Post sumber menggunakan video yang kasusnya sudah diselesaikan oleh Dewan Pers dan pihak-pihak yang terkait di 2014, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
——
(2) http://bit.ly/2DAA5Me, post oleh akun “Clodia” (facebook.com/clody.clody.927), sudah dibagikan 4.257 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“PDIP MENERIMA KUNJUNGAN PKI CHINA.UNTUK JALUN KERJA SAMA ANTAR KADER. VIDEO NEWS DOKUMENTER TVONE”.
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
Kasus yang sudah selesai di 2014 diedarkan kembali untuk membangun premise dan framing.
——
(2) http://bit.ly/2O7Lozz, the Telegraph: “A good example is the best sermon: how Chinese communism has gone from strength to strength”, salah satu sumber foto yang digunakan oleh post sumber.
——
(3) http://bit.ly/2QWZ8vV, merdeka(dot)com: “Ini sikap TvOne usai diberi sanksi samakan PDIP dengan PKI”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
——
(4) http://bit.ly/2xBtL1F, Kontan: “Ketua MPR: Pemberitaan TV One sangat brutal”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(5) http://bit.ly/2pAQ7w1, suara(dot)com: “Ini Penjelasan tvOne Soal Pemberitaan PDIP Usung Kader PKI”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
——
(6) http://bit.ly/2pwFnyu, KBR: “Ini Narasi Berita di TVone Hubungkan PDIP dengan Komunis”, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
——
(7) http://bit.ly/2Q2dZ6N, merdeka(dot)com: “Perkuat kaderisasi, PDIP belajar dari Partai Komunis China”, selengkapnya di (5) bagian REFERENSI. Sumber pertama yang dijadikan sumber oleh berita tvOne.
——
(8) http://bit.ly/2QUC7cR, antaranews(dot)com: “Kader PDIP belajar di China”, selengkapnya di (6) bagian REFERENSI. Sumber kedua yang dijadikan sumber oleh berita tvOne.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2QWZ8vV, merdeka(dot)com: “Ini sikap TvOne usai diberi sanksi samakan PDIP dengan PKI
Sabtu, 5 Juli 2014 08:16
Reporter : Angga Yudha Pratomo
(foto)
Kebakaran tvOne. ©2013 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com – Dewan Pers hari telah lakukan pemanggilan pihak tvOne dan PDI Perjuangan untuk mediasi. Pemanggilan keduanya lantaran situasi sempat memanas lantaran televisi milik Viva Grup itu membuat berita yang dianggap sebagai fitnah Komunis Indonesia (PKI).
Dalam pemberitaannya, tvOne mengaitkan partai besutan Megawati Soekarnoputri dengan aliran komunis. Akibatnya, dari pemberitaan itu simpatisan PDIP terpancing menyegel dan mencoret-coret kantor tvOne biro Yogyakarta.
Butut panjang dari beberapa rangkaian kasus itu memaksa keduanya berkumpul di Dewan Pers. Lantas, televisi milik pengusaha sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie itu langsung mengeluarkan sikap dari protes keras tersebut.
Berikut merdeka.com merangkum sikap tvOne usai diberi sanksi oleh Dewan Pers:
(foto)
Kantor TvOne di Jogja disegel PDIP. ?2014 merdeka.com/kresna
1. TvOne akui berita PDIP jiplak PKI salah
Merdeka.com – Pihak tvOne diprotes PDIP lantaran memberitakan partai berlambang banteng proporsional itu disebut jiplakan PKI. Pihak tvOne akhirnya mengakui kalau berita tersebut salah.
“Kita bikin berita salah kita ralat. Latar belakang pemberitaan itu tidak ada, hanya kekurangan kelengkapan narasumber,” ujar Wapemred tvOne Toto Suryanto di Dewan Pers, Jumat (4/7).
Toto menambahkan pihak tvOne pun tak keberatan dengan memberikan hak jawab kepada PDIP. Namun, mengenai permintaan maaf terbuka, tvOne masih akan pikir-pikir terlebih dahulu.
“Lihat saja nanti,” katanya singkat.
(foto)
Kantor TvOne di Yogya disegel PDIP. ?2014 merdeka.com/kresna
2. Bantah diperintah Ical
Merdeka.com – Pihak tvOne mengaku pemberitaan yang menyebut PDIP jiplak PDIP murni kesalahan redaksi saja. Pihak tvOne membantah kalau pemberitaan itu atas perintah dari pemilik, Aburizal Bakrie (Ical).
“Setiap tanggung jawab pemberitaan dari mana pun saya yang tanggung, tidak ada hubungannya (Ical),” ujar Wapemred tvOne Toto Suryanto di Dewan Pers, Jumat (4/7).
Toto beralasan bukan hanya tvOne saja yang pernah melakukan kesalahan. Dia menilai banyak media juga pernah melakukan pemberitaan yang salah.
“Kita bikin berita salah kita ralat,” tuturnya
(foto)
Kebakaran tvOne. ?2013 merdeka.com/imam buhori
3. TvOne minta maaf ke PDIP
Merdeka.com – Pihak tvOne akhirnya meminta maaf kepada PDIP karena menyiarkan pemberitaan yang menyebut partai berlambang banteng itu jiplakan PKI. Selain meminta maaf, tvOne juga akan memberikan hak jawab kepada PDIP.
” TvOne bersedia memuat hak jawab secara proporsional disertai permintaan maaf kepada PDIP dan pemirsa. Hak jawab dimuat tiga kali pada jam yang sama dengan berita yang diadukan selambat-lambatnya Sabtu 5 Juli 2014,” ujar Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers M Ridlo usai mediasi dengan tvOne dan PDIP di Dewan Pers, Jumat (4/7).
Ridlo menambahkan, tvOne juga bersedia risalah penyelesaian tersebut sebagai bagian dari hak jawab. tvOne berkomitmen menaati kode etik jurnalistik dalam pemberitaan selanjutnya.
“Kedua belah pihak sepakat kasus ini selesai dan tidak melanjutkan ke proses hukum, kecuali kesepakatan di atas tidak dipenuhi,” katanya.
Sementara itu, Wasekjen PDIP Achmad Basarah mengimbau agar seluruh jajaran simpatisan PDIP mampu menjaga etika dan sopan santun. Jangan sampai ada kasus penyegelan kantor tvOne seperti di Yogyakarta.
“Ini bulan suci Ramadan semua harap jaga etika,” kata Basarah.”
——
(2) http://bit.ly/2xBtL1F, Kontan: “Ketua MPR: Pemberitaan TV One sangat brutal
Jumat, 04 Juli 2014 / 10:20 WIB
(foto)
AKARTA. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto mengkritik pemberitaan TV One yang mengangkat isu komunisme menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014. Sidarto mengaku menolak suasana yang tidak kondusif akibat provokasi pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta.
“Tindakan membohongi publik yang dilakukan pers tersebut jelas mencederai demokrasi dan tidak memberikan pendidikan politik yang sehat,” ujar Sidarto dalam keterangan pers, Kamis (3/7).
Sidarto yang juga politisi senior PDI Perjuangan itu mengatakan, pemberitaan TV One yang mengaitkan PDI-P dengan Komunis adalah serangan yang sangat brutal. Ia menilai TV One tidak menjaga independesinya dan mencederai jurnalisme yang seharusnya sehat dan beradab.
“Jurnalis-jurnalis TV One pastilah tahu dan paham betul bahwa komunis di banyak negara secara substansial telah berubah. Komunisme lebih merupakan bungkus semata. Tiongkok yang negara komunis pun telah bergeser menerapkan sistem pasar bebas dalam kebijakan ekonominya. Di Eropa Timur, komunisme tidak dapat tempat dalam sistem politik,” kata Sidarto.
Sidarto menambahkan, jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, Indonesia sebagai bangsa telah tumbuh dengan budaya demokratis, yang menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nilai ketuhanan.
Karena itu, Sidarto menilai isu komunis yang diangkat TV One terlalu dipaksakan. Apalagi, kata dia, Partai Golkar dan Partai Demokrat juga pernah bertemu Partai Komunis China. Namun, informasi itu disembunyikan TV One.
Sidarto juga membantah jika calon presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut penganut paham komunis. “Joko Widodo adalah muslim yang taat beribadah dan pemimpin yang berkepribadian Indonesia, yang berkali-kali telah diperlihatkannya,” kata Sidarto.
Sidarto meminta Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menindak anggotanya yang tidak mengindahkan Kode Etik jurnalistik. Ia juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjalankan fungsinya.
“Kita harus membangun demokrasi dengan lembaga penyiaran dan lembaga pers yang beradab. Aparat hukum dalam hal ini pihak Polri untuk menindak pelaku kebohongan yang menggunakan frekuensi milik publik,” pungkasnya.
Sebelumnya, pihak TV One berencana menemui pengurus PDIP dalam waktu dekat untuk membicarakan masalah tersebut. General Manager Public Communication TV One, Raldi Doy mengatakan, pihaknya selalu terbuka untuk menerima masukan dan koreksi. Klarifikasi untuk tayangan yang menuai protes itu juga sudah dilakukan. (Meidella Syahni)
Reporter: Yudho Winarto
Editor: Yudho Winarto”.
——
(3) http://bit.ly/2pAQ7w1, suara(dot)com: “Ini Penjelasan tvOne Soal Pemberitaan PDIP Usung Kader PKI
Ruben Setiawan Kamis, 03 Juli 2014 | 00:01 WIB
(foto)
Logo tvOne
Tv One dituding mempublikasikan berita miring tersebut.
Suara.com – Wakil Pemimpin Redaksi tvOne Totok Suryanto membantah bahwa tvOne membuat pemberitaan yang seolah-olah membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mengusung kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Tidak, tidak ada kalimat seperti itu. Kami tidak pernah ada niat untuk menjelek-jelekkan partai manapun,” tegas Totok.
Totok menilai, Â hal itu terjadi karena kesalahpahaman semata. Dia mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan klarifikasi dengan PDI Perjuangan.
“Sebenarnya itu hanya kesalahpahaman, kami tadi siang sudah berkomunikasi dengan teman-teman di PDIP, termasuk Hasto Kristianto (Wakil Sekjen PDI Perjuangan) untuk menjelaskan masalahnya,” kata Totok saat dihubungi suara.com melalui sambungan telepon.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo meminta kepada semua kader partai banteng moncong putih siaga satu. Seruan Tjahjo ini untuk merespon pemberitaan stasiun tvOne yang menyebutkan seolah-olah partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu mengusung kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
Seruan itu langsung dijawab oleh massa simpatisan PDI Perjuangan Yogyakarta. Mereka mengepung kantor perwakilan tvOne di Yogyakarta, hari Rabu (2/7/2014) malam waktu setempat dan melakukan aksi unjuk rasa dan corat-coret.”
——
(4) http://bit.ly/2pwFnyu, KBR: “Ini Narasi Berita di TVone Hubungkan PDIP dengan Komunis
KBR, Jakarta – Partai PDI Perjuangan tersinggung dengan lansiran pemberitaan TV milik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, TVone, yang menyebutkan PDIP berhubungan erat dengan kelompok komunis Tiongkok. Berita itu disiarkan, Rabu (2/7) malam.
Kamis, 03 Jul 2014 09:58 WIB
Yuriantin
(foto)
PDIP, jokowi, prabowo
KBR, Jakarta – Partai PDI Perjuangan tersinggung dengan lansiran pemberitaan TV milik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, TVone, yang menyebutkan PDIP berhubungan erat dengan kelompok komunis Tiongkok. Berita itu disiarkan, Rabu (2/7) malam.
Potongan berita itu diunggah dalam situs Youtube dengan judul ‘TVOne Sindir PDIP Sama Dengan Partai Komunis (PKI)’. Berita berdurasi 1.08 menit itu hanya mengambil lansiran informasi berita di media online. Tidak ada wawancara dan konfirmasi dalam berita itu.
Berikut narasi berita tersebut yang membuat PDIP geram:
Terkait laten komunis, ternyata Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membina hubungan erat dengan partai komunis Tiongkok atau CPC. Selain menerima kunjungan perwakilan dari partai komunis Tiongkok, PDIP juga mengirimkan sejumlah kadernya untuk mengenyam ilmu di partai komunis itu. Kunjungan partai komunis Tiongkok ke Indonesia dilakukan akhir 2012 lalu.
Pertemuan dihadiri oleh delegasi partai komunis dan petinggi PDIP, di antaranya Wasekjen Hasto Kristiyanto dan Rokhmin Dahuri. Kunjungan ini disebut-sebut sebagai kunjungan penting untuk pembelajaran pembangunan kader akar rumput bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Tak hanya itu, PDIP juga mengirim 15 kadernya ke Tiongkok untuk memenuhi undangan partai komunis Tiongkok. Pengiriman kader ini dilakukan untuk studi banding berbagai masalah pembangunan. Sejumlah nama petinggi PDIP seperti Eva Sundari, Vanda Sarundajang, serta kepala daerah asal PDIP juga mengenyam ilmu politik dari partai komunis tersebut.
Editor: Pebriansyah Ariefana”.
——
(5) http://bit.ly/2Q2dZ6N, merdeka(dot)com: “Perkuat kaderisasi, PDIP belajar dari Partai Komunis China
Selasa, 11 September 2012 16:29
Reporter : Yulistyo Pratomo
(foto)
Kampanye PDIP. meedeka.com
Merdeka.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kedatangan Partai Komunis China (The Communist Party of China/CPC). Partai nasionalis itu ingin belajar sistem pengkaderan CPC yang dikenal berhasil.
“Kedatangan delegasi dari CPC ini sangat berarti penting selain untuk melakukan pembelajaran mengenai pembangunan kader akar rumput serta pengentasan kemiskinan,” ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Hubungan Luar Negeri Andreas Pareira di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (11/9).
Dalam diskusi bertajuk ‘Peran Partai dalam Membangun Organisasi Akar Rumput dan Pengentasan Kemiskinan’ ini, Andreas berharap pertemuan bisa mempererat hubungan persahabatan kedua partai.
Sebaliknya, Deputy Director General International Exchange Center of IDCPC Ah Yuejun, mengatakan kunjungannya untuk mengajak melakukan studi banding mengenai bagaimana melakukan kaderisasi dan pendidikan kepemimpinan.
“Kami juga ingin meningkatkan pengetahuan kepada China. Kalau memungkinkan, kami juga bersedia mengundang organisasi syariah anda atau NGO ke China. Saya juga ingin mengundang delegasi PDIP ke sekolah partai di China,” sebut Yuejun.
Delegasi PKC di Indonesia selama lima hari, terdiri dari Vice President, China Eksekutif Leadership Academy Pudong (CELAP) Jiang Haishan, Director International Exchange Center of IDCPC Wu Zhenghong, Third Secretary From Embassy of The People’s Republic of China Chen Bin, Researcher The Office of Poverty Alleviation and Development of The State Council Gou Jianjun, dan Deputy Division Director Bereau IDCPC Mei Jing.
Sedangkan PDIP diwakili Wakil Sekjen Bid Kesekretariatan Hasto Kristiyanto, Ketua Bidang Perikanan dan kelautan Rokhmin Dahuri, Ketua Bidang Kehutanan dan Perkebunan M Prakosa, Ketua Bidang Pertanian Perikanan Kelautan Mindo Sianipar dan Ketua Bidang Perempuan dan Anak SB Wiryanti Sukamd [ren]”.
——
(6) http://bit.ly/2QUC7cR, antaranews(dot)com: “Kader PDIP belajar di China
Senin, 14 Oktober 2013 11:48 WIB
(foto)
Anggota Komisi III DPR Eva Sundari (FOTO ANTARA)
Semarang (ANTARA News) – Sebanyak 15 kader PDI Perjuangan bertolak dari Jakarta menuju China, Senin, guna memenuhi undangan Partai Komunis China untuk studi banding berbagai masalah pembangunan di sekolah partai negara tersebut hingga 23 Oktober 2013.
Sebelum bertolak menuju China, Senin pagi, Eva Kusuma Sundari selaku pimpinan delegasi PDI Perjuangan kepada Antara menjelaskan bahwa kader partainya yang belajar di sekolah partai itu merupakan angkatan ketiga pada tahun ini.
Selain Eva yang juga anggota Komisi III DPR RI, kader PDI Perjuangan lainnya yang berangkat ke Negeri Tirai Bambu, antara lain Vanda Sarundayang (anggota Komisi VI DPR RI yang sekaligus Ketua Taruna Merah Putih Sulut), Bupati Ngawi Budi Sulistyo, Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin, dan Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bambang Kusriyanto.
“Selebihnya, anggota berbagai departemen di Departemen Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan,” kata Eva yang juga anggota Departemen Kaderisasi Departemen Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.
Selama kunjungan, lanjut Eva, delegasi akan pergi ke Shanghai, Guiyang, dan Beijing.
Ia lantas menjelaskan pelbagai kegiatan di Shanghai, yakni delegasi akan meninjau lapangan untuk mempelajari bagaimana cabang dan ranting partai bekerja, melakukan observasi di pusat perawatan kesehatan anak-anak, dan melihat bagaimana sektor pertanian di perdesaan dikembangkan.
Di Guiyang, delegasi akan mempelajari bagaimana pemerintah setempat membina dan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor produk industri kesehatan agar bisa masuk pasar internasional.
Adapun program di Beijing, kata Eva, akan diisi dengan serial “workshop” dengan para ahli dan pengurus Sekolah Partai China dengan topik, antara lain “Grassroots Cadres Competitive Selection and Training”; “The Experiences on Building Close Party-Masses Relationship”; dan “Sharing Experiences on Strengthening and Innovating Of Social Administration”.
Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013″.
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/752505581748646/