mempercayai narasi yang menyebutnya meninggal dunia. Dia mengaku belum sempat bertemu keluarganya setelah ditangkap polisi.

“Untuk teman, rekan atau keluarga yang melihat video itu, itu saya dan saya belum meninggal,” ujar dia.

Andri yang saat ini berstatus tahanan Direkrorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dia dijerat dengan Pasal 170 dan atau 214 KUHP karena dinilai telah bersama-sama melawan petugas dan atau bersama-sama melakukan kekerasan terhadap barang atau orang.

==========================================

3. Polri Tindak Oknum Brimob yang Pukuli Perusuh di Kampung Bali Tanah Abang

Polri menyatakan tindakan pemukulan terhadap Andri Bibir tak dapat dibenarkan.

“Dalam hal upaya penangkapan perusuh atas nama A alias Andri Bibir, apa yang dilakukan oleh oknum anggota tidak dibenarkan. Seharusnya kepada pelaku perusuh yang sudah menyerah tidak boleh lagi dilakukan tindakan berlebihan, eksesif,” tutur Karo Penmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Sabtu (25/5/2019).

Dedi mengatakan Polri akan melakukan pemeriksaan internal terhadap petugas yang terlibat dalam pemukulan tersebut. Dia mengatakan petugas mengambil tindakan represif karena Andri Bibir terlibat aktif dalam aksi 22 Mei yang berujung kerusuhan.

“Prinsip kepada personel Polri yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di kepolisian pasti akan kami proses sesuai mekanisme yang ada,” kata Dedi.

============================================

4. Harun Rasyid, Korban Kerusuhan 22 Mei, Tewas di Slipi

Muhammad Harun Al Rasyid meninggal pada saat ada aksi rusuh 22 Mei di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat, satu dari 9 titik ricuh dalam demo 21-22 Mei. Didin Wahyudin terpukul atas kematian putranya, Muhammad Harun Al Rasyid, korban aksi ricuh 22 Mei. Terlebih penyebab anaknya meninggal masih misterius sampai hari ini.

Yayan, Ketua RW 10 Kelurahan Duri Kepa, berkata orang dalam video itu bukanlah Harun. Yayan bilang Harun meninggal saat malam hari di jembatan Slipi. Sementara video pengeroyokan itu pada siang hari.

Teman sebangku sekolah Harun, Angga (14) menceritakan awal mulanya dirinya diajak oleh almarhum untuk makan di warteg. Setelah itu, Harun pun lantas mengajak dirinya untuk ikut aksi kerusuhan di Slipi.

“Harun ngajakin ke warteg, habis itu Harun ngerencanain ke sana ngajak ke sana, dia bilang ayok kita lihat di Slipi yang perang,” tutur Angga saat ditemui di TPU Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (24/5/2019).

Angga mengungkapkan, saat terlibat kerusuhan di Slipi pada Rabu siang, Harus sempat mengalami luka pada bagian paha akibat terkena selongsong peluru gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian. Angga pun lantas mengajak Harun untuk pulang kerumahnya yang berada di Kedoya, Jakarta Barat untuk mengobati luka tersebut.

Selepas magrib, Angga yang sempat menawarkan Harun untuk pulang kerumahnya justru menolak. Harun malah meminta Angga untuk kembali ke lokasi kerusuhan di Slipi.

“Abis magrib Harun saya ajak pulang enggak mau, dia bilang ‘ayuk lanjutin saja. Saya bilang terserah lu dah gua ikutin lu aja,” ujarnya.

“Udah sampai sana, motor saya belum diparkir dia udah maju duluan. Setelah itu saya masih sama dia, pas jam 10-an malam udah mencar pas polisi udah maju saya udah enggak ketemu sama dia. Dicariin udah enggak ketemu dia,” imbuhnya.

Namun saat dikonfirmasi terkait video viral penganiayaan yang diduga dilakukan oknum aparat kepolisian yang diduga korban tersebut adalah Harun, Angga memastikan hal itu tidak benar. Sebab, kejadian penganiayaan dalam video viral tersebut terjadi siang hari ketika Harus justru sedang bersama dirinya.

“Itu bukan, kurang tahu kalau itu dimana. Itu bukan Harun, kalau Harun siang masih sama saya,” ungkapnya.

============================================

5. Polisi Usut Netizen yang Sebar Hoax Bocah Tewas Dipukuli di Kampung Bali

Polisi kini mengusut netizen yang menyebarkan berita hoax tewasnya seorang bocah akibat dipukuli oleh Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Polisi menilai hoax tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

“Masih melakukan pendalaman terhadap kasus akun yang menyebarkan berita hoax tersebut. Kami bisa buktikan akun tersebut sebagai penyebar berita hoax. Akan kami tindaklanjuti,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/5/2019).

Dedi mengatakan ada pihak yang menyandingkan foto korban meninggal dunia dalam kerusuhan 22 Mei 2019 dengan video penangkapan perusuh bernama A alias Andri Bibir (30) oleh aparat Brimob. Alhasil masyarakat mengira foto korban tewas dan video penangkapan saling terkait.

“Hal yang menunjukkan orang dalam video tersebut adalah tersangka Andri Bibir dari pakaiannya. Dia menggunakan kaus hitam dan celana jins yang sudah dipotong pendek. Sesuai dengan di video. Sedangkan kabar hoax yang disebarkan di akun Twitter adalah bukan foto yang bersangkutan. Kami tahu ada yang menempel video tersebut dengan gambar korban lainnya,” ucap Dedi.

“Tidak benar kalau korban adalah anak 16 tahun. Tidak benar anak dalam foto tersebut meninggal karena kejadian dalam video tersebut,” sambung dia.

Dedi menjelaskan pelaku hoax dapat dijerat Pasal 45 dan 28 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Pasal 14 ayat 1 dan 2, Pasal 15 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

“Ancaman hukuman di atas enam tahun karena hoax ini menimbulkan kegaduhan,” tandas Dedi.

===================

REFERENSI :
https://cekfakta.tempo.co/fakta/296/fakta-atau-hoaks-benarkah-remaja-yang-dianiaya-polisi-di-kompleks-masjid-al-huda-bernama-harun-rasyid-asal-duri-kepa
https://news.detik.com/berita/4564453/begini-pengakuan-pria-yang-dipukuli-brimob-di-kampung-bali
https://news.detik.com/berita/d-4564623/polri-tindak-oknum-brimob-yang-pukuli-perusuh-di-kampung-bali-tanah-abang
https://www.suara.com/news/2019/05/24/172356/meninggal-akibat-kerusuhan-22-mei-harun-nekat-ikut-aksi-meski-terluka
https://tirto.id/duduk-perkara-harun-rasyid-korban-kerusuhan-22-mei-tewas-di-slipi-d1J9
https://m.viva.co.id/amp/berita/metro/1152268-pengakuan-pria-yang-dianggap-bocah-dan-dianiaya-aparat-di-kampung-bali
https://news.detik.com/berita/4564462/polisi-usut-netizen-yang-sebar-hoax-bocah-tewas-dipukuli-di-kampung-bali