Konteks sebenarnya adalah kegiatan edukasi di Bali tentang cara aman mengkonsumsi daging Babi berkaitan dengan Meningitis, bukan “Membabikan NKRI” seperti premis yang dibangun oleh post-post yang beredar. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
======
KATEGORI
Disinformasi.
======
SUMBER
(1) http://bit.ly/2LUkxXD, post ke grup “Dukung Prabowo 2019” (facebook.com/groups/138883056661195) oleh akun “Moza Eza” (facebook.com/moza.eza.9), sudah dibagikan 546 kali per tangkapan layar dibuat.
——
(2) http://bit.ly/2AJR7q7, post oleh akun-akun lainnya di Facebook (public posts).
======
NARASI
“PDIP KAMPANYEKAN MAKAN BABI Mau dibawa kemana NKRI?” dengan membagikan tautan artikel “PDIP Tegaskan Makan Babi Aman bagi Kesehatan” dari situs SuaraNasional.
======
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC, firsdraftnews.org: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.
——
(2) JPNN: “Kabar Hoaks Provokasi Soal Babi Halal”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.
——
(3) Warta Kota: “Penyuluhan Konsumsi Daging Babi Yang Benar Di Bali Disesatkan Untuk Menjadi Fitnah Kepada PDIP”, selengkapnya di (3) bagian REFERENSI.
——
(4) SuaraNasional: “PDIP Tegaskan Makan Babi Aman bagi Kesehatan”, laman yang dibagikan oleh sebagian post di Facebook, selengkapnya di (4) bagian REFERENSI.
======
REFERENSI
(1) http://bit.ly/2Mmwu4l, post sebelumnya di tahun lalu: “[DISINFORMASI] “MULAI TAHUN DEPAN, PDIP MINTA MUI AGAR BABI PANGGAN HALAL…””.
——
(2) http://bit.ly/2LUlqiV, JPNN: “Kabar Hoaks Provokasi Soal Babi Halal
Sabtu, 07 Oktober 2017 – 10:32 WIB
(foto)
KHAS: Meski sama-sama menjual sate babi, namun soal rasa masing-masing warung memiliki kekhasan yang berbeda-beda (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)
jpnn.com, JAKARTA – Upaya DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit meningitis pada hewan babi berbuah kabar hoaks.
Berita tentang kegiatan itu dipelintir blog panca-news.blogspot.co.id dengan membuat tulisan yang terkesan mengadu domba.
Tulisan hoax yang dimaksud itu berjudul Mulai Tahun Depan, PDIP Minta MUI Agar Babi Panggan Halal Untuk Dikonsumsi di kalangan Masyarakat Termasuk Pesantren.
Siapa pun yang hanya membaca judul berita itu mungkin akan terpancing emosi.
Terutama umat muslim yang memang tidak mengonsumsi babi. Apalagi, berita itu disertai foto sejumlah orang berbatik merah dengan latar belakang logo PDIP serta babi panggang di atas meja.
Foto tersebut memang asli. Kejadiannya juga benar di kantor sekretariat DPD PDIP Bali, 21 Maret 2017.
Namun, judul tulisan blog panca-news.blogspot.co.id yang ngawur.
Di tulisan itu sama sekali tak ada penjelasan bahwa PDIP meminta MUI untuk menghalalkan babi panggang.
Isi tulisan blog panca-news.blogspot.co.id ternyata mengutip sejumlah portal berita.
Isinya terkait sosialisasi penyakit meningitis pada babi.
Wakil Ketua PDIP Bali Nyoman Parta mengatakan, babi bukanlah penyebab tunggal meningitis. Selain bakteri, ada virus, jamur, dan parasit.
Menurut dia, masyarakat Bali yang mengonsumsi babi diminta benar-benar memasak dengan matang.
Dalam kegiatan itu, PDIP Bali juga menghadirkan pakar dari Universitas Udayana.
Di antaranya, Prof Komang Budaarsana (katua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia).
Kala itu Komang menjelaskan soal bakteri meningitis Streptococcus suis (MMS).
Menurut Komang, bakteri MMS bisa mati pada suhu 56 derajat Celsius.
Nah, mereka yang mengonsumsi daging babi guling harus mematangkannya dengan suhu 110 derajat selama dua jam.
“Peralatan yang dipakai juga harus bersih,” kata Komang.
Menurut Komang, masyarakat Bali memang perlu diedukasi untuk memahami bakteri MMS karena sebagian besar mengonsumsi babi.
Selama lebih dari 20 tahun, bakteri tersebut menjadi masalah di peternakan babi.
MMS, menurut Komang, tidak hanya menginfeksi babi, tapi juga bisa menyerang manusia.
Berita tentang kegiatan itu sebenarnya juga dipublikasikan media-media lokal. Baik cetak maupun online.
Termasuk situs resmi DPD PDIP Bali. Pada media-media mainstream itu, tidak ditemukan adanya kalimat PDIP meminta MUI menghalalkan babi.
Blog panca-news.blogspot.co.id tidak hanya piawai memelintir berita. Situs itu juga meresahkan karena menampilkan iklan-iklan dengan gambar konten dewasa.
Gambar-gambar itu muncul karena blog tersebut mendulang pundi-pundi uang dengan menjadi publisher dari penyedia iklan online adnow.
Sebenarnya, kalau niatnya baik, gambar-gambar itu bisa difilter.
Namun, panca-news.blogspot.co.id memang sengaja memilih menjadi publisher untuk konten-konten dewasa.
Jadi, kalau Anda menemukan link artikel tentang PDIP meminta MUI menghalalkan babi, tolong jangan sekali-kali diklik. Apalagi jika di sekitar Anda ada anak-anak.
Selain mendulang iklan dari adnow, situs itu menjadi publisher penyedia iklan online payclick.
Jadi, bisa Aanda bayangkan sendiri berapa pendapatan situs itu ketika berhasil mengelabui orang untuk mengeklik artikel yang mereka buat.
Padahal, artikel tersebut hanya bermodal memelintir berita dari media mainstream.
Dari pencarian yang dilakukan Jawa Pos kemarin, artikel tersebut telah banyak disebar di Facebook.
Ada yang berasal dari panca-news, ada juga dari beberapa blog lainnya.
Melihat reaksi dari orang-orang yang membagikan link tentang artikel itu, mungkin mereka tidak membaca beritanya. Tapi, sekadar beraksi ketika membaca judulnya. (gun/eko/c10/fat/jpnn)”
——
(3) http://bit.ly/2vlyZxI, Warta Kota: “Penyuluhan Konsumsi Daging Babi Yang Benar Di Bali Disesatkan Untuk Menjadi Fitnah Kepada PDIP
By Warta Kota – 20/07/2018
(foto)
Penyuluhan Konsumsi Daging Babi Yang Benar Di Bali Disesatkan Untuk Menjadi Fitnah Kepada PDIP
Suatu tulisan klikbait yang memang ditujukan sebagai fitnah kepada PDI Perjuangan seolah-olah partai yang dipimpin oleh Hj. Megawati Soekarnoputri ini menganjurkan masyarakat mengkonsumsi daging babi.
Padahal kegiatan yang menjadi referensi tulisan/artikel tersebut berlangsung di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Bali dimana Wakil Ketua DPD PDIP Nyoman Parta menggagas pertemuan dengan pakar peternakan Universitas Udayana Bali.
Parta dalam kesempatan tersebut ingin membuktikan bahwa konsumsi daging yang biasa dilakukan masyarakat Bali bukanlah penyebab tunggal meningitis. Di samping bakteri, ada juga virus, jamur, dan parasit. Ia menyerukan kepada masyarakat agar jangan lagi takut mengonsumsi babi. Asalkan babi dimasak benar-benar matang, tentu saja aman bagi tubuh.
Tiga pakar dari Unud yang diundang adalah Peneliti Ternak Babi Prof. Komang Budaarsana (ketua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Unud Dr. I. I Nyoman Tirta Aryana (sekjen Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), dan dosen Fakultas Peternakan Unud Dr. Ni Luh Putu Sriyani (ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia). Sehingga acara tersebut murni sebagai penyuluhan kepada masyarakat di Bali.
Sebelum dilaksanakan makan bersama, para pakar menjelaskan soal bakteri Meningitis Streptocuccus suis (MSS). Menurut Prof. Komang Buda, bakteri MSS akan mati pada suhu 56 derajat celcius.
Sedangkan babi guling dengan berat antara 20-40 kg akan matang pada suhu 110 derajat celcius selama kurang lebih 2 jam.
Dari penjelasan diatas maka berbagai judul yang dimuat di artikel dan media online terkait hal tersebut sangat menyesatkan dan merugikan pihak PDIP.
Hendaknya masyarakat jangan berprasangka buruk dan terprovokasi oleh pemberitaan yang menggunakan judul yang tendensius dan intimidatif apalagi mengaitkan isu agama.
Masyarakat harus terbiasa untuk menggali informasi lebih dalam lagi terutama modus klikbait yang hanya mengandalkan judul bombastis untuk menyerang seseorang maupun organisasi dengan fitnah akibat disinformasi.”
——
(4) http://bit.ly/2ANQvQh, SuaraNasional: “24/03/2017
By Ibnu Maksum
PDIP Tegaskan Makan Babi Aman bagi Kesehatan Ibnu Maksum-Politik
(foto)
DPD PDIP Bali kampanye makan babi (IST)
(foto)
DPD PDIP Bali kampanye makan babi (IST)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) daerah Bali melakukan kampanye makan daging babi, Senin (21/3).
Menurut partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, makan babi aman bagi kesehatan dan tidak khawatir ada cacing pita.
Dikutip dari Radar Bali, acara yang digagas Wakil Ketua DPD PDIP Nyoman Parta itu dihadiri pakar peternakan Unud dan awak media sembari menyantap babi guling bersama.
Parta mengatakan, babi bukanlah penyebab tunggal meningitis. Di samping bakteri, ada juga virus, jamur, dan parasit.
Ia menyerukan kepada masyarakat agar jangan lagi takut mengonsumsi babi. Asalkan babi dimasak benar-benar matang, tentu saja aman bagi tubuh.
“Jadi, salah besar kalau mengkambinghitamkan babi,” kata Parta bersemangat.
Tiga pakar dari Unud yang diundang adalah Peneliti Ternak Babi Prof. Komang Budaarsana (ketua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Unud Dr. I. I Nyoman Tirta Aryana (sekjen Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), dan dosen Fakultas Peternakan Unud Dr. Ni Luh Putu Sriyani (ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia).
Sebelum dilaksanakan makan bersama, para pakar menjelaskan soal bakteri Meningitis Streptocuccus suis (MSS). Menurut Prof. Komang Buda, bakteri MSS akan mati pada suhu 56 derajat celcius.
Sedangkan babi guling dengan berat antara 20-40 kg akan matang pada suhu 110 derajat celcius selama kurang lebih 2 jam.
Dengan catatan, peralatan lain yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyajian babi guling juga harus bersih.
“Kalau semua itu terpenuhi, maka mengonsumsi daging babi sangat aman,” tegasnya.”
======
Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/714679245531280/