Gambar yang digunakan oleh post sumber adalah patung karya Patricia Piccinini, selain itu post sumber menggunakan modus “Minta komentar Amin”. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.

——

(2) http://bit.ly/2OTaiUd, post oleh Page “Berita Viral” (facebook.com/Virralkanaja), sudah dibagikan 57.787 kali per tangkapan layar dibuat.

======

NARASI

“subhanallah ya allah…. akibat melecehkan al.quran wanita ini jadi begini:-( bantu sebarkan,agar semua tau bahwa azab allah itu nyata..”

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

Foto yang aslinya patung dipelintir menggunakan narasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

——

(2) Salah satu laman sumber gambar: “Artodyssey

Painting is silent poetry, and poetry is painting that speaks. Simonides

Patricia Piccinini”, selengkapnya di http://bit.ly/2ygpFfU.

——

(3) Tribun: “Dibalik Unggahan Minta Like, Bagikan, dan Katakan Amin di Facebook Ternyata Ada Bisnis Terselubung

Biasanya postingan tersebut ditambahi oleh foto-foto mengenaskan yang menyuruh netizen berdoa dan mengatakan ‘amin’ di kolom komentarnya dan tak luput meminta like.

Ternyata ada modus bisnis gelap yang terselubung di dalamnya.”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2EfjMVN, Leather Landscape, 2003

Silicone, polyurethane, leather, human h”

“Lanskap Kulit

oleh Patricia Piccinini (2003)

Dalam karya saya, saya mencoba menyajikan alegori modern – legenda atau perumpamaan – yang mencerminkan budaya kontemporer. Sama seperti perumpamaan klasik, mereka mulai menjalani kehidupan mereka sendiri. Saya mencoba untuk tidak melakukan pekerjaan didaktik; pekerjaan yang mencoba memberi tahu orang apa yang harus mereka pikirkan. Sebaliknya, saya mencoba memberikan materi kepada audiens untuk dipikirkan, dan semoga berdiskusi dengan yang lain, dan memberi mereka cara lain untuk melihat perkembangan di masyarakat kita.

Saya tidak terlalu memikirkan kesimpulan apa yang akan diterima orang, selama mereka mempertimbangkannya. Namun, ada satu contoh karya saya yang benar-benar diambil dari konteksnya dengan cara yang tidak saya sukai. Sebuah gambar dari karya saya The Leather Landscape diedarkan di hampir seluruh dunia muslim. Itu digunakan untuk mengilustrasikan cerita tipuan tentang seorang gadis dari Yaman yang sedang mendengarkan musik pop. Menurut ceritanya, ibunya memberi Al Qur’an kepadanya, mengatakan bahwa dia harus menghabiskan waktunya untuk membaca itu. Ketika gadis itu menolak dan melemparkan Al Qur’an ke tanah, dia berubah menjadi makhluk dalam gambar oleh Allah yang murka. Cerita itu mengklaim bahwa foto itu adalah foto gadis ini. Aku benar-benar tersinggung dengan ini, karena itu benar-benar membalikkan pesanku. Dalam karya aslinya, saya ingin menunjukkan kasih sayang timbal balik antara makhluk dan anak itu. Dalam tipuan islam yang dibuat itu, makhluk itu disajikan sebagai sesuatu yang harus dibenci. Hubungan cinta, esensi dari pekerjaan, benar-benar hilang.

(Google Translate Chrome extension dengan penyesuaian seperlunya, tautan ke bahasa asli (English) di http://bit.ly/2Ol23k7).

——

(2) Wikipedia: “Patricia Piccinini

dari Wikipedia, ensiklopedia gratis

Patricia Piccinini
Lahir 1965
Freetown , Sierra Leone
Tempat tinggal Australia
Gerakan Seni kontemporer
Situs web www .patriciapiccinini .net

(foto)
Nest . Patung tahun 2006 dalam seri karya otomotif.

Patricia Piccinini (lahir 1965) adalah seniman Australia yang bekerja di berbagai media, termasuk lukisan, video, suara, instalasi, cetak digital, dan patung. Dia menyelesaikan Bachelor of Fine Arts di Painting di Victorian College of the Arts pada tahun 1991. [1] Pada tahun 2014 ia menerima Penghargaan Artis dari Penghargaan Melbourne Art Foundation untuk Seni Visual. [2]

Piccinini lahir di Freetown , Sierra Leone …”

(Google Translate Chrome extension, selengkapnya dan tautan ke bahasa asli (English) di http://bit.ly/2Oj8Hrp).

——

(3) Sebelumnya di 2016 “Leather Landscape” pernah juga digunakan untuk disinformasi dengan narasi “Akibat durhaka kepada orang tua”, dibahas di http://bit.ly/2A7ltR3.

——

(4) http://bit.ly/2D4aQSg, Tribun: “Dibalik Unggahan Minta Like, Bagikan, dan Katakan Amin di Facebook Ternyata Ada Bisnis Terselubung

Rabu, 20 Desember 2017 14:30

(foto)
Net
facebook

SERAMBINEWS.COM – Mungkin kita sudah sering menjumpai postingan yang mengemis like dan share di Facebook.

Biasanya postingan tersebut ditambahi oleh foto-foto mengenaskan yang menyuruh netizen berdoa dan mengatakan ‘amin’ di kolom komentarnya dan tak luput meminta like.

Ternyata ada modus bisnis gelap yang terselubung di dalamnya.

Sosial media tersebut sengaja digunakan untuk menyebarluaskan topik-topik yang menyedihkan hingga mengharukan.

Setelah disebarluaskan dan mendapat banyak like, biasanya facebook akan menghubungi akun yang populer tersebut guna memasang iklan di halaman orang tersebut.

Setelah itu, ia akan dapat uang dari keuntungan menjual akun tersebut.

Perlu diketahui, postingan dengan 100.000 like bisa dijual dengan harga USD 150 atau Rp 2 juta.

Bahkan terkadang ada juga pihak yang menghargai sampai USD 200.

Itu seberapa cepat like itu diperoleh.

Seraya dengan diatas, unggahan di Facebook yang cenderung memaksa pengguna untuk melakukan tindakan-tindakan seperti like (menyukai), share (membagikan), tag (menyebut teman), atau comment(mengomentari), bisa disebut sebagai spam atau lebih spesifik diistilahkan ” engagement bait”.

Salah satu contohnya adalah kuis atau foto yang diberi embel-embel “tag a friend who likes to nap!” (sebut teman yang suka tidur).

Unggahan tersebut akan mulai diawasi oleh Facebook.

Layanan yang dirancang Mark Zuckerberg itu memanfaatkan Machine Learning (ML) untuk mendeteksi unggahan-unggahan tersebut.

Jika sebuah akun atau Page berulang kali mengunggah hal-hal yang engagement bait, Facebook akan memblokirnya selama beberapa minggu. Hukuman itu masih bersifat sementara, untuk mengedukasi sekaligus memberi ruang adaptasi bagi pengguna.

“Ke depan, kami akan terus mencari cara untuk meningkatkan layanan kami dan memberantasi engagement bait,” kata perwakilan Facebook, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Selasa (19/12/2017), dari TheVerge.

“Kami ingin mereduksi konten-konten yang bersifat spam, sensasional, atau palsu, dalam rangka mempromosikan konten yang lebih bermakna dan otentik di Facebook,” ia menambahkan.

Secara bertahap, Facebook berjanji akun-akun yang menyebarkan konten engagement bait pelan-pelan akan hilang dari peredaran, terlebih dari jejeran Top Post.

Facebook juga secara berkala mengkaji algoritmanya agar tak bersahabat dengan konten yang click bait, video spam, atau unggahan-unggahan sampah lainnya. (*)

Editor: faisal
Sumber: TribunWow.com”.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/760962107569660/