TNI dan Polri melakukan mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak melakukan penyanderaan kepada beberapa Pejabat Pemerintahan Nduga seperti yang ditudingkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)/Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kepala Penerangan Daerah Militer XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan, kabar aparat TNI menyandera sekelompok pejabat daerah di Kabupaten Nduga, Papua, merupakan kabar bohong. Aidi menerangkan, TNI bersama dengan masyarakat dan pejabat daerah justru melakukan perayaan Natal di lokasi tersebut.

 

=====

 

Kategori: Klarifikasi

 

=====

 

Isi Klarifikasi Lengkap:

 

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)/Organisasi Papua Merdeka (OPM) menuding pihak TNI dan Polri melakukan penyanderaan kepada Tim Evakuasi Kemanusiaan dari Pemerintah Daerah Nduga. Tudingan itu disampaikan oleh Sebby Sambon, Juru Bicara TPNPB/OPM.

 

Menanggapi hal tersebut, pihak TNI dan Polri membantah tudingan tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo membantah tudingan dari Sebby. Ia mengatakan, keberadaan Polri-TNI adalah untuk melindungi masyarakat di Nduga dari ancaman kelompok bersenjata. Ini dilakukan setelah adanya pembantaian pekerja pembangunan infrastruktur oleh kelompok bersenjata pada Desember 2018.

 

“Itu hanya bagian dari propaganda mereka untuk menarik simpati,” ujarnya.

 

Sama halnya dengan Dedi, Kepala Penerangan Daerah Militer XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi juga membantah tudingan TPNPB/OPM. Ia menyatakan, kabar tersebut merupakan kabar bohong. Aidi menerangkan, TNI bersama dengan masyarakat dan pejabat daerah justru melakukan perayaan Natal di lokasi tersebut.

 

“Yang jelas itu kan berita hoaks yang tidak bertanggung jawab. Yang disebut dalam berita itu kan korbannya para pejabat. Itu kan orang-orang terbuka bisa diklarifikasi,” jelas Aidi.

 

Ia pun menceritakan, hal yang sebenarnya terjadi pada 24 Desember 2018, TNI-Polri bersama dengan masyarakat dan beberapa pejabat melaksanakan perayaan Natal di Kabupaten Nduga. Kemudian, pada 29 Desember 2018, perayaan Natal bersama tersebut kembali dilakukan, kali ini di Distrik Yal, Nduga, Papua.

 

Selain merayakan Natal bersama, di sana juga dilakukan pengobatan massal dan pembagian sembako. Kegiatan tersebut sekaligus digunakan untuk mengajak masyarakat yang masih mengungsi ke hutan agar kembali ke kampung halaman untuk hidup normal seperti biasanya.

 

“Jadi itu faktanya yang diputarbalikkan sangat absurd. Sekelompok pejabat disandera oleh institusi TNI. Ini kan lucu sekali,” ungkapnya.

 

Aidi juga menyatakan, saat ini TNI masih fokus melakukan pencarian dan proses evakuasi pasca-pembantaian pekerja. Tak hanya itu, ia juga mengimbau  agar masyarakat yang masih mengungsi di hutan pascakontak tembak TNI/Polri dan kelompok bersenjata untuk kembali ke kampung masing-masing.

 

“Mari kita jalani kehidupan sosial dan ekonomi secara Normal, TNI hadir untuk melindungi Rakyat, TNI tidak akan pernah mengganggu rakyat, yang kita cari adalah para pelaku pelanggaran hukum,” pungkasnya.

 

=====

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/810297489302788/

https://nasional.tempo.co/read/1160736/tpnpb-opm-tuding-tni-polri-menyandera-rombongan-pemda-nduga/full&view=ok

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190102082337-20-357850/opm-klaim-tim-evakuasi-nduga-disandera-aparat-tni-bantah

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/19/01/02/pkos9a428-kapendam-sebut-kabar-penyanderaan-pejabat-daerah-bohong

https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/19/01/02/pkopd6428-tnipolri-bantah-tudingan-penyanderaan-pemda-nduga