Dari hasil penelusuran, video tersebut memang benar adanya. Namun berpotensi terjadi misleading atau konten menyesatkan dengan memberikan narasi soal pengusiran.

Dalam artikel Suara.com dengan judul “Luhut Binsar Panjaitan: Saya Tidak Diusir Mahasiswa di Medan”, Luhut membantah apabila dirinya telah diusir.

Tindakan mahasiswa yang berteriak-teriak menyebutkan nama Prabowo dan ada juga Jokowi, saya nilai sah saja dan merupakan wujud demokrasi di kalangan mahasiswa,” ujar Luhut seperti dilansir Antara, Sabtu (13/4/2019).

Luhut menyampaikan kronologis kehadirannya di Universitas Pembangunan Panca Budi. Dia mengakui diundang Alwi Abdurrahman Shihab—mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Luar Negeri Indonesia—untuk memberikan kuliah umum di Panca Budi.

Dalam kampus itu, kata Luhut, dia memberi penjelasan bagaimana kita sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Luhut mengakui, melihat mahasiswa di kampus itu terbelah dua pasangan calon presiden.

Waktu mau berbicara, ujar Luhut, ada yang seperti memprovokasi, tetapi pembicaraan terus berjalan hingga habis atau sekitar 20 menit

Luhut menjelaskan, saat Alwi Sihab berbicara, teriakan mahasiswa yang menyebutkan nama kedua calon presiden juga sudah ada.

“Saat saya menyampaikan materi, teriakan nama paslon tetap ada, tetapi tetap saja, saya meneruskan kuliah umum saya, hingga habis karena hal itu saya anggap sah saja dan membuktikan semangat anak muda,” katanya.

Menurut Luhut, selesai kuliah umum dia keluar dan terlihat masih ada kumpulan mahasiswa.

Bahkan saat melewati kumpulan mahasiswa yang teriak “Prabowo, Prabowo”, ujar Luhut, dia bilang enggak apa-apa.

“Kami tos, tos. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil dan banyak yang selfie sama saya,” katanya.

Jadi, kalau ada yang bilang saya diusir, ujar Luhut, saya tidak merasa diusir karena acara selesai semua.

Luhut kembali menegaskan dirinya tidak merasa diusir dan tidak mempermasalahkan kejadian itu. Walaupun kejadian seperti itu merupakan yang pertama dialaminya khususnya di Sumut.

“Saya tidak diusir, buktinya saya menyampaikan kuliah umum saya hingga habis,” ujarnya.

Luhut berharap dan mengimbau agar masyarakat jangan berpecah hanya karena beda pilihan di Pemilu 2019.

Luhut menegaskan, di dalam setiap acara, dia tidak pernah menyampaikan ajakan memilih calon presiden siapa pun.

“Boleh dicek,” katanya.

Dia, katanya, mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah.

Menurut Luhut yang diluruskannya antara lain tidak benar Presiden Jokowi tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Termasuk, tidak benar Presiden Jokowi terindikasi PKI.

Bahkan, Presiden Jokowi pada saat apel Danrem/Dandim pada Desember 2018 telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia .

Hingga pada Januari 2019 sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI dan hasilnya tidak ditemukan soal itu.

Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, ujar Luhut, juga tidak ditemukan.

“Terus soal utang, tidak benar. Hutang rendah kok, hanya 29,6 persen dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60 persen dari PDB,” katanya.

Luhut menegaskan, hal-hal semacam itu atau berita-berita hoaks jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.

“Mahasiswa jangan ribut akibat berita-berita hoaks karena yang akan mengawal bangsa ini ke depan adalah mereka,” ujar Luhut.

Dibantah Rektor

Sementara dikutip dari Antara Sumut, kabar pengusiran itu juga dibantah oleh Rektor Panca Budi Medan. Dalam artikel berjudul “Rektor Panca Budi Medan bantah Luhut diusir pasca kunjungan”, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Dr H Muhammad Isa Indrawan, membantah video viral yang menyebutkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan diusir mahasiswa saat melakukan kunjungan pada Jumat (12/4) malam.

“Enggak benar, Pak Luhut tidak diusir. Sebagian mahasiswa hanya menyampaikan aspirasinya, dan tidak ada pengusiran,” jelasnya saat dikonfirmasi Antara melalui aplikasi WhatsApp, Jumat malam.

Kedatangan Luhut ke salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan yang beralamat di Jalan Gatot Subroto KM 4,5 itu dalam rangka memberikan kuliah umum dengan tema “Melangkah Indonesia Maju”.

“Sekitar 7.000 mahasiwa hadir pada kuliah umum tersebut, dan tidak hanya mahasiswa Panca Budi saja, ada juga mahasiswa dari Perguruan Tinggi Kesehatan Sumatera Utara,” ungkapnya.

Kuliah umum ini, kata Isa, dijadwalkan juga dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Mohamad Nasir, untuk memberikan penjelasan tentang Uji Kompetensi Exit Exam yang saat ini akan diberlakukan secara nasional.

“Seharusnya Pak Nasir juga ada, namun beliau berhalangan hadir,” ujarnya.

======

Sumber: https://cekfakta.com/focus/1816