Debunk ini berisi bantahan terhadap surat undangan bimbingan teknis palsu yang mengatasnamakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Surat itu palsu. Kemendikbud tidak pernah merekomendasikan atau mewajibkan kepada peserta untuk menggunakan agen perjalanan tertentu,” ujar Kepala Subbagian Layanan Informasi Biro Komunikasi dan Layanan masyarakat Kemendikbud, Anandes Langguana saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (6/2/2019).
======
[KATEGORI]: FABRICATED CONTENT / HOAKS
======
[SUMBER]: MEDIA SOSIAL
======
[PENJELASAN]:
Beredar dua lembar surat palsu yang mengatasnamakan Kementrian Pendidikan dan Kebuayaan. dalam surat itu berisi informasi undangan bimbingan teknis bagi sejumlah kepala sekolah untuk menghadiri bimbingan teknis terkait peningkatan sarana dan prasarana
Surat yang mengatasnamakan Kemendikbud ini berisi undangan kepada Kepala Sekolah SD Inpres Onekore 3, Regina Uwa, untuk hadir dalam acara Bimbingan Teknis dan Penetapan SD Penerima Bantuan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana pada Tahun Ajaran 2019.
Dalam surat juga disebutkan bahwa peserta yang penerima bantuan program peningkatan ini diminta untuk membawa berkas, seperti fotokopi rekening bank pemerintah atas nama sekolah/bendahara/kepala sekolah, stempel sekolah, materai Rp 6.000 sebanyak lima lembar, dan juga membawa laptop/notebook.
Selanjutnya, surat itu juga menjelaskan bahwa untuk acara tersebut juga ada penandatanganan usrat perjanjian pemberian bantuan yang dilakukan oleh kepala seksi sarana dan prasarana, selaku Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dengan pihak Kepala Sekolah/Bendahara Sekolah.
Selain itu, peserta juga wajib memesan tiket pesawat di Agen Nuwansah Travel atasnama Andi Nur Ichwansah paling lambat pada Rabu (6/2/2019) pukul 16.00 WIB. Peserta juga diminta untuk hadir tepat waktu.
Menanggapi hal tersebut, Kemendikbud melalui akun twitternya memberikan klarifikasi bahwa surat yang beredar itu adalah hoaks.
“Surat itu palsu. Kemendikbud tidak pernah merekomendasikan atau mewajibkan kepada peserta untuk menggunakan agen perjalanan tertentu,” ujar Kepala Subbagian Layanan Informasi Biro Komunikasi dan Layanan masyarakat Kemendikbud, Anandes Langguana saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (6/2/2019).
Andes juga mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan surat palsu ini pada Rabu (6/2/2019) siang hari. Selain itu, ia juga memberikan imbauan kepada masyarakat atas beredarnya surat palsu ini di media sosial.
“Hati-hati terhadap surat yang mengatasnamakan Kemendikbud, jika terdapat sesuatu yang mencurigakan, silakan konfirmasi ke unit layanan terpadu Kemendikbud,” ujar Andes. Informasi ini juga diumumkan melalui media sosial Twitter Kemendikbud RI, @Kemdibud_RI dengan menyertakan unggahan dari surat palsu tersebut.
======
REFERENSI: