Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura, Papua mengklarifikasitentang isu tsunami yang menyebar di masyarakat pada Minggu (6/1) dini hari.Kepala BMKG Wilayah V, Petrus Demon Sili menegeaskan, isu tsunami itu tidakbenar dan disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Saya mengimbau masyarakat untuk tidak langsung percayadengan isu-isu tersebut. Monitoring terakhir pada 6 Januari 2019 pagi tidakterjadi gempa dengan kekuatan besar 7.0 SR yang dapat membangkitkan potensiTsunami di wilayah Jayapura,” ujarnya.

=====

Kategori:Klarifikasi

=====

Isi KlarifikasiLengkap:

Isu akan terjadinyatsunami di wilayah Jayapura, Papua menyebar pada Minggu (6/1) dini hari dimasyarakat sekitar. Menanggapi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura,Papua memberikan klarifikasi.

Kepala BMKGWilayah V, Petrus Demon Sili menegeaskan, isu tsunami itu tidak benar dandisebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ia menyebutkan, berdasarkanmonitoring terakhir pada 6 Januari 2019 pagi tidak terjadi gempa yang dapatmenyebabkan tsunami.

“Saya mengimbaumasyarakat untuk tidak langsung percaya dengan isu-isu tersebut. Monitoringterakhir pada 6 Januari 2019 pagi tidak terjadi gempa dengan kekuatan besar 7.0SR yang dapat membangkitkan potensi Tsunami di wilayah Jayapura,” ujarnya.

Meski begitu,Petrus mengimbau pada masyarakat agar waspada terhadap potensi gelombang tinggidi perairan Jayapura, Sarmi, ataupun Samudra Pasifik, khususnya para nelayanyang akan berlayar. “Namun kami mengimbau agar waspada terhadap potensigelombang tinggi di perairan Jayapura dan Sarmi ataupun Samudera Pasifikterutama bagi nelayan ataupun yang ingin berkegiatan di sekitar pantai,”ungkapnya.

Petrus pun mengatakan,dari hasil pemantauan kondisi iklim di wilayah Kota Jayapura dan sekitarnyamenunjukkan bahwa Kota Jayapura sudah memasuki musim hujan sejak Oktoberdasarian 3 dan diprakirakan akan terjadi hingga Maret 2019. Puncak hujandiperkirakan pada Januari-Februari 2019. Hal ini menyebabkan frekuensi kejadianhujan di Kota Jayapura meningkat.

“Hasil evalusikondisi cuaca menunjukkan terjadi gangguan pola angin berupa terbentuknyadaerah belokan angin di wilayah utara Papua yang disebabkan tumbuhnya siklontropis Penny dan Mona yang terbentuk di wilayah tenggara Papua Nugini danbergerak menuju Pasifik Barat. Selain itu, juga hasil evaluasi suhu muka lautdi perairan utara Papua terpantau hangat dan kondisi kelembaban relatif padalapisan atas terpantau cukup basah yaitu berkisar antara 75-100 persen. Kondisi-kondisitersebut mendukung terbentuknya awan-awan hujan. Awan-awan hujan yang terbentuktersebut adalah jenis awan konvektif (cumulonimbus) yang dapat menyebabkanhujan terjadi dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam beberapa hariini (3-5 Januari 2019),” terangnya.

Perihal tinggigelombang air laut, Petrus memperkirakan, tinggi gelombang di wilayah Jayapuradan Sarmi sekitar 1,5-2,5 meter untuk tiga hari ke depan. Hal itu, menurut Petrus, dikarenakan saat ini sedangmengalami fase bulan baru sehingga sangat berpengaruh terhadap pasang surut airlaut. Petrus menjelaskan, ketika terjadi fase bulan baru atau bulan purnamasecara bersamaan di belahan bumi yang terdekat dengan bulan akan mengalamipasang karena massa air dalam cakupan wilayah yang luas akan tertarik (pasang).

“Saat salah satusisi belahan bumi mengalami pasang, maka di sisi belahan bumi lainnya yangmassa air lautnya telah tertarik karena gravitasi bulan akan mengalami surut.Saat ini kita sedang mengalami fase bulan baru, jadi sangat berpengaruhterhadap pasang dan surut air laut seperti yang terjadi di pantai sekitarpesisir Kota Jayapura,” ujarnya.

=====

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/813250269007510/

https://kumparan.com/bumi-papua/bmkg-jayapura-bantah-isu-tsunami-1546754281615288900

https://tabloidjubi.com/artikel-22345-bmkg-papua-bantah-soal-isu-tsunami-ini-penjelasannya.html