Untuk mengetahui ada tidaknya Hg (Merkuri) dalam suatu sediaan kosmetika tidak bisa dilakukan dengan cara menggosokkan emas ke dalam kosmetika tersebut, tetapi harus melalui pengujian terhadap kandungan merkuri secara akurat dilakukan di laboratorium. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

===============
Kategori : HOAKS.
===============

Beredar informasi yang menyatakan bahwa kita bisa melakukan pengecekan kosmetik yang mengandung bahan merkuri bisa menggunakan perhiasan emas dengan cara digosokkan ke tangan atau kulit yang telah menggunakan bahan kosmetik yang dicurigai.

Beberapa sumber di media sosial;

1. Kutipan email yang beredar pada tahun 2003.
2. Youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=SbrQjamMZ8o – Video oleh akun ‘Just Info’ ( youtube.com/channel/UCaZyo6wq3hIIPbpg6cpUCrA )
3. Facebook :
https://www.facebook.com/via.adjah.33/posts/2256070911274205 – Postingan oleh akun Via Adjah ( facebook.com/via.adjah.33 )

=================

PENJELASAN

Sebenarnya, isu ini sudah lama muncul di masyarakat. Dari hasil penelusuran, isu ini sudah pernah diklarifikasi pada tahun 2012 oleh salah satu blogger yang bernama Eka Diantari. Pada tahun 2016, detik.com juga mengeluarkan klarifikasi terkait isu ini. Lalu pada tahun 2017, situs hoaxes.id kembali membuat klarifkasi.

Dikutip dari detik.com, menurut Deputi II Pengawasan Bidang Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ondri Dwi Sampurno, BPOM tidak menyarankan uji merkuri di kosmetik menggunakan metode emas karena belum ada bukti ilmiah soal itu.

“Kami telah telusuri pustaka, tidak menemukan metode seperti itu,” kata Ondri kepada detikcom, Kamis (18/2/2016).

BPOM dalam menguji kandungan merkuri dalam kosmetik menggunakan alat Spektrometer Serapan Atom (Atom Absorption Spectrometer- AAS). Metode ini hanya dapat dilakukan di laboratorium, karena prosesnya melalui pembakaran sampel terlebih dahulu untuk selanjutnya dapat terdeteksi.

“Metode ini memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi terutama dalam kadar yang sangat kecil dan berada dalam campuran,” jelas Ondri.

Menurut Ondri, bila ditemukan merkuri dalam kosmetik maka biasanya kadarnya sangat rendah dan berada dalam campuran dengan bahan-bahan lain. Sehingga sulit dideteksi bila tidak dilakukan menggunakan alat AAS tersebut.

Ondri mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan metode menggosok menggunakan emas untuk menguji kandungan merkuri. Bila memang ingin mengecek apakah produk tersebut bermerkuri atau tidak bisa dilakukan dengan “Cek KIK” yaitu Cek Kemasan, Cek Izin dan Cek Kadaluarsa.

1. Cek kemasan. Apabila kemasan rusak atau tidak baik, sebaiknya tidak dibeli. Hal ini dimungkinan kemasan yang rusak dapat terkontaminasi baik disengaja atau tidak disengaja.

2. Cek izin edar. Kosmetika yang beredar harus dinotifikasi atau didaftarkan di BPOM. Setelah diverifikasi dokumen yang ada, akan dikeluarkan nomor izin edar atau nomor notifikasi dengan huruf CX di mana X bisa A/B/C/D/E tergantung kosmetik tersebut bila impor dari negara mana selanjutnya diikuti angka 11 digit spt 12345678910.

3. Cek kadaluarsa. Jangan dibeli apabila produk kosmetika telah melewati batas kadaluarsa. Hal ini karena telah terjadi pengurangan mutu produk.

“Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu label, kegunaan dan penggunaan. Dibaca betul label yang ada dalam kemasan dan perhatikan no 2 dan 3 di atas serta nama produk, nama pabrik, nomor batch, nomor lot, kegunaan, cara penggunaan. Label harus dalam Bahasa Indonesia,” katanya.

Ondri juga berpesan agar masyarakat tidak membeli produk kosmetik yang tercantum dalam daftar produk public warning yang dikeluarkan oleh Badan POM. Produk kosmetik yang masuk dalam public warning telah diuji mengadung bahan berbahaya diantaranya merkuri. Daftar produk public warning bisa dilihat di www.pom.go.id

Bila masih ragu, bisa menghubungi Halo BPOM 1500533 atau bila pakai android bisa download aplikasi cekBPOM. Dengan aplikasi ini bisa dilakukan sendiri apakah produk yang dibeli sudah terdaftar di Badan POM dengan memasukkan nama produk, nomor notifikasi atau kategori yang lain.

“Jadilah konsumen yang cerdas dalam memilih kosmetika,” pesannya.

Senada dengan Ondri, Kepala Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengatakan emas memang bisa larut dalam larutan merkuri dan memunculkan warna hitam. Namun jumlah merkuri yang terkandung dalam kosmetik jumlahnya sangat kecil dalam kisaran part per million (ppm).

“Sehingga menurut saya warna hitam itu tidak berasal dari campuran emas dan merkuri. Bisa saja dari campuran lain dalam kosmetik tersebut,” kata Agus.

Selain itu menurut Agus, metode menggosok itu sebaiknya tidak dilakukan karena bisa berbahaya bagi kulit. Apalagi bila dalam kosmetik itu terdapat kandungan merkuri yang cukup banyak.

“Menggosok merkuri ke kulit sangat tidak direkomendasikan karena merkuri ini bisa menyebabkan kanker dan penyakit disorder lainnya,” ucapnya.

Agus menyarankan bila memang ingin menguji apakah produk kosmetik yang digunakan mengandung merkuri atau tidak, sebaiknya dibawa ke tempat yang kompeten untuk melakukan uji laboratorium. Apalagi metode menggosok menggunakan emas itu belum tentu kebenarannya.

“Jadi menurut saya info tersebut lebih mendekati hoax,” terangnya.

REFERENSI:

http://www.ekadiantari.com/2012/06/perhiasan-emas-untuk-mendeteksi-merkuri.html

https://news.detik.com/berita/3146061/isu-perhiasan-emas-bisa-menguji-kandungan-merkuri-di-kosmetik

http://ulpk.pom.go.id/ulpk/?page=faq&faq=kosmetik&id=316

https://www.hoaxes.id/2017/02/tes-merkuri-pada-kosmetik-dengan-emas-hoax.html

https://www.antaranews.com/berita/794443/hoaks-uji-kosmetik-mengandung-merkuri-dengan-perhiasan-emas

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/832685617063975/