Kepala Bagian Humas BMKG Hary Djatmiko menyatakan isu yang menginformasikan akan terjadi gempa susulan dan berpotensi tsunami di Madura pada Jumat (12/10) adalah tidak benar atau hoaks. “Informasi ini sudah dapat dipastikan hoaks. Teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut,” ujar Hary kepada Kompas.com Jumat (12/10).

=====

Sumber: Whatsaap dan Facebook

=====

Kategori: Hoaks

=====

Narasi :
“PEMBERITAHUAN GEMPA SUSULAN…!!! HIMBAUAN KPD SEMUA MASYARAKAT MADURA DI PREDIKSI AKAN TERJADI GEMPA+SUNAMI SUSULAN DENGAN PARAMETER SEBAGAI BERIKUT:

Kekuatan : 8,4 SR
Tanggal : 12-Oct-2018
Hari : Malam Jum’at
Waktu Gempa : 22 : 45 : 47 WIB
Kedalaman : 13 CM

Lokasi : MADURA

Intruksi:
Harap bersiap-siap utk menghadapi Gempa+Tsunami SUSULAN Yg akan mengakibatkan Guncangan dahsyat dan Semburan Air yg Hangat.

Informasi Tsunami:

Gempa ini AKAN berpotensi TSUNAMI”

=====

Penjelasan :
Setelah terjadi gempa di Bangkalan Madura, Jawa Timur pada Selasa (9/10) lalu, nyatanya ada isu yang mengatakan akan terjadi kembali gempa susulan yang berpotensi tsunami.

Isu tersebut tersebar melalui pesan berantai Whatsapp dan Facebook. Berikut narasi lengkapnya:

“PEMBERITAHUAN GEMPA SUSULAN…!!! HIMBAUAN KPD SEMUA MASYARAKAT MADURA DI PREDIKSI AKAN TERJADI GEMPA+SUNAMI SUSULAN DENGAN PARAMETER SEBAGAI BERIKUT:

Kekuatan : 8,4 SR
Tanggal : 12-Oct-2018
Hari : Malam Jum’at
Waktu Gempa : 22 : 45 : 47 WIB
Kedalaman : 13 CM

Lokasi : MADURA

Intruksi:
Harap bersiap-siap utk menghadapi Gempa+Tsunami SUSULAN Yg akan mengakibatkan Guncangan dahsyat dan Semburan Air yg Hangat.

Informasi Tsunami:

Gempa ini AKAN berpotensi TSUNAMI”

Menanggapi informasi tersebut, Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Djatmiko menyatakan informasi itu tidak benar atau hoaks.

“Informasi ini sudah dapat dipastikan hoaks. Teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut,” ujar Hary kepada Kompas.com Jumat (12/10).

Menurut Hary, dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat seperti menyiapkan langkah-langkah konkret yang perlu segera dilakukan untuk meminimalisasi risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

Pihak BMKG juga mengonfirmasi bahwa informasi gempa susulan tersebut normalnya terjadi setelah gempa-gempa besar dan berkekuatan relatif kecil.

“Gempa susulan terbesar yang pernah tercatat oleh BMKG yakni bermagnitudo 3,5. Sementara, jika ada informasi yang menyebutkan prediksi gempa susulan dengan angka 7,5 itu sudah jelas merupakan hoaks,” ujar Hary.

=====

Referensi:
1. https://nasional.kompas.com/…/hoaks-gempa-bermagnitudo-75-d…
2.http://rri.co.id/…/bpbd_pamekasan_berita_gempa_susulan_di_m…
3. https://www.facebook.com/jovi.ananta1/posts/3333385570035116