Klarifikasi oleh Pipiet Laily Savitri, akun yang fotonya disalahgunakan: “Aku masih hidup dan masih bs mikir waras …”, selengkapnya di bagian PENJELASAN.

======

KATEGORI

Disinformasi.

======

SUMBER

http://bit.ly/2Q6LGVO, post oleh akun-akun di Facebook.

======

NARASI

(1) “Masih ingat kan dengan kasus bom bunuh diri di Surabaya?? Ternyata mereka dr kubu ganti ganti ituu.. kok ngeri yah, ayok banyak mikir biar cerdas.. dan pastinya terus waspada’.

——

(2) Variasi narasi lainnya.

======

PENJELASAN

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

——

(2) http://bit.ly/2wOFIkh, Pipiet Laily Savitri: “Aku masih hidup dan masih bs mikir waras, nasi masih enak dan masih harus semangat ikhtiar #2019gantipresiden .

Susah2 aku berusaha agar gak cepet mati, kemoterapi pun kujalani.

Ngapain mainan bom bunuh diri?

*Apa maksudnya orang ini upload fotoku ya? Dijadikan contoh calon pelaku bom bunuh diri? Na’udzubillah.

Makasih Mas Wisnu Purnomo Sidhi sudah colek aku…🙏

Tak lapor bojoku juga ah, Pa Zulkifli Zul ini lho foto istrimu disejajarkan sama foto pelaku bom. Jiann…serik tenan….”

——

(3) Tempo: “Sang istri diketahui bernama Puji Kuswati, sementara dua anaknya berinisial FS, 12 tahun, dan VR, sembilan tahun.”, selengkapnya di bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

http://bit.ly/2NpXHat, Tempo: “Pelaku Bom di Surabaya Satu Keluarga, Begini Pembagian Tugasnya

Reporter: Nur Hadi (Kontributor)
Editor: Ninis Chairunnisa
Minggu, 13 Mei 2018 18:46 WIB

(foto)
Presiden Jokowi (dua dari kiri) memantau langsung lokasi ledakan Bom Surabaya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), 13 Mei 2018. Sejauh ini, ada 11 korban tewas dan 41 orang luka-luka akibat kejadian ini. Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Surabaya – Kepolisian RI mengidentifikasi bahwa pelaku bom di Surabaya adalah satu keluarga. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan keluarga ini melakukan serangan di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya.

Tito mengatakan pelaku menggunakan mobil dalam melakukan aksinya. “Yang gunakan Avanza diduga keras itu adalah orang tuanya atau bapaknya,” ujarnya di Surabaya pada Ahad, 13 Mei 2018. Pelaku itu diketahui bernama Dita Upriyanto.

Pelaku ini, kata Tito, meledakkan diri menggunakan mobil di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Sebelumnya, Dita menurunkan anggota keluarganya, yang terdiri atas istri dan dua anaknya, di GKI Diponegoro. Sang istri diketahui bernama Puji Kuswati, sementara dua anaknya berinisial FS, 12 tahun, dan VR, sembilan tahun.

Ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela juga terkait dengan keluarga ini. Ledakan di gereja di Ngagel itu diduga dilakukan dua anak laki-laki Dita, yaitu Yusuf Fadil, 18 tahun, dan FH, 16 tahun. Mereka menggunakan bom yang diletakkan di pinggang. “Semuanya serangan bom bunuh diri, cuma bomnya berbeda,” kata Tito.

Tito pun menyebut para pelaku diduga berkaitan dengan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD). “Satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya. Dia adalah ketuanya Dita ini,” ucapnya.

Pada Ahad pagi ini, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Lokasi serangan bom di Surabaya terjadi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro; Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Baratajaya, Kecamatan Gubeng; dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.

NUR HADI | HUSSEIN ABRI”.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/741871666145371/