Pelintiran daur ulang, konfirmasi oleh Imam Besar Masjid di Angola tidak ada pelarangan agama Islam di Angola. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Salah.

======

SUMBER

http://bit.ly/2IKhEHG http://archive.today/OI6xT, post oleh akun “Mutia Mutiah” (facebook.com/mutia.mutiah.980), sudah dibagikan 3.487 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“ANGOLA BYK UTANG MA CINA,
Konsekuen nya Islam tdk boleh ditegakkan,byk mesjid ditutup,akhirnya pd sholat di jalanan &ditembaki oleh polisi.

Hello Muslim Indonesia ,elo mau digituin??

Jangan sampai indonesia seperti anggola.setelah tak boleh bayar hutang sama cina mk negara itu tidak bisa berbuat apa 2xkarna semua apa yang ada di anggola telah di kuasai cina,ummat muslim dkriminalisasi mesjid ditutup dan lain lainnya😭
Simak yg disampaikan ulama ⬇️”.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) Beberapa artikel yang berhubungan:

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2H3j4bZ, “Kamis 28 Januari 2016, 12:24 WIB

Hoax or Not

Pesan Berantai Islam Dilarang di Angola Tidak Benar

Salmah Muslimah – detikNews

(foto)
Ilustrator: Zaki Alfarabi

Jakarta –
Isu:

Beredar pesan berantai yang berisi informasi tentang peristiwa di Angola, di mana agama Islam dilarang dan tidak diakui. Selain itu, banyak masjid yang dirubuhkan dan dibakar karena dianggap ilegal dan tak berizin. Pesan itu menyebar secara viral dan meminta umat Islam bereaksi.

Pesan itu berupa poster bergambar seorang tokoh Angola, gambar masjid yang dirubuhkn dan sebuah artikel berbahasa Melayu. Isinya menyebutkan Angola mengharamkan agama Islam karena dianggap bertentangan dengan budaya.

Investigasi:

detikcom menelusuri awal pesan tersebut, termasuk media asing yang menuliskan berita tentang pelarangan Islam di Angola. Hasilnya, memang ada sejumlah media asing seperti Al Jazeera, Daily Mail dan International Business Time yang memberitakan hal tersebut. Namun perlu dicatat, kabar tersebut diberitakan tahun 2013 lalu. Sementara untuk tahun 2016 atau 2015 pemberitaan itu hampir tidak ada, kecuali di media lokal Pakistan.

detikcom juga mengontak KBRI di Windhoek, Namibia yang juga merangkap untuk Angola pada Rabu (28/1) malam. Di ujung telepon menjawab Konselur Pensosbud Pramudya Sulaksono. Dia mengaku juga mendapat kabar soal isu itu.

“Akhir 2015 lalu kami ke Angola dan melakukan konfirmasi,” jelas Pramudya.

KBRI Windhoek mengontak Kemlu Angola juga imam besar masjid di Angola. Konfirmasi didapatkan, tidak ada pembakaran dan pelarangan Islam.

Menurut Pramudya, isu yang berkembang ini sudah lama, sejak 2013 lalu. Tapi entah mengapa, isu ini muncul lagi di media di Indonesia dan Pakistan, serta beberapa negara Islam.

“Di Angola ini memang sedang berkembang ekonominya. Minyak sedang booming di sini. Mayoritas penduduk di sini Katolik karena pernah menjadi jajahan Portugis, Islam juga ada di bagian utara, serta ekspatriat yang datang,” terang dia.

“Isu lama ini sedang diangkat kembali. Kami tegaskan, sudah kami konfirmasi tidak ada pelarangan Islam di sini, Imam Besar Masjid di Angola juga sudah memastikan,” tutur dia.

Kesimpulan:

Informasi yang beredar mengenai pelarangan Islam dan pembakaran serta pengrusakan masjid di Angola tidak benar atau hoax. Masalah itu memang pernah terjadi tahun 2013 lalu. Namun saat ini Islam sudah diterima di Angola. (slm/mad)”

——

(2) BBC: “Mitos yang gigih bahwa Islam dilarang di Angola

18 Oktober 2016

(foto)

Laporan palsu bahwa Angola telah menjadi negara pertama di dunia yang melarang Islam telah muncul kembali. Wartawan BBC Clare Spencer bertanya apakah ini terkait dengan pemilihan presiden AS.

“Orang Muslim sangat gila sekarang,” tulis Frank Lea di Freedom Daily .

“Otoritas Angola melarang Islam, yang mereka anggap sesat, BUKAN agama,” lanjut situs web Liberty Is Viral .

Cerita ini memberikan rincian tentang sebuah masjid yang dirampok di permukiman Zango di ibu kota Angola, Luanda.

“Mereka melihat apa yang dilakukan Muslim untuk non-Muslim, khususnya di Afrika, dan mengambil langkah untuk mencegah hal itu terjadi di Angola,” cerita yang diterbitkan oleh ReaganCoalition.com mengatakan.

“Mungkin AS bisa belajar satu atau dua hal dari Angola,” tambah situs Amerika First Patriots , yang mengatakan 80 masjid telah dilibas.

Tapi cerita aslinya tidak benar.

Kontak di Luanda mengambil foto ini bulan lalu dari sebuah masjid yang masih berfungsi:

(foto)

Salah satu Muslim Angola, Adam Campos, mengatakan kepada BBC bahwa sebenarnya komunitas Muslim “bertumbuh setiap hari”.

Tapi Mr Campos mengatakan masjidnya sendiri ditutup oleh pemerintah beberapa tahun yang lalu dan, pada periode yang sama, beberapa hancur.

Di sinilah kesalahpahaman bahwa Islam telah dilarang tampaknya berasal.

Dia menjelaskan bahwa masjid dihancurkan karena pemerintah mengatakan mereka tidak memiliki izin untuk dibangun.

Dia menambahkan bahwa tidak semua dari mereka ditutup, dan dia pergi ke yang lain untuk berdoa, meskipun kadang-kadang orang memilih untuk beribadah di luar masjid tertutupnya.

Kemudian, setelah beberapa bulan, dan para pengacara terlibat, masjid tiga lantai di daerah Hoji-ya-Henda di Luanda dibuka kembali.

“Islam tidak dilarang di Angola, kami menghadapi beberapa kesulitan seperti kelompok agama minoritas lainnya, karena kami tidak diakui oleh pemerintah.”

Sekarang “semuanya tenang, dan saya berharap mereka terus seperti ini” katanya.

Namun kembali pada tahun 2013 berita tentang larangan yang diduga menyebar dari surat kabar berbahasa Perancis , La Nouvelle Tribune ke Daily Mail Inggris dan sejauh India Today.

Sebuah kelompok di London begitu marah sehingga mereka melakukan protes di luar kedutaan Angola, yang fotografer Peter Marshall dokumentasikan .

Hak cipta gambarPETER MARSHALL
Surat kabar Afrika Selatan Daily Maverick memecahkan mitos itu tak lama setelah pertama kali muncul.

“Tidak” katanya “Angola tidak ‘melarang Islam’. Ini sedikit lebih rumit dari itu”.

Banyak, termasuk Daily Mail, mengutip Menteri Kebudayaan Angola Rosa Cruz e Silva yang mengatakan bahwa masjid akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Satu detail, yang memberi cerita lebih banyak kepercayaan, adalah bahwa pemerintah telah menolak aplikasi kelompok Muslim untuk pengakuan hukum.

Ini tampaknya benar.

Ini adalah apa yang dimaksud Campos ketika dia mengatakan bahwa Islam tidak diakui oleh pemerintah.

Namun, tampaknya tidak secara khusus anti-Muslim karena banyak kelompok agama lain juga tidak diakui.

…”

Google Translate dengan penyesuaian seperlunya, selengkapnya di http://bit.ly/2Erf0RS. Tautan ke artikel dengan bahasa asli (English): https://bbc.in/2H6HNfz.

——

(3) [SALAH] “Angola Resmi Larang Islam di Negaranya”, post sebelumnya di http://bit.ly/2Uci7nq.

——

(4) Pertanyaan oleh salah satu anggota FAFHH.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/847591492240054/