Selain mengambil gambar kejadian di lokasi lain yang tidak ada hubungannya, post sumber juga menggunakan modus “Minta komentar Amin”. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

http://bit.ly/2DHgaeX, post oleh Page “Ustadz Arifin Ilham” (facebook.com/ustadzfanss), sudah dibagikan 67.193 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“Ada penampakan pesawat jatuh. gempar menggoncang beserta tsunami tadi sore. Luangkan 1 detik komen aamiin semoga selamat semua dn tabah bagi yg trkena musibah. Aamiin…bagikan..ke grup kalian!

Saya bersumpah akan bagikan gambar ini. Ucapan adalah doa.”

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

Narasi post sumber menggunakan gaya “weasel words”, “words or statements that are intentionally ambiguous or misleading”, yaitu penggunaan pernyataan yang ambigu dan menyesatkan. Benar ada pesawat jatuh di hari yang bersamaan dengan gempa di Palu, namun kejadiannya di Weno, Kepulauan Mikronesia yang berada jauh di sebelah utara Papua, dan tidak ada hubungannya dengan bencana gempa di Palu.

——

(2) CNN: “All passengers and crew survive Air Niugini Boeing 737 crash in sea off Micronesian island

By Bard Wilkinson and Hilary Clarke, CNN
Updated 1634 GMT (0034 HKT) September 28, 2018”, selengkapnya di https://cnn.it/2DFtSPn.

——

(3) Tribun: “Dibalik Unggahan Minta Like, Bagikan, dan Katakan Amin di Facebook Ternyata Ada Bisnis Terselubung

Biasanya postingan tersebut ditambahi oleh foto-foto mengenaskan yang menyuruh netizen berdoa dan mengatakan ‘amin’ di kolom komentarnya dan tak luput meminta like.

Ternyata ada modus bisnis gelap yang terselubung di dalamnya.”, selengkapnya di bagian REFERENSI.

——

(4) Page SUMBER tidak atau belum terverifikasi, sikapi dengan bijak.

======

REFERENSI

http://bit.ly/2D4aQSg, Tribun: “Dibalik Unggahan Minta Like, Bagikan, dan Katakan Amin di Facebook Ternyata Ada Bisnis Terselubung

Rabu, 20 Desember 2017 14:30

(foto)
Net
facebook

SERAMBINEWS.COM – Mungkin kita sudah sering menjumpai postingan yang mengemis like dan share di Facebook.

Biasanya postingan tersebut ditambahi oleh foto-foto mengenaskan yang menyuruh netizen berdoa dan mengatakan ‘amin’ di kolom komentarnya dan tak luput meminta like.

Ternyata ada modus bisnis gelap yang terselubung di dalamnya.

Sosial media tersebut sengaja digunakan untuk menyebarluaskan topik-topik yang menyedihkan hingga mengharukan.

Setelah disebarluaskan dan mendapat banyak like, biasanya facebook akan menghubungi akun yang populer tersebut guna memasang iklan di halaman orang tersebut.

Setelah itu, ia akan dapat uang dari keuntungan menjual akun tersebut.

Perlu diketahui, postingan dengan 100.000 like bisa dijual dengan harga USD 150 atau Rp 2 juta.

Bahkan terkadang ada juga pihak yang menghargai sampai USD 200.

Itu seberapa cepat like itu diperoleh.

Seraya dengan diatas, unggahan di Facebook yang cenderung memaksa pengguna untuk melakukan tindakan-tindakan seperti like (menyukai), share (membagikan), tag (menyebut teman), atau comment(mengomentari), bisa disebut sebagai spam atau lebih spesifik diistilahkan ” engagement bait”.

Salah satu contohnya adalah kuis atau foto yang diberi embel-embel “tag a friend who likes to nap!” (sebut teman yang suka tidur).

Unggahan tersebut akan mulai diawasi oleh Facebook.

Layanan yang dirancang Mark Zuckerberg itu memanfaatkan Machine Learning (ML) untuk mendeteksi unggahan-unggahan tersebut.

Jika sebuah akun atau Page berulang kali mengunggah hal-hal yang engagement bait, Facebook akan memblokirnya selama beberapa minggu. Hukuman itu masih bersifat sementara, untuk mengedukasi sekaligus memberi ruang adaptasi bagi pengguna.

“Ke depan, kami akan terus mencari cara untuk meningkatkan layanan kami dan memberantasi engagement bait,” kata perwakilan Facebook, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Selasa (19/12/2017), dari TheVerge.

“Kami ingin mereduksi konten-konten yang bersifat spam, sensasional, atau palsu, dalam rangka mempromosikan konten yang lebih bermakna dan otentik di Facebook,” ia menambahkan.

Secara bertahap, Facebook berjanji akun-akun yang menyebarkan konten engagement bait pelan-pelan akan hilang dari peredaran, terlebih dari jejeran Top Post.

Facebook juga secara berkala mengkaji algoritmanya agar tak bersahabat dengan konten yang click bait, video spam, atau unggahan-unggahan sampah lainnya. (*)

Editor: faisal
Sumber: TribunWow.com”.

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/754288994903638/