Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid.
======
Kategori : KLARIFIKASI
======
Sumber : Media Sosial Facebook, Twitter, dan Youtube https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=1u6V-QOrvZA
======
Penjelasan :
Beredar luas video pembakaran bendera tauhid “La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah” di media sosial yang dilakukan oleh belasan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Ansor, Nahdlatul Ulama (NU) Garut, pada peringatan Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2018.
Aksi Banser NU Garut yang terekam dalam video berdurasi 02.05 menit itu menuai kecaman dari banyak warganet.
Mulanya, ada satu anggota banser yang membawa bendera berwarna hitam bertuliskan aksara arab yang mirip kalimat tauhid. Belasan anggota Banser lainnya kemudian berkumpul untuk bersama-sama menyulut bendera tersebut dengan api. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian loreng khas Banser lengkap dengan baret hitam.
Tak hanya bendera, mereka juga nampak membakar ikat kepala berwarna hitam bertuliskan aksara arab itu. Agar kedua benda lebih cepat dilalap api, mereka menggunakan koran yang juga telah disulut. Sementara itu, ada salah satu dari mereka yang mengibarkan bendera Merah Putih berukuran besar.
Saat api mulai besar dan melalap setengah bendera, sejumlah anggota Banser semakin semangat menyanyikan Mars NU. Beberapa di antaranya seraya mengepalkan tangan seirama dengan nada yang dinyanyikan.
Juru bicara DPP Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif mengecam keras tindakan belasan anggota Banser NU yang membakar bendera hitam bertuliskan aksara arab mirip seperti milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Slamet menyebut tindakan tersebut sungguh tidak beradab.
“Kami sangat mengecam dengan tindakan mereka, apa mereka tidak tahu di situ ada kalimat tauhid? Setan apa yang masuk ke mereka?” kata Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10).
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Yaqut Cholil Qoumas membenarkan hal tersebut. Kejadian terjadi saat perayaan Hari Santri di Garut pada Minggu (22/10).
“Betul. Itu di Garut. Menurut laporannya, kejadian di hari peringatan hari santri kemarin di Garut,” tutur Yaqut saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/10).
Dia mengklaim pembakaran bendera HTI merupakan upaya untuk menjaga kalimat tauhid.
Menurutnya, anggota Banser Nu tidak akan membakar jika bukan kalimat tauhid yang tertera pada bendera berwarna dasar hitam itu.
“Saya memahami apa yang dilakukan teman-teman itu adalah upaya menjaga kalimat tauhid,” ujar Yaqut.
“Jika bukan bendera yang ada tulisan tauhidnya, bisa jadi oleh mereka (anggota Banser Garut) tidak dibakar, tetapi langsung buang saja ke comberan,” lanjutnya.
Yaqut menegaskan bahwa tindakan belasan anggota Banser di Garut itu justru merupakan sebuah penghormatan terhadap kalimat Tauhid dan bukan perbuatan salah. Menurutnya, hal sama juga akan dilakukan jika menemukan sobekan naskah atau mushaf Alquran.
Yaqut menyatakan bendera itu lebih baik dibakar daripada ada pihak lain yang menaruh di tempat yang tidak semestinya. ia juga tak menyinggung soal sanksi yang kemungkinan diberikan pada anggota Banser yang nampak terlibat pembakaran.
“Membakar bendera yang ada tulisan kalimat tauhid tersebut, hemat saya, teman-teman ingin memperlakukan sebagaimana jika mereka menemukan potongan sobekan mushaf Alquran,” kata Yaqut.
“Mereka akan bakar sobekan itu, demi untuk menghormati dan menjaga agar tidak terinjak-injak atau terbuang di tempat yang tidak semestinya,” lanjutnya.
“Saya yakin teman-teman melihat itu sebagai bendera HTI. Dan kita enggak ada urusan dengan bendera organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah dan faktanya memang mengancam kedaulatan,” kata Yaqut.
Referensi :
https://www.cnnindonesia.com/…/gp-ansor-klaim-bakar-bendera…
https://www.cnnindonesia.com/…/fpi-kecam-banser-garut-yang-…