Akun atas nama Farid Fathur Fakhrudin mengunggah beberapa foto mahasiswa yang dianiaya oleh aparat kepolisian. Melalui narasinya, foto-foto itu seolah-olah berasal dari peristiwa yang baru saja terjadi. Namun, berdasarkan penelusuran, foto-foto itu berasal dari berbagai media pada tahun 2011, 2012, 2014, dan 2016. Dengan demikian, klaim bahwa foto-foto itu baru saja terjadi tidak benar.

 

=====

 

Kategori: Disinformasi

 

=====

 

Sumber: Pertanyaan Nursidi Didi (Anggota FAFHH) dan Media Sosial Facebook

 

https://www.facebook.com/farid.fakhrudin/posts/10217079200443344

 

=====

 

Narasi:

 

Mahasiswa…

Perjuanganmu tak akan sia-sia

Engkaulah Pejuang Untuk Rakyat Yang Sebenarnya…

Walau Media Saat ini Tak Berpihak.. suatu saat akan bertekuk lutut pada kalian…

 

=====

 

Penjelasan Lengkap:

 

Akun atas nama Farid Fathur Fakhrudin mengunggah beberapa foto mahasiswa yang dianiaya oleh aparat kepolisian. Pengunggahan foto itu disertai narasi yang membingkai persepsi bahwa foto-foto itu seperti berasal dari peristiwa yang baru saja terjadi.

 

Setelah ditelusuri masing-masing foto ternyata berasal dari beberapa media dari beberapa tahun belakangan. Foto pertama, yang menunjukkan seorang pemuda diseret polisi berasal dari peristiwa demonstrasi yang dilakukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Maluku kala memperingati dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK pada 21 Oktober 2016. Lelaki yang diseret dalam foto tersebut merupakan Ketua KAMMI Ambon, Asrul S. Kaisuku.

 

Foto kedua, yakni foto yang memperlihatkan seorang pria dikerubungi oleh aparat merupakan hasil jepretan fotografer TEMPO, Suryo Wibowo. Foto itu merupakan dokumentasi atas peristiwa unjuk rasa di pertigaan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jalan Solo, Yogyakarta pada 19 Maret 2012. Foto itu kemudian digunakan oleh Tempo.co sebagai ilustrasi untuk berita pada 25 Februari 2014 yang berjudul “Mahasiwa Kecam Aksi Polisi Bubarkan Demonstrasi.”

 

Lalu, foto ketiga atau foto yang memperlihatkan seorang pria diseret aparat kepolisian di depan pagar merupakan foto yang diambil wartawan Tribun Pontianak, Galih Nofrio Nanda pada tanggal 29 September 2014. Foto itu merupakan foto peristiwa seorang aktivis mahasiswa yang terkapar ketika demonstrasi Pelantikan DPRD Provinsi Kalimantan Barat periode 2014-2019. Pada unjuk rasa tersebut, mahasiswa menolak  RUU Pilkada yang menghilangkan pemilihan umum langsung dari rakyat.

 

Dan, foto keempat, yakni foto polisi hendak memukul seorang pria yang menggunakan pengeras suara merupakan foto peristiwa demonstrasi Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Aspirasi Rakyat (Solmadapar) yang meminta penanganan kasus korupsi dana Bansos KONI Kalimantan Barat pada 12 Desember 2011. Foto itu diterbitkan pada surat kabar cetak Equator, media massa cetak di Kalimantan Barat, pada tanggal 13 Desember 2011.

 

Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, foto-foto yang diunggah oleh akun Farid Fathur Fakhrudin memang merupakan foto mahasiswa yang mengalami tindak kekerasan dari oknum aparat kepolisian. Namun, foto-foto itu berasal dari peristiwa yang sudah lama terjadi, yakni pada tahun 2011, 2012, 2014, dan 2016.

 

Dengan demikian, foto-foto itu bukan dari peristiwa yang baru saja terjadi. Adapun, keempat foto itu pun dipublikasikan di media massa sehingga klaim bahwa media massa tidak meliputnya merupakan klaim yang tidak benar.

 

=====

 

Referensi:

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/748170562182148/

http://kilasmaluku.fajar.co.id/2016/10/21/pak-pol-apa-yang-salah-dari-demo-kammi-sampai-anda-perlakukan-seperti-itu/

https://dokumen.tips/documents/13-desember-2011.html

https://nasional.tempo.co/read/557469/mahasiwa-kecam-aksi-polisi-bubarkan-demonstrasi

http://pontianak.tribunnews.com/2014/09/30/hmi-ketapang-minta-pecat-polisi-anarkis