Disinformasi daur ulang, “Independent Observer” memang berbahasa Inggris tetapi BUKAN “Koran Inggris”. Pengelolanya adalah PT. Media Pandu Bangsa yang mendaftarkan ijin ISSN dengan alamat kontak di Cibinong (Bogor), selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Salah.

======

SUMBER

http://bit.ly/2DYKGPp, post oleh akun “Wulan Margono WM” (facebook.com/wulan.m.wm.5), sudah dibagikan 1.402 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“KORAN… KORAN…

bukan KOMPAS, bukan lainya melainnkan KORAN INGGRIS

Judulnya warbiasahh… UDAH NGUTANG GAGAL PULA #eaaa

Begini masih kalian dukung bong..!”

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) ISSN: “Sinopsis: Koran Umum Nasional berbahasa Inggris dengan skala terbit mingguan. Menjadi jembatan Informasi kepada masyarakat dengan berita yang jujur, serta terfokus kepada berita Sosial, Budaya, dan Politik. adapun macam konten berita meliputi : National, Metropolitan, Politik, Bisnis dan Keuangan, Entertaimen, Lifestyle (Gaya Hidup), Leisure (Tempat Wisata), Intermezzo, Internasional, Embassy Talk (Info Kedutaan), Social Culture (Sosial Budaya), Educarion (Pendidikan), Sports (Olahraga), Indepth, Infotech (IPTEK).”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.

——

(3) Beberapa artikel yang berkaitan:

——

(4) Verifikasi lokasi via Google Street View:

======

REFERENSI

(1) http://u.lipi.go.id/1509438331: “» ISSN ONLINE

Nomor ID: 1509438331
Tanggal permohonan: Selasa, 31 Oktober 2017
Nama terbitan: Independent Observer
Sinopsis: Koran Umum Nasional berbahasa Inggris dengan skala terbit mingguan. Menjadi jembatan Informasi kepada masyarakat dengan berita yang jujur, serta terfokus kepada berita Sosial, Budaya, dan Politik. adapun macam konten berita meliputi : National, Metropolitan, Politik, Bisnis dan Keuangan, Entertaimen, Lifestyle (Gaya Hidup), Leisure (Tempat Wisata), Intermezzo, Internasional, Embassy Talk (Info Kedutaan), Social Culture (Sosial Budaya), Educarion (Pendidikan), Sports (Olahraga), Indepth, Infotech (IPTEK).
Pengelola: PT. Media Pandu Bangsa
Kontak: Angga Raka Prabowo
Nirwana Estate Blok R No 05 RT.002/RW.013 Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor 16915
» Tel / fax : 02122717476 / 02122717577 » Sampul depan [ bita ]
Penerbit: PT. Media Pandu Bangsa
Frekwensi terbitan: 1 mingguan
Nomor ISSN: 2598-103X (media cetak)
Keterangan: » Kategori umum
» SK no. 0005.2598103X/JI.3.1/SK.ISSN/2017.11 – 14 November 2017 (mulai edisi Vol. 1, No. 1, Desember 2017)”.

——

(2) http://bit.ly/2SCD4dK kumparanNEWS: “Gerindra Jawab Isu soal Koran The Independent Observer

(foto)
Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)

Sebuah koran terbitan Indonesia berbahasa Inggris, The Independent Observer ramai menjadi perbincangan publik. Penyebabnya, headline yang ditampilkan koran tersebut memuat judul yang cukup menohok.

Di halaman depan koran tersebut dituliskan The Prabowo-Sandiaga – Jokowi-Ma’ruf Face-Off: ‘New Hope vs Unfulfilled Promises’. Judul headline lain yang pernah dimuat adalah Jokowi’s Broken Political Promises. Sehingga, koran tersebut menjadi perdebatan di media sosial dan menjadi bahan untuk saling serang antara kubu Prabowo dan Jokowi.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui bahwa koran The Independent Observer itu diterbitkan oleh sekelompok orang yang memiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto.

“Ya memang ada beberapa sekelompok orang yang dekat dengan Pak Prabowo yang mencoba membuat penerbitan itu setahu saya ya, harian berbahasa Inggris,” kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8).

Namun, Muzani memastikan, koran tersebut sama sekali tidak terafiliasi dengan Partai Gerindra. Menurutnya, sekelompok orang itu memiliki kepedulian terhadap pemberitaan dan suasana pers yang berimbang, sehingga akhirnya menerbitkan media massa berbahasa Inggris, The Independent Observer.

“Tetapi kaitannya itu pasti tidak ada kaitannya dengan Gerindra baik langsung maupun tidak langsung. Dan sekelompok orang itu adalah orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap pemberitaan dan suasana pers yang lebih berimbang. Karena itu menerbitkan media ini dalam bahasa Inggris tapi dalam versi cetak,” ujar Wakil Ketua MPR itu.

(foto)
Koran The Independent Observer. (Foto: dok istimewa)

Muzani mengatakan, ia tidak mengetahui sejauh mana komunikasi dan kedekatan yang dibangun kelompok dari The Independent Observer dengan Prabowo.

“Saya tidak tahu bagaimana koordinasi hubungannya dengan Pak Prabowo. Tapi rasanya saya kira bisa iya, bisa enggak hubungan-hubungan itu. Tapi kalau dengan partai (Gerindra) saya pastikan nggak ada kaitannya,” tutup Muzani.

Dihimpun dari berbagai sumber, Koran Independent Observer adalah koran berita nasional berbahasa inggris dengan skala distribusi nasional yang terbit mingguan yang dicetak untuk dapat mencakup wilayah edar seluruh Indonesia dengan jumlah cetak 30.000 eksemplar. Koran ini diterbitkan oleh PT Media Pandu Bangsa.

Ketika kumparan mencoba menghubungi pihak The Independent Observer, mereka belum bisa menjawab secara detail terkait hubungannya dengan Prabowo tersebut karena petinggi koran tersebut tidak sedang berada di kantor.

“Maaf saya tidak berhak menjawab terkait hal itu, bisa menghubungi kami lagi hari Senin,” kata Esti, salah satu pegawai The Independent Observer.”

——

(3) http://bit.ly/2t9WvvP CNN Indonesia: “Independent Observer dan Suara Senyap Gerindra dari Kemang

Tim CNNIndonesia.com, CNN Indonesia | Jumat, 07/09/2018 08:48 WIB

(foto)
Koran Independent Observer terbitan Indonesia. CNNIdonesia/Safir MakkiCNN Indonesia/Safir Makki

Jakarta, CNN Indonesia — Tembok pagar bangunan di atas lahan sekitar 900 meter persegi itu tampak kusam. Sebagian catnya mengelupas. Pintu pagar bercat hitam itu tertutup rapat. Suasana siang itu senyap.

Pada 21 Agustus 2018 lalu, sebuah situs jual beli rumah online menawarkan rumah tersebut untuk disewakan. Harganya Rp450 juta per tahun.

“Bisa untuk kantor,” demikian keterangan dalam situs itu.

Dalam iklan itu juga disebutkan bahwa rumah tersebut memiliki luas bangunan 600 meter persegi, terdiri dari empat kamar tidur, tiga kamar mandi. Rumah itu juga terdapat Taman luas depan belakang, pos satpam, dan garasi.

“Ini rumahnya orang-orang Prabowo,” kata seorang pedagang yang sehari-hari mangkal di dekat rumah tersebut.

“Sering ada orang-orang, ramai-ramai juga, mungkin rapat,” katanya.

Rumah di Jalan Kemang V nomor 11A, Jakarta Selatan itu pernah digunakan sebagai lokasi rapat partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pada 1 Agustus 2018, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen PAN dan Eddy Suparno, dan Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan menggelar rapat di rumah itu membahas teknis pendaftaran capres-cawapres.

(foto)
Kantor media Independent Observer di Jalan Kemang V nomor 11a. (CNN Indonesia/LB Ciputri Hutabarat)

Rumah itu kembali menjadi sorotan setelah di media sosial diramaikan kemunculan Surat Kabar Independent Observer. Sebab dalam koran tersebut tertera alamat kantor redaksi di Jalan Kemang V nomor 11 A.

Di media sosial seliweran screenshot halaman depan Independent Observer viral di media sosial setelah menurunkan judul kepala New Hope Vs Unfulifilled Promises. Warganet menyamakan koran tersebut dengan tabloid Obor Rakyat. Bedanya, Independent Observer berbahasa Inggris, Obor Rakyat berbahasa Indonesia, kata netizen.

Tabloid Obor Rakyat sempat menghebohkan masyarakat pada Pemilihan Presiden 2014. Ketika itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla bertarung dalam perebutan kursi presiden dengan Prabowo-Hatta Rajasa.

Edisi pertama Obor Rakyat muncul pada pada Mei 2014 dengan headline ‘Capres Boneka’. Di tabloid itu juga terdapat karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri.

Edisi kedua tabloid itu kembali beredar dengan judul ‘1001 Topeng Jokowi’. Tabloid tersebut tidak hanya beredar masyarakat umum, tetapi telah sampai juga ke lingkungan pesantren dan pengurus mesjid.

Kepolisian kemudian mengusut usai menerima laporan dari Jokowi-JK melalui timsesnya. Kemudian pada 2016, Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setriyadi Budiono akhirnya dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena dianggap telah mencemarkan nama baik.

Sementara koran Independent Observer dijual seharga Rp9.500 di sejumlah toko buku. Namun, sejak ramai di media sosial surat kabar tersebut sulit dicari.

CNNIndonesia.com memperoleh tabloid Independent Observer edisi 31 Agustus-6 September 2018 dari salah satu toko buku di Jakarta Pusat.

“Belakangan lagi banyak yang nyari, ini saja stok terakhir,” kata seorang penjaga toko buku di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Independent Observer nomor 33/Vol 01 itu menulis tentang persekusi terhadap sejumlah aktivis gerakan #2019GantiPresiden. Judul kepalanya Democrazy Under Harassment dengan subjudul, The Political Persecution in Indonesia.

Di halaman 8 koran itu tertera nama pengelola dan staf redaksi Independent Observer. Tercatat nama Angga Raka Prabowo sebagai CEO, dan Irawan Ronodipuro sebagai Pemimpin Redaksi. HRGA Manager, A Bachren Bona Vory.

Selain itu, nama Budi Purnomo Karjodihardjo juga tercatat sebagai Senior Editorial Advisor bersama Byron Allen Black.

Dalam situs International Standard Serial Number (ISSN) LIPI, Independent Observer masuk dalam kategori Koran Umum Nasional berbahasa Inggris dengan skala terbit mingguan. Keterangan di ISSN LIPI menyebutkan surat kabar tersebut menjadi jembatan informasi kepada masyarakat dengan berita yang jujur, serta terfokus kepada berita sosial, budaya, dan politik.

Konten berita meliputi National, Metropolitan, Politik, Bisnis, dan Keuangan, Entertainment, Lifestyle, Leisure, Intermezzo, Internasional, Embassy Talk, Social Culture, Education, Sports, Indepth, Infotech. Media berbahasa Inggris itu terbit dengan frekuensi 1 mingguan.

Mengantongi SK nomor 0005.2598103X/JL.3.1/SK.ISSN/, pengelola koran tersebut tercatat sebagai PT Media Pandu Bangsa. Nama pengelola adalah Angga Raka Prabowo yang beralamat Nirwana Estate Blok R nomor 5 RT 002/RW013, Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.

Atribut Partai Gerindra

CNNIndonesia.com menyambangi alamat pengelola di Nirwana Estate Blok R nomor 5.

Di rumah tersebut terdapat sejumlah atribut Partai Gerindra. Sebuah mobil ambulans berlogo Gerindra terparkir di rumah itu. Bahkan, terlihat satu motor patroli pengawal polisi di depan rumah tersebut.

“Ini rumah Pak Rudy Susmanto, temannya Pak Angga. Mereka memang kenal dekat,” kata seorang ajudan Rudy.

(foto)
Kantor pengelola Independent Observer di Cibinong, Bogor. (CNN Indonesia/LB Ciputri Hutabarat)

Rudy tercatat sebagai calon legislatif Dapil I Kabupaten Bogor dari Partai Gerindra. Rudy juga menjabat sebagai Ketua Nusantara Polo Club, sebuah komunitas olahraga berkuda.

“Betul di sini adalah alamat PT Media Pandu Bangsa dan mas Angga adalah pimpinannya,” kata Rudy kepada CNNIndonesia.com singkat.

Rudy mengatakan rumahnya hanya dipakai sebagai kantor Independent Observer, sementara soal percetakan dia tak tahu menahu.

“Kalau percetakannya mungkin alatnya tidak muat di sini. Percetakannya di Jakarta,” katanya.

Angga merupakan kader Partai Gerindra dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra. Hal itu, dibenarkan oleh Wakil ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

CNNIndonesia.com mencoba menghubungi Angga. Namun tak berbalas. Telepon dan pesan WhatsApp yang dikirimkan tak direspons. Menurut informasi yang diperoleh CNNIndonesia.com dia sakit, dan baru menjalani operasi. Angga belum berkenan untuk dimintai komentar soal Independent Observer.

Sementara Budi Purnomo Karjodihardjo membenarkan bahwa dirinya merupakan penasihat di koran tersebut. Budi pernah menjadi konsultan media Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

“Iya benar saya advisor di sana. Saya juga baru dua kali ke kantornya,” kata Budi kepada CNNIndonesia.com.

Namun, Budi kembali menegaskan dirinya hanya sebagai penasihat, dan PT Media Pandu Bangsa yang dimiliki Angga tak memiliki kaitan dengan jaringan media Media Pandu Bangsa yang dikelola olehnya, seperti Pandubangsa.com.

“Pandubangsa.com tidak ada kaitannya dengan PT Media Pandu Bangsa, penerbit koran Independent Observer. Pandubangsa.com juga bukan media internal Partai Gerindra atau Pak Prabowo Subianto,” kata Budi “Itu Dia organisasi yang berbeda. Yang satu PT yang satu bukan.”

Kendati demikian, Budi tak menampik kabar yang menyebutkan dia kenal dengan Angga dan Irawan Ronodipuro. Nama Irawan tercatat dalam kepengurusan Partai Gerindra periode 2015-2020. Dia saat ini menjabat Ketua DPP Gerindra Bidang Hubungan Luar Negeri.

(CTR/ugo)

BERIKUTNYA 1 dari 2
Independent Observer dan Bantahan Gerindra

(foto)
Koran Independent Observer. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Independent Observer dan Bantahan Gerindra

Selasa (4/9) sekitar pukul 14.30 WIB, CNNINdonesia.com mendatangi Kantor Redaksi Independent Observer di Kemang V nomor 11A. Namun, seorang penjaga keamanan mengatakan redaksi sudah pulang.

“Besok saja sekitar pukul 10.00 pagi, redaksi baru pada datang,” katanya.

Menurut satpam tersebut, yang bisa memberikan keterangan adalah Bachren, yang tertulis di koran tersebut menjabat sebagai HRGA Manager.

Keesokan harinya, Rabu (5/9), CNNIndonesia.com kembali mendatangi kantor redaksi, petugas keamanan justru melarang masuk.

“Maaf tidak boleh masuk,” katanya.

Seorang pegawai yang mengaku bernama Roy kemudian berkata, “Tunggu Pimred, saja.”

Sementara, saat dihubungi, melalui sambungan WhatsApp seorang staf redaksi Independent Observer hanya menjelaskan secara singkat soal media tersebut.

“Kami media profesional, nanti ada official release dari Pimred,” katanya.

Dia juga meminta agar publik dan media membaca konten Independent Observer.

“Sebaiknya dibaca saja dulu, biar tak menjadi fitnah. Kontennya bagus-bagus,” katanya.

Staf tersebut tak membantah dan tak menjawab ketika ditanya soal kedekatan media tersebut dengan Partai Gerindra.

(foto)
Sufmi Dasco Ahmad. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Sufmi Dasco Ahmad juga tak menampik kedekatan pemilik Independent Observer dengan partai berlambang Kepala Burung Garuda itu.

“Dalam konteks pemimpin perusahaan betul, itu memang kawan kita,” kata Dasco kepada CNNIndonesia.com.

Menurut Dasco tak ada yang perlu dipersoalkan dari Independent Observer. Katanya setiap orang bisa saja memiliki media masing-masing termasuk Angga.

“Tapi saya sudah cek, Independent Observer tak ada di bawah koordinasi badan komunikasi partai, artinya ini berdiri sendiri sebagai usaha,” katanya.

Dia juga menegaskan media tersebut tak memiliki hubungan dengan Partai Gerindra. “Enggak ada persinggungannya sama sekali. Dan ini beda dari Obor Rakyat yang enggak jelas. ini kan jelas badan hukum perusahaannya jelas,” kata dia.

Di satu sisi Dasco juga mengakui Prabowo telah mengetahui Independent Observer.

“Pak Prabowo biasa saja, memasalahkan enggak, melarang enggak, menyuruh juga enggak,” katanya.

Sebuah postingan Instagram tertanggal 3 Maret 2018, menampilkan foto Prabowo Subianto sedang membaca Independent Observer bersama sejumlah awak redaksi koran tersebut. Foto itu bisa diakses dengan hashtag #independentobserver.

Di foto itu terlihat Prabowo yang memegang koran itu dikelilingi belasan orang berseragam merah. Tampak pula, Angga Raka Prabowo dan juga Irawan Ronodipuro.

Wakil Ketua Umum Gerindra lainnya, Arief Poyuono juga membantah jika koran tersebut milik Partai Gerindra.

“Bukan,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

Sikap Dewan Pers

Anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi mengatakan pihaknya sedang menganalisisi koran Independent Observer. Dewan Pers, kata dia, bakal melihat dua aspek untuk menilai koran yang sudah menghasilkan karya jurnalistik tersebut.

“Dewan Pers sedang benar-benar menilai komprehensif dari sisi kelembagaan dan perspektif substansial,” kata Jimmy.

Independent Observer belum terverifikasi oleh Dewan Pers. Menurut Jimmy dalam menilai sebuah media, tak lantas melulu dicek dari akreditasinya.

“Bagi kita yang paling penting bagaimana menjalankan kode etik, maka tidak ada problem kalau memang terlepas belum terverifikasi,” lanjut dia.

Sebab, menurutnya bisa jadi ada media yang terverifikasi, namun tak berpedoman kepada kode etik jurnalistik. Sehingga, Dewan Pers sedang menilik sejauh mana koran ini patuh terhadap kitab suci jurnalistik.

“Walau sudah terverifikasi, bisa saja jatuh dan terkena sanksi etik. Akan lebih baik media ini mengikuti kode etik. Apalagi kalau kita bicara tahun politik,” katanya.

(CTR/ugo)

SEBELUMNYA 2 dari 2
Independent Observer dan Suara Senyap Gerindra dari Kemang”.

——

(4) Post sebelumnya di http://bit.ly/2DfX4sH.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/832424223756781/