Humas Polda Jatim Frans Barung Mangenan mengatakan, kabar hilangnya Fachri dan Arifin itu tidak benar. “Enggak ada yang hilang. Itu bukan mahasiswa Papua, mereka Indonesia. Jawaban saya itu,” ujar Frans saat dihubungi Tirto, Minggu (2/12) sore.

======

Kategori : KLARIFIKASI

======

Sumber : Media Sosial Facebook

Narasi :

Dua kawan kami, Arifin (@soloberlawan_) dan Fachri (FMN) hilang setelah penggrebekan dan penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Surabaya di asrama Papua Surabaya.
Saat penangkapan di Asrama Mahasiswa Papua semalam, 2 orang non-Papua atas nama Fahri & Arifin bersolidaritas dikabarkan HILANG. Seorang saksi mengatakan saat polisi datang, mereka diseret dan dipisahkan dari barisan mahasiswa Papua, serta tak ada kabar hingga saat ini.
#PembebasanNasional

======

Penjelasan :

Beredar di media sosial sebuah postingan 2 foto mahasiswa yang dikabarkan hilang setelah penggrebekan dan penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Surabaya di asrama Papua Surabaya, Sabtu (1/12). Kedua nama mahasiswa Fahri dan Arifin.

Kabar tersebut bermula dari aksi aksi mahasiswa Papua di Surabaya merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat di Jalan Pemuda. Buntut aksi itu 233 orang diperiksa di Polrestabes Surabaya.

Mereka menuntut agar rakyat Papua diberi kebebasan menentukan nasibnya. Para mahasiswa juga sempat membawa atribut Bintang Kejora saat melakukan aksi.

Para mahasiswa melakukan aksi dengan membawa sejumlah atribut spanduk dan poster. Tak hanya itu, mereka juga meneriakkan revolusi West Papua. “Revolusi Papua Revolusi..Revolusi Papua,” ujar orator aksi.

Dua mahasiswa non Papua yang sempat tidak diketahui kabarnya, akhirnya ditemukan keberadaannya di Polrestabes Surabaya.

“Iya mereka sudah ditemukan. Kami dapat kabar jam tiga tadi. Mereka di lantai tiga Polrestabes Surabaya,” kata Azizul Azmi selaku Ketua Front Mahasiswa Nasional (FMN) Surabaya saat berada di Polrestabes mendampingi ibu Fachri, Minggu (2/12) sore.

Fachri Syahrazad, mahasiswa ITS dan Arifin dari Universitas Surakarta hilang kontak dengan rekan-rekan lainnya setelah terakhir kali terlihat dibawa oleh pihak kepolisian sekitar pukul 01.30 WIB Minggu (2/12/2018) dini hari.

Herman Arif saksi yang juga sempat digelandang oleh kepolisian menceritakan kepada Tirto, mulanya lima orang mahasiswa non-Papua yang berada di depan pagar Asrama Mahasiswa Papua hendak pulang.

Dua diantaranya berhasil pergi menuju LBH Surabaya. Tersisa Herman, Fahcri dan Arifin. Saat Fachri mengambil motor, tiba-tiba polisi berpakaian preman menariknya dan membawa ke arah warung bakso persis di depan asrama yang tertutup truk polisi.

Selang beberapa menit, giliran Herman dan Arifin yang digelandang polisi. Mereka dibawa ke arah yang terpisah. Arifin ke arah yang sama dengan Fachri, sedangkan Herman ke rumah sebelah asrama.

“Itu terakhir kali aku tahu Fachri dan Arifin. Setelah itu mereka tidak ada kabar,” ujar Herman kepada Tirto.

Kejadian tersebut terjadi beberapa saat sebelum 233 massa Aliansi Mahasiswa Papua (APM) digelandang ke Polrestabes Surabaya.

Humas Polda Jatim Frans Barung Mangenan saat dihubungi Tirto mengatakan, kabar hilangnya Fachri dan Arifin itu tidak benar.

“Enggak ada yang hilang. Itu bukan mahasiswa Papua, mereka Indonesia. Jawaban saya itu,” ujar Frans saat dihubungi Tirto, Minggu (2/12) sore.

Ketika didesak apakah benar Arifin dan Fachri sempat ditahan di Polrestabes Surabaya, Frans hanya mau menjawab bahwa mereka sudah dipulangkan.

Fact Checker : Levy Nasution

Referensi :

https://tirto.id/2-mahasiswa-non-papua-yang-sempat-hilang-s…

http://surabaya.tribunnews.com/…/polisi-bantah-2-mahasiswa-…

https://beritapolisi.id/top-news-berita-polisi-hoax-tentan…/