Atas kasus kaki seorang pelajar dari Kabupaten Pidie, Aceh, TM Helmi Sultansyah, tak dapat digerakkan setelah menerima imunisasi measles rubella (MR), pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi Aceh pun memberikan klarifikasi. Dilansir dari kumparan.com, detik.com, dan acehtrend.com, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif, menegaskan bahwa tidak dapat bergeraknya kaki Helmi bukan disebabkan akibat dari imunisasi MR. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, Hanif mengemukakan, penyakit itu secara kebetulan bersamaan dengan dilakukan suntik vaksin karena sebelum mendapatkan vaksin diketahui bahwa Helmi terlebih dahulu mengalami demam. “Itu secara kebetulan. Tidak berhubungan dengan imunisasi. Ini penyakit sendiri bukan efek dari vaksin MR,” ujarnya.
=====
Kategori: Klarifikasi
=====
Isi Klarifikasi Lengkap:
Seorang pelajar asal Kabupaten Pidie, Aceh, TM Helmi Sultansyah tidak dapat menggerakkan kakinya setelah menerima imunisasi measles rubella (MR). Tidak dapat bergeraknya kaki Helmi dicurigai efek kelumpuhan yang disebabkan vaksin MR. Menanggapi hal tersebut, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi Aceh pun angkat bicara dan memberikan klarifikasi.
Dilansir dari kumparan.com, detik.com, dan acehtrend.com, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif, menegaskan bahwa tidak dapat bergeraknya kaki Helmi bukan disebabkan akibat dari imunisasi MR. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, Hanif mengemukakan, penyakit itu secara kebetulan bersamaan dengan dilakukan suntik vaksin karena sebelum mendapatkan vaksin diketahui bahwa Helmi terlebih dahulu mengalami demam.
“Itu secara kebetulan. Tidak berhubungan dengan imunisasi. Ini penyakit sendiri bukan efek dari vaksin MR,” ujarnya.
Perihal kondisi Helmi, Hanif mengatakan, siswa tersebut telah mendapatkan perawatan dan penanganan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Dari hasil pemeriksaan, Hanif melanjutkan, kelumpuhan yang diderita Helmi merupakan kelemahan otot pada kedua kakinya dan kondisinya saat ini sudah berangsur-angsur membaik.
“Setelah kita beri obat sudah ada perbaikan. Penyembuhan sudah di atas 50 persen, dari awal kakinya tidak bisa digerakkan sekarang sudah mampu,” ujarnya.
Sama halnya dengan penjelasan dr Hanif, Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Aceh, M. Thaib menjelaskan, penyakit yang dialami Helmi disebut dengan koinsiden atau penyakitnya timbul secara kebetulan setelah diimunisasi.
“Penyakit yang timbul secara bersamaan bukan disebabkan karena imunisasi MR. Sekarang dia sudah menjalani perawatab di RSUDZA sejak Sabtu (11/8) sore lalu. Berdasarkan laporan dari hasil investigasi pasien ini lima hari sebelum diuminisasi mengalami demam tetapi sebelum diberikan imunisasi dia sudah sembuh,” jelasnya.
Thaib menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, Helmi tidak mengalami kelumpuhan melainkan hanya lemas. Karena, kata Thaib, dalam ketentuan imunisasi jika seorang anak itu menderita demam maka harus ditunda. Berbeda dengan Helmi, saat disuntik vaksin di sekolahnya dia sudah sembuh.
“Karena, kata Thaib, dalam ketentuan imunisasi jika seorang anak itu menderita demam maka harus ditunda. Berbeda dengan Helmi, saat disuntik vaksin di sekolahnya dia sudah sembuh.,” pungkasnya.
=====
Referensi: